http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vnw_lang_id=2&ptopik=A02&cdate=22-DEC-2007&inw_id=570374

Sabtu, 22-DEC-2007


Carrefour beli Alfa di bawah Rp1.950

JAKARTA: PT Carrefour Indonesia membeli 75% saham PT Alfa Retailindo Tbk
pada level harga di bawah Rp1.950 per saham, sehingga total nilai pembelian
maksimum Rp680 miliar.

Komisaris Alfa Djoko Susanto mengatakan kesepakatan negosiasi dengan
Carrefour diharapkan rampung pada 28 Desember 2007.

Alfa, yang merintis usahanya pada 1989, pernah menjalankan usaha hipermarket
(Alfa Gudang Rabat), dan Alfa Supermarket.

Namun, seiring dengan perjalanan waktu, Alfa menutup lima gerai Alfa Gudang
Rabat yang dirintis sejak 1996. Salah satu alasan yang dikemukakan oleh
Djoko adalah kalah bersaing dengan Carrefour yang lokasinya tidak jauh dari
gerainya.

Sebelum Carrefour memutuskan membeli Alfa, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk
sempat mencapai kesepakatan awal untuk mengakuisisi 55% saham atau 257,5
juta saham Alfa milik PT Sigmantara Alfindo pada harga Rp1.600 per saham
atau senilai total Rp411,85 miliar.

Namun, keinginan Ramayana untuk mencaplok Alfa kandas di tengah jalan,
padahal harga saham Ramayana sempat meroket ketika rencana akuisisi itu
diumumkan ke publik. Sigmantara merupakan pemilik 55% saham Alfa, Prime
Horizon (Singapura) sebanyak 40%, dan selebihnya publik.

16 Omzet toko modern terbesar di Indonesia (Rp triliun)

Merek tokoFormat tokoPerusahaan20052006 1. CarrefourHipermarketCarrefour
Indonesia5,77,2 2. RamayanaDept. storeRamayana Lestari Sentosa4,34,8 3.
MatahariDept.storeMatahari Putra Prima4,04,3 4. HypermartHipermarketMatahari
Putra Prima1,73,5 5. GiantHipemarketHero Supermarket2,43,2 6. Indomaret
MinimarketIndomarco Prismatama2,23,0 7. AlfamartMinimarketSumber alfaria
Trijaya1,92,8 8. Alfa SupermarketSupermarketAlfa Retailindo1,81,9 9. Super
IndoSupermarketLion Superindo1,71,8 10. HeroSupermarketHero
Spermarket1,61,5 11.
Sogo, Java, DebenhamsDept.storeMitra Adi Perkasa1,31,5 12.
GramediaToko bukuGramedia
Asri Media1,31,4 13. Electronic CityToko elektr.Graha Sudirman Centre0.81,1 14.
Toserba YogyaDept. storeAkur Pratama0,80,9 15. Kimia FarmaApotekKimia Farma
Apotek0,80,9 16. Ace HardwareToko perkakasAce Indoritel Perkakas0.60.8*Sumber
: * Retail Asia 2007


Irawan D. Kadarman, Direktur Corporate Affair Carrefour Indonesia, hanya mau
berkomentar singkat, "Kami [Carrefour] baru menandatangani nota kesepahaman
[MoU] pada 17 Desember untuk mulai proses negosiasi."

Harga saham Alfa ditutup menurun ke posisi Rp2.175 pada 18 Desember dari
penutupan hari sebelumnya Rp2.200 per saham. Bila mengacu pada harga
penutupan Rp2.175, berarti harga maksimum pembelian Alfa oleh Carrefour
diskon 10,34%.

Djoko menambahkan setelah mengakuisisi, Carrefour segera menjalankan bisnis
supermarket. Alfa Retailindo, dengan kapitalisasi pasar US$108,29 juta,
memiliki 29 Alfa Supermarket.

Sementara itu, Aprindo meramalkan Carrefour menguasai ritel nasional
menyusul kesepakatan masuknya peritel asal Prancis tersebut ke format
supermarket setelah mengakuisisi Alfa.

Sangat berbahaya

Carrefour masuk ke pasar ritel di Indonesia sejak 1998 dengan format
hipermarket. Berdasarkan survei majalah Retail Asia, peritel terbesar di
Eropa tersebut menduduki peringkat pertama toko modern di Indonesia dengan
penjualan Rp7,2 triliun tahun lalu.

"Kami perkirakan Carrefour akan menguasai ritel nasional, arahnya akan ke
sana," kata Tutum Rahanta, Sekjen Aprindo (Asosiasi pengusaha Ritel
Indonesia), kemarin. Aprindo menilai pembelian Alfa oleh Carrefour sangat
berbahaya jika ada perusahaan dengan kekuatan yang berlebihan menjalankan
usaha dengan bermacam-macam format di suatu negara, apalagi Carrefour yang
menjadi terbesar kedua di dunia memulainya dengan format hipermarket.

Menurut Tutum, jika mampu memimpin bisnis di skala paling besar yaitu
hipermarket, Carrefour sangat mudah memenangkan persaingan di skala usaha
yang lebih kecil.

"Persaingan di peta ritel nasional akan menjadi tidak sehat jika dilihat
dari komposisi daya saing. Sebaiknya Carrefour konsisten dengan menjalankan
gerai besar [di Indonesia]."

Tutum mengatakan tidak mudah bagi peritel sekalipun yang sudah berpengalaman
untuk menekuni bisnis hipermarket, mengingat format toko modern tersebut
harus menjual sekitar 50.000 jenis barang, dan penjualan dari separuh produk
yang dipajang termasuk lambat (slow moving).

Padahal, supermarket biasanya menyediakan 25.000-30.000 jenis barang,
sedangkan minimarket sebanyak 3.000 macam produk dalam satu toko. (
[EMAIL PROTECTED])

Oleh Linda T. Silitonga
Bisnis Indonesia


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke