Seorang pengemis duduk mengulurkan tangannya di sudut jalan.

Tolstoy,penulis besar Rusia yang kebetulan lewat di depannya, langsung 
berhenti dan mencoba mencari uang logam di sakunya.
Ternyata tak ada. Dengan amat sedih ia berkata, "Janganlah marah
kepadaku, hai Saudaraku. Aku tidak bawa uang."
Mendengar kata-kata itu, wajah pengemis berbinar-binar, dan ia
menjawab, "Tak apa-apa Tuan. Saya gembira sekali, karena Anda menyebut 
saya saudara. Ini pemberian yang sangat besar bagi saya."

Setiap manusia, apapun latar belakangnya, memiliki kesamaan yang
mendasar: ingin dipuji, diakui, didengarkan dan dihormati.
Kebutuhan ini sering terlupakan begitu saja. Banyak manajer yang masih 
beranggapan bahwa orang hanya termotivasi uang. Mereka lupa, nilai uang 
hanya bertahan sampai uang itu habis dibelanjakan. Ini sesuai dengan 
teori Herzberg yang mengatakan bahwa uang tak akan pernah mendatangkan 
kepuasan dalam bekerja.

Manusia bukan sekadar makhluk fisik, tapi juga makhluk spiritual yang 
membutuhkan sesuatu yang jauh lebih bernilai. Mereka butuh penghargaan 
dan pengakuan atas kontribusi mereka. Tak perlu sesuatu yang sulit atau 
mahal, ini bisa sesederhana pujian yang tulus.
Namun, memberikan pujian ternyata bukan mudah. Jauh lebih mudah 
mengritik orang lain.

Seorang kawan pernah mengatakan, "Bukannya saya tak mau memuji bawahan, 
tapi saya benar-benar tak tahu apa yang perlu saya puji. Kinerjanya 
begitu buruk." "Tahukah Anda kenapa kinerjanya begitu buruk?" saya balik 
bertanya. "Karena Anda sama sekali tak pernah memujinya!"
Persoalannya, mengapa kita begitu sulit memberi pujian pada orang lain?
Menurut saya, ada tiga hal penyebabnya, dan kesemuanya berakar pada cara 
kita memandang orang lain.
Pertama, kita tidak tulus mencintai mereka. Cinta kita bukanlah
unconditional love, tetapi cinta bersyarat. Kita mencintai pasangan
kita karena ia mengikuti kemauan kita, kita mencintai anak-anak kita
karenamereka berprestasi di sekolah, kita mengasihi bawahan kita karena 
mereka memenuhi target pekerjaan yang telah ditetapkan.

Perhatikanlah kata-kata di atas: cinta bersyarat. Artinya, kalau 
syarat-syarat tidak terpenuhi, cinta kita pun memudar. Padahal, cinta 
yang tulus seperti pepatah Perancis:
L`amour n`est pas parce que mais malgré
Artinya:
Cinta adalah bukan "cinta karena", tetapi "cinta walaupun".
Inilah cinta yang tulus, yang tanpa kondisi dan persyaratan apapun.

Cinta tanpa syarat adalah penjelmaan sikap Tuhan yang memberikan
rahmatNya tanpa pilih kasih. Cinta Tuhan adalah "cinta walaupun".
Walaupun Anda mengingkari nikmatNya, Dia tetap memberikan kepada Anda. 
Lihatlah bagaimana Dia menumbuhkan bunga-bunga yang indah untuk dapat 
dinikmati siapa saja tak peduli si baik atau si jahat. Dengan paradigma 
ini, Anda akan menjadi manusia yang tulus, yang senantiasa melihat sisi 
positif orang lain. Ini bisa memudahkan Anda memberi pujian.

Kesalahan kedua, kita lupa bahwa setiap manusia itu unik. Ada cerita
mengenai seorang turis yang masuk toko barang unik dan antik. Ia
berkata, "Tunjukkan pada saya barang paling unik dari semua yang ada di 
sini!" Pemilik toko memeriksa ratusan barang: binatang kering berisi 
kapuk, tengkorak, burung yang diawetkan, kepala rusa, lalu berpaling ke 
turis dan berkata, "Barang yang paling unik di toko ini tak dapat 
disangkal adalah saya sendiri!"

Setiap manusia adalah unik, tak ada dua orang yang persis sama. Kita
sering menyamaratakan orang, sehingga membuat kita tak tertarik pada 
orang lain. Padahal, dengan menyadari bahwa tiap orang berbeda, kita 
akan berusaha mencari daya tarik dan inner beauty setiap orang. Dengan 
demikian, kita akan mudah sekali memberi pujian.

Kesalahan ketiga disebut paradigm paralysis. Kita sering gagal melihat 
orang lain secara apa adanya, karena kita terperangkap dalam paradigma 
yang kita buat sendiri mengenai orang itu. Tanpa disadari kita sering 
mengotak-ngotakkan orang. Kita menempatkan mereka dalam label-label:
orang ini membosankan, orang itu menyebalkan, orang ini egois, orang itu 
mau menang sendiri. Inilah persoalannya: kita gagal melihat setiap orang 
sebagai manusia yang "segar dan baru". Padahal, pasangan, anak, kawan, 
dan bawahan kita yang sekarang bukanlah mereka yang kita lihat kemarin. 
Mereka berubah dan senantiasa baru dan segar setiap saat.

Penyakit yang kita alami, apalagi menghadapi orang yang sudah 
bertahun-tahun berinteraksi dengan kita adalah 4 L (Lu Lagi, Lu Lagi — 
bahasa Jakarta ). Kita sudah merasa tahu, paham dan hafal mengenai orang 
itu. Kita menganggap tak ada lagi sesuatu yang baru dari mereka. Maka, 
di hadapan kita mereka telah kehilangan daya tariknya.

Sewaktu membuat tulisan ini, istri saya pun menyindir saya dengan
mengatakan bahwa saya tak terlalu sering lagi memujinya setelah kami 
menikah. Sebelum menikah dulu, saya tak pernah kehabisan bahan untuk 
memujinya. Sindiran ini, tentu, membuat saya tersipu-sipu dan 
benar-benar mati kutu.

Pujian yang tulus merupakan penjelmaan Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi 
Maha Penyayang. Maka, ia mengandung energi positif yang amat dahsyat. 
Saya telah mencoba menerapkan pujian dan ucapan terima kasih kepada 
orang-orang yang saya jumpai: istri, pembantu yang membukakan pagar 
setiap pagi, bawahan di kantor, resepsionis di kantor klien, tukang 
parkir, satpam, penjaga toko maupun petugas di jalan tol.

Efeknya ternyata luar biasa. Pembantu bahkan menjawab ucapan terima 
kasih saya dengan doa, "Hati-hati di jalan Pak!" Orang-orang yang saya 
jumpai juga senantiasa memberi senyuman yang membahagiakan. Sepertinya 
mereka terbebas dari rutinitas pekerjaan yang menjemukan.

Pujian memang mengandung energi yang bisa mencerahkan, memotivasi, 
membuat orang bahagia dan bersyukur. Yang lebih penting, membuat orang 
merasa dimanusiakan.

-- 
you have this email because you join to "aga-madjid" GoogleGroups.
to post emails, just send to :
aga-madjid@googlegroups.com
to join this group, send blank email to :
aga-madjid-subscr...@googlegroups.com
to quit from this group, just send email to :
aga-madjid-unsubscr...@googlegroups.com
if you wanna know me, please visit my facebook at aga8...@gmail.com
or add me in Yahoo Messenger at aga.mad...@yahoo.com
thanks for joinning this group.

Kirim email ke