7 AMALAN Yang Dibayar TUNAI, Siapa Yang MENANAM, Dia Yang akan MENUAI

Penulis: *Muhammad Abduh Tuasikal*



*Segala puji itu hanyalah milik Allah. Dialah zat yang telah
 menyempurnakan nikmat-Nya untuk kita *



*dan secara berturut-turut memberikan berbagai pemberian dan anugerah
kepada kita.Semoga Allah menyanjung dan memberi keselamatan untuk Nabi kita
Muhammad, keluarganya yang *

*merupakan manusia pilihan dan semua sahabatnya yang merupakan
manusia-manusia yang bertakwa *



*seiring silih bergantinya malam dan siang.*
*Kita pasti pernah mendengar peribahasa ini, "Siapa yang menanam, Dia yang
akan menuai." **Maksudnya, jika seseorang menanam kebaikan, maka ia akan
menuai kebaikan pula.  Dan jika seseorang *

*menanam kejelekan, maka ia akan menuai hasil yang jelek pula. Berikut
beberapa contoh dalam Al Quran *






*dan hadits yang menceritakan maksud dari peribahasa ini.1. Menjaga Hak
Allah, Menuai Penjagaan AllahRasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah
mengajarkan pada Ibnu Abbas-radhiyallahu anhuma- sebuah kalimat, **احْفَظِ*
*اللَّهَ* *يَحْفَظْكَ*



*"Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu."[1]Yang dimaksud menjaga
Allah di sini adalah menjaga batasan-batasan,hak-hak, perintah, dan
 larangan-larangan Allah. Yaitu seseorang menjaganya dengan melaksanakan
perintah *

*Allah, menjauhi larangan-Nya, dan tidak melampaui batas dari batasan-Nya
(berupa perintah maupun larangan *


*Allah).Orang yang melakukan seperti ini, merekalah yang menjaga diri dari
batasan-batasan Allah. Yang utama  untuk *

*dijaga adalah shalat lima waktu yang wajib. Dan yang patut dijaga lagi
adalah pendengaran, penglihatan dan *

*lisan dari berbagai keharaman. Begitu pula yang mesti dijaga adalah
kemaluan, yaitu  meletakkannya pada yang *



*halal saja dan bukan melalui jalan haram yaitu zina.[2]Barangsiapa menjaga
diri dengan melakukan perintah dan menjauhi larangan,maka ia akan
mendapatkan dua *



*penjagaan.Penjagaan pertama: Allah akan menjaga urusan dunianya yaitu ia
akan mendapatkan penjagaan diri, anak, *



*keluarga dan harta.Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, "Barangsiapa menjaga
(hak-hak) Allah, maka Allah akan menjaganya dari *


*berbagai gangguan." Sebagian salafmengatakan, "Barangsiapa bertakwa pada
Allah, maka Allah akan menjaga dirinya. Barangsiapa *

*lalai dari takwa kepada Allah, maka Allah tidak ambil peduli padanya.
Orang itu berarti telah menyia-nyiakan *



*dirinya sendiri. Allah sama sekali tidak butuh padanya."Jika seseorang
berbuat maksiat, maka ia juga dapat melihat tingkah laku yang aneh pada
keluarganya bahkan *

*pada hewan tunggangannya. Sebagaimana sebagian salaf mengatakan, "Jika aku
bermaksiat pada Allah, maka *



*pasti aku akan menemui tingkah laku yang aneh pada budakku bahkan juga
pada hewan tungganganku."[3]Penjagaan kedua: Penjagaan yang lebih dari
penjagaan pertama, yaitu Allah akan menjaga agama dan *

*keimanannya. Allah akan menjaga dirinya dari pemikiran rancu yang bisa
menyesatkan dan dari berbagai *





*syahwat yang diharamkan.[4]Semoga dengan menjaga hak-hak Allah, kita semua
bisa menuai dua penjagaan ini.*


* 2. Berlaku Jujur, Menuai Kebaikan*

*Dari sahabat Abdullah bin Masud, ia menuturkan bahwa Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, **عَلَيْكُمْ* *بِالصِّدْقِ* *فَإِنَّ*
*الصِّدْقَ* *يَهْدِى* *إِلَى* *الْبِرِّ* *وَإِنَّ*
*الْبِرَّ* *يَهْدِى* *إِلَى* *الْجَنَّةِ* *وَمَا* *يَزَالُ* *الرَّجُلُ*
*يَصْدُقُ*
*وَيَتَحَرَّى* *الصِّدْقَ* *حَتَّى* *يُكْتَبَ* *عِنْدَ* *اللَّهِ*
*صِدِّيقًا*
*وَإِيَّاكُمْ* *وَالْكَذِبَ* *فَإِنَّ* *الْكَذِبَ* *يَهْدِى* *إِلَى*
*الْفُجُورِ* *وَإِنَّ*
*الْفُجُورَ* *يَهْدِى* *إِلَى* *النَّارِ* *وَمَا* *يَزَالُ* *الرَّجُلُ*
*يَكْذِبُ*
*وَيَتَحَرَّى* *الْكَذِبَ* *حَتَّى* *يُكْتَبَ* *عِنْدَ* *اللَّهِ*
*كَذَّابًا*

*"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran
akan megantarkan pada kebaikan *


*dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang
senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di
sisi Allah sebagai *


*orang yang jujur.Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena
sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan  dan *


*kejahatan akan mengantarkan pada neraka.Jika seseorang sukanya berdusta
dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai *



*pendusta."[5]Terkhusus lagi, beliau memerintahkan kejujuran ini pada
pedagang karena memang kebiasaan para pedagang *



*adalah melakukan penipuan dan menempuh segala cara demi melariskan barang
dagangan.Dari Rifaah, ia mengatakan bahwa ia pernah keluar bersama Nabi
shallallahu alaihi wa sallam ke tanah lapang *


*dan melihat manusia sedang melakukan transaksi jual beli. Beliau lalu
menyeru, "Wahai para pedagang!"Orang-orang pun memperhatikan seruan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sambil menengadahkan leher dan*

*pandangan mereka pada beliau. Lantas Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,*
*إِنَّ* *التُّجَّارَ* *يُبْعَثُونَ* يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ
مَنِ
اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ

*"Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti
sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali *



*pedagang yang bertakwa pada Allah, berbuat baik dan berlaku
jujur."[6]Berlaku jujur juga akan menuai berbagai keberkahan. Yang dimaksud
keberkahan adalah tetapnya dan bertam-*


*bahnya kebaikan. Dari sahabat Hakim bin Hizam, Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,**الْبَيِّعَانِ* *بِالْخِيَارِ* *مَا* *لَمْ* *يَتَفَرَّقَا*
 *أَوْ* *قَالَ* *حَتَّى*
*يَتَفَرَّقَا*  *فَإِنْ* *صَدَقَا* *وَبَيَّنَا* *بُورِكَ* *لَهُمَا* *فِى*
*بَيْعِهِمَا*
* ,**وَإِنْ* *كَتَمَا* *وَكَذَبَا* *مُحِقَتْ* *بَرَكَةُ* *بَيْعِهِمَا*

*"Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar)
selama keduanya belum berpisah. Bila *

*keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan
memperoleh keberkahan dalam transaksi ter-*

*sebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi,
niscaya akan hilanglah keberkahan bagi *



*mereka pada transaksi itu."[7]Inilah buah yang dipetik dari pedagang yang
tidak berlaku jujur. Sedangkan sebaliknya jika pedagang bisa berlaku *



*jujur, maka ia pun akan menuai berbagai kebaikan dan keberkahan.*







*3. Mudah Memaafkan dan Tawadhu, Menuai KemuliaanRasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ
اللَّهُ رَجُلاً بِعَفْوٍإِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ
رَفَعَهُ اللَّهُ"Sedekah tidak mungkin mengurangi harta. Tidaklah seseorang
suka memaafkan, melainkan ia akan semakin mulia. *



*Tidaklah seseorang bersikap tawadhu (rendah diri) karena Allah, melainkan
Allah akan meninggikan derajatnya."[8]Seseorang yang selalu memaafkan akan
semakin mulia dan bertambah kemuliaannya. Ia juga akan mendapatkan *

*balasan dan kemuliaan di akhirat. Begitu pula orang yang tawadhu (rendah
diri) karena Allah, ia akan ditinggikan *

*derajatnya di dunia, Allah akan senantiasa meneguhkan hatinya dan
meninggikan derajatnya di sisi manusia, serta *

*kedudukannya pun akan semakin mulia. Di akhirat pun, Allah akan
meninggikan derajatnya karena ketawadhuannya *



*di dunia.[9]*


* 4. Berperilaku Baik, Menjadi Teman Akrab*
*Allah Taala berfirman,*
*وَلَا* *تَسْتَوِي* *الْحَسَنَةُ* *وَلَا* *السَّيِّئَةُ* *ادْفَعْ*
*بِالَّتِي* *هِيَ*
*أَحْسَنُ* *فَإِذَا* *الَّذِي* *بَيْنَكَ* *وَبَيْنَهُ* *عَدَاوَةٌ*
*كَأَنَّهُ* *وَلِيٌّ*
*حَمِيمٌ** (34) **وَمَا* *يُلَقَّاهَا* *إِلَّا* *الَّذِينَ* *صَبَرُوا*
*وَمَا* *يُلَقَّاهَا*
*إِلَّا* *ذُو* *حَظٍّ* *عَظِيمٍ*
* (35)*
*"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan
cara yang lebih baik, maka tiba-tiba *

*orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah
menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat *

*yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar
dan tidak dianugerahkan melainkan *



*kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar." (QS. Fushilat:
34-35)Sahabat yg mulia, Ibnu Abbas -radhiyallahu anhuma- mengatakan,
Allahmemerintahkan pada orang beriman untuk *

*bersabar ketika ada yang membuat marah, membalas dengan kebaikan jika ada
yang buat jahil, dan memaafkan *

*ketika ada yang buat jelek. Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah
akan melindunginya dari gangguan setan*

*dan akan menundukkan musuh-musuhnya. Malah yang semula bermusuhan bisa
menjadi teman dekatnya karena tingkah *



*laku baik semacam ini.Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, Namun yang
mampu melakukan seperti ini adalah orang yang memiliki kesabaran.*



*Karena membalas orang yg menyakiti kita dengan kebaikan adalah suatu yang
berat bagi setiap jiwa.[10]*


* 5. Menolong dan Memudahkan Sesama, Menuai Pertolongan dan Kemudahan dari
Allah*
*Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,*
*مَنْ* *نَفَّسَ* *عَنْ* *مُؤْمِنٍ* *كُرْبَةً* *مِنْ* *كُرَبِ* *الدُّنْيَا*
*نَفَّسَ* *اللَّهُ*
*عَنْهُ* *كُرْبَةً* *مِنْ* *كُرَبِ* *يَوْمِ* *الْقِيَامَةِ* *وَمَنْ*
*يَسَّرَ* *عَلَى*
*مُعْسِرٍ* *يَسَّرَ* *اللَّهُ* *عَلَيْهِ* *فِى* *الدُّنْيَا* *وَالآخِرَةِ*
*وَمَنْ* *سَتَرَ*
*مُسْلِمًا* *سَتَرَهُ* *اللَّهُ* *فِى* *الدُّنْيَا* *وَالآخِرَةِ*
*وَاللَّهُ* *فِى* *عَوْنِ*
*الْعَبْدِ* *مَا* *كَانَ* *الْعَبْدُ* *فِى* *عَوْنِ* *أَخِيهِ*

*"Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di
dunia,  Allah akan meringankan kesusahannya *

*pada hari kiamat.  *

*Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit,  Allah
akan memberinya kemudahan di dunia dan *





*akhirat. Barangsiapa menutup 'aib seseorang, Allah pun akan menutupi
'aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya,
selama hamba tersebut menolong saudaranya."[11]Di antara bentuk pertolongan
di sini adalah seseorang memberikan kemudahan dalam masalah utang. Ini bisa
dilakukan *

*dengan dua cara. Cara pertama, memberikan tenggang waktu pelunasan dari
tempo yang diberikan, ini hukumnya wajib. *

*Karena Allah Taala berfirman,*
*وَإِنْ* *كَانَ* *ذُو* *عُسْرَةٍ* *فَنَظِرَةٌ* *إِلَى* *مَيْسَرَةٍ*

*"Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh
sampai dia berkelapangan." (QS. Al Baqarah: 280). *




*Cara kedua, dengan memutihkan hutang tersebut, dan ini dianjurkan.
Sebagaimana Allah Taala berfirman,**وَأَنْ* *تَصَدَّقُوا* *خَيْرٌ* *لَكُمْ*
*إِنْ* *كُنْتُمْ* *تَعْلَمُونَ*



*"Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu,
jika kamu mengetahui." (QS. Al Baqarah: 280)Berkebalikan dari sikap baik
ini adalah mengenakan riba pada saudaranya yang menunda utang. Ini adalah
berkebalikan dari *



*memberi kemudahan. Maka  tentu saja orang yang memberi kesulitan pada
saudaranya akan menuai hasil yang sebaliknya.*


* 6. Usaha disertai Tawakkal akan Menuai Hasil*
*Dari Umar bin Al Khoththob radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,*
*لَوْ* *أَنَّكُمْ* *تَتَوَكَّلُونَ* *عَلَى* *اللهِ* *حَقَّ* *تَوَكُّلِهِ*
*لَرَزَقَكُمْ*
*كَمَا* *يَرْزُقُ* *الطَّيْرَ** , **تَغْدُو* *خِمَاصاً* *وَتَرُوحُ*
*بِطَاناً*

*"Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan
memberikan kalian rizki sebagaimana burung *

*mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan
lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan *

*kenyang."[12] *


*Burung ini melakukan usaha dan bertawakkal pada Allah, akhirnya ia pun
kenyang ketika pulang di sore hari. Ini berarti *

*tanpa usaha, tidak akan memperoleh hasil apa-apa. Dan usaha tanpa
tawakkal, hanya akan memperoleh sekadar yang Allah *



*takdirkan. Yang tepat adalah usaha disertai tawakkal, niscaya hasil
memuaskan yang akan dituai.*




*7. Berbuat Curang, Menuai Berbagai MusibahNabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلاَّ
أُخِذُوا بِالسِّنِينَ *


*وَشِدَّةِ الْمَؤُنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ"Dan tidaklah mereka
berbuat curang ketika menakar dan menimbangm melainkan mereka akan ditimpa
kekeringan, *



*mahalnya biaya hidup dan kelaliman para penguasa."[13]Dan sebab curang
dalam perniagaaan inilah sebab dibinasakannya kaum Madyan, umat Nabi Syuaib
alaihis salam. Allah *

*Taala memerintahkan pada kaum Madyan, *
*أَوْفُوا* *الْكَيْلَ* *وَلَا* *تَكُونُوا* *مِنَ* *الْمُخْسِرِينَ** (181) *
*وَزِنُوا*
*بِالْقِسْطَاسِ* *الْمُسْتَقِيمِ** (182) **وَلَا* *تَبْخَسُوا* *النَّاسَ*
*أَشْيَاءَهُمْ*
*وَلَا* *تَعْثَوْا* *فِي* *الْأَرْضِ* *مُفْسِدِينَ*
* (183)*
*"Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang- orang yang
merugikan; dan timbanglah dengan timbangan *

*yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan
janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan *



*membuat kerusakan." (QS. Asy Syuara: 181-183)Jadi ingatlah, setiap yang
kita tanam -baik kebaikan maupun kejelekan-, pasti kita akan menuai
hasilnya. Oleh karenanya, *

*bersemangatlah dalam menanam kebaikan dan janganlah pernah mau menanam
kejelekan. *








*Para ulama seringkali mengutarakan, "Balasan dari kebaikan adalah kebaikan
setelahnya. Sedangkan balasan dari kejelekan adalah kejelekan
setelahnya."[14]Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala
kebaikan menjadisempurna.Referensi:*

- Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al Hajjaj, Yahya bin Syarf AnNawawi,
Dar Ihya At Turots Al Arobiy, Beirut, cetakan kedua, 1392.
- Jaamiul Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, Darul Muayyid, cetakan
 pertama, tahun 1424 H.
- Tafsir Al Quran Al Azhim, Ibnu Katsir, Muassasah Qurthubah, cetakan
pertama, tahun 1421 H.

Disempurnakan pada siang hari, 16 Muharram 1431 H di Panggang-Gunung Kidul.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Majalah Pengusaha Muslim, dipublish ulang oleh www.muslim.or.id

*Foot note :*
[1] HR. Tirmidzi no. 2516 dan Ahmad 1/303. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih.

[2] Lihat Jaamiul Ulum wal Hikam, hal. 223-224.

[3] Lihat Jaamiul Ulum wal Hikam, hal. 225-226.

[4] Faedah dari Jaamiul Ulum wal Hikam, hal. 224-226.

[5] HR. Muslim no. 2607.

[6] HR. Tirmidzi no. 1210 dan Ibnu Majah no. 2146. Syaikh Al Albani dalam
Shahih At Targhib 1785 mengatakan bahwa hadits tersebut shahih lighoirihi
(shahih dilihat dari jalur lainnya).

[7] HR. Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532.

[8] HR. Muslim no. 2588, dari Abu Hurairah.

[9] Al Minhaj Syarh Muslim, 16/141-142.

[10] Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 12/243.

[11] HR. Muslim no. 2699, dari Abu Hurairah

[12] HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al
Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no.310.

[13] HR. Ibnu Majah no. 4019. Syaikh Al Albani mengatkan bahwa hadits ini
hasan.

[14] Lihat Tafsir Al Quran Al Azhim, 14/372 [Tafsir Surat Al Lail ayat 7]

http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/siapa-yang-menanam-dia-yang-akan-menuai.html




-- 
*".... I am the KING to my own UNIVERSE that Rule my MIND, BODY and SOUL
!!! ...." *

*- Aga Madjid -*

-- 
-- 
you have this email because you join to "aga-madjid" GoogleGroups.
to post emails, just send to :
aga-madjid@googlegroups.com
to join this group, send blank email to :
aga-madjid+subscr...@googlegroups.com
to quit from this group, just send email to :
aga-madjid+unsubscr...@googlegroups.com
please visit to www.facebook.com/aga.madjid,
add my Yahoo Messenger at aga.mad...@yahoo.com or
add my twitter @aga_madjid
thanks for joinning this group.

--- 
You received this message because you are subscribed to the Google Groups 
"aga-madjid" group.
To unsubscribe from this group and stop receiving emails from it, send an email 
to aga-madjid+unsubscr...@googlegroups.com.
For more options, visit https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke