At 05:25 PM 1/8/2009, you wrote:

Dari catatan saya dapat, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini ini 
dinyatakan sebagai penjahat perang oleh Pengadilan Yugoslavia - 
karena ia dibantu dengan Nazi Jerman, membantu pembentukan satuan 
Waffen SS yang membantai penduduk Yugoslavia.

Setelah Perang Dunia II, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini melarikan 
diri ke Swiss sebelum ditahan dan dikirim kembali ke Jerman dan 
selanjutnya ditangkap oleh Perancis sebagai tahanan rumah sebelum 
melarikan diri ke Mesir.  Ia dilarang memasuki Yerusalem oleh Raja 
Abdullah I dari Yordania.  Selanjutnya Syekh Muhammad Amin Al-Husaini 
wafat di Beirut tahun 1974.

Syekh Muhammad Amin Al-Husaini berada di Berlin pada tahun 1944 
karena ia adalah tamu Adolf Hitler.  Sebelumnya ia adalah tamu Benito 
Mussolini setelah melarikan diri dari Yerusalem ke Iran dan 
selanjutnya ke Italia sebelum meneruskan perjalanan ke Jerman.

http://en.wikipedia.org/wiki/Amin_al-Husayni


>*Kunjungi !!* 
><http://nugrohoadipratama.com>http://nugrohoadipratama.com | 
>http://belajarkeuangan.com |
><http://mediasakinah.com>http://mediasakinah.com
>----------------------------------------------------------
>
>Kalau ada ribut-ribut di negara- negara Arab, misalnya di Mesir, Palestina,
>atau Suriah, kita sering bertanya apa signifikansi dukungan terhadap Negara
>tersebut. Misalnya baru-baru ini ketika Palestina diserang. Ngapain sih
>mendukung Palestina?
>
>Pertanyaan tersebut diatas sering kita dengar, terutama karena kita bukan
>orang Palestina, bukan bangsa Arab, rakyat sendiri sedang susah, dan juga
>karena entah mendukung atau enggak, sepertinya tidak berpengaruh pada
>kegiatan kita sehari-hari.
>
>Padahal, untuk yang belum mengetahui.. kita sebagai orang Indonesia malah
>berhutang dukungan untuk Palestina.
>
>Sukarno-Hatta boleh saja memproklamasikan kemerdekaan RI de facto pada 17
>Agustus 1945, tetapi perlu diingat bahwa untuk berdiri (de jure) sebagai
>negara yang berdaulat, Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa
>lain. Pada poin ini kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh
>Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia bisa berdaulat.
>
>Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan
>Mesir, seperti dikutip dari buku "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar
>Negeri" yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan
>Indonesia , M. Zein Hassan Lc. Buku ini diberi kata sambutan oleh Moh. Hatta
>(Proklamator & Wakil Presiden pertama RI), M. Natsir (mantan Perdana Menteri
>RI), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini diterbitkan) , dan
>Jenderal (Besar) A.H. Nasution.
>
>M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah, menyatakan dalam bukunya pada
>hal. 40, menjelaskan tentang peranserta, opini dan dukungan nyata Palestina
>terhadap kemerdekaan Indonesia, di saat negara-negara lain belum berani
>untuk memutuskan sikap.
>
>Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini -mufti
>besar Palestina- secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia:
>
>".., pada 6 September 1944 [sic!], Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan
>'ucapan selamat' mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini (beliau melarikan
>diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami,
>bertepatan 'pengakuan Jepang' atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang
>disiarkan radio tersebut dua hari berturut- turut, kami sebar-luaskan,
>bahkan harian "Al-Ahram" yang terkenal telitinya juga menyiarkan." Syekh
>Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti Palestina juga
>berkenan menyambut kedatangan delegasi "Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia"
>dan memberi dukungan penuh. Peristiwa bersejarah tersebut tidak banyak
>diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat dinegeri ini.

Kirim email ke