http://www.mediaindo.co.id/

Senin, 09 Oktober 2006
EDITORIAL
 Memperbaiki Sistem Perpajakan dan Cukai

PEMERINTAH dan DPR bersepakat untuk memperbaiki sistem perpajakan dan cukai.
Sebuah langkah yang penting yang akan menelan biaya besar, yang telah
disepakati dalam rapat Panitia Kerja Anggaran pekan lalu.

Untuk memperbaiki sistem perpajakan dan cukai itu diputuskan penambahan
anggaran pada APBN 2007 sebesar Rp1,5 triliun atau hampir separuh dari
kenaikan target penerimaan dari pajak yaitu Rp3,6 triliun. Target penerimaan
pajak hanya naik sebesar 0,1% dari produk domestik bruto (PDB), persisnya
dari Rp490,2 triliun (14,3% dari PDB) naik menjadi Rp493,8 triliun (14,4%
dari PDB).

Dirjen Pajak Darmin Nasution mengatakan tambahan anggaran pada 2007 itu akan
digunakan untuk memperbaiki peralatan komputer dan rehabilitasi sistem di
188 kantor pajak.

Dalam mengelola pajak dan cukai tentu saja memerlukan sistem teknologi
informasi yang canggih. Manfaatnya banyak, di antaranya demi kecepatan
pelayanan serta untuk memproteksi data. Sistem yang manual bukan hanya lebih
lamban, melainkan juga terbuka lebar peluang untuk petugas mengotak-atik
data sehingga menguntungkan pribadi dan merugikan negara.

Dari sudut pandang itu tentu saja upaya memperbaiki sistem perpajakan dan
cukai itu merupakan langkah yang penting dan semakin cepat dilaksanakan
semakin baik. Perbaikan sistem di 188 kantor pajak mestinya menjadi sesuatu
yang signifikan untuk meningkatkan mutu pelayanan pada tahun-tahun
mendatang.

Namun tidak berarti persoalan selesai, sebab persoalan utama di belakang
kecanggihan sistem akhirnya tetap menyangkut sang manusia. Sistem yang baik
bisa mencegah bahkan menggagalkan aktor yang korup, tetapi berjalannya
sistem akhirnya pun ditentukan sang aktor yang bernama manusia. Yang menjadi
koruptor itu bukan sistemnya, tapi orangnya.

Maka, tidak bisa lain, perbaikan sistem perpajakan dan cukai harus pula
disertai dengan perbaikan gaji petugas pajak dan cukai, bahkan gaji seluruh
abdi negara. Membiarkan gaji mereka rendah dan mengharapkan mereka
berkelakuan jujur dan bersih, adalah mimpi di siang bolong.

Namun gaji yang besar bukan pula jaminan tiada lagi keinginan untuk korupsi.
Nafsu mengumpulkan kekayaan hingga keturunan ketujuh bukan ilusi. Oleh
karena itu pemerintah harus berani menindak siapa pun yang korup tanpa
pandang bulu.

Pajak dan cukai merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting,
sekaligus di sinilah pula tempat paling basah penyalahgunaan wewenang demi
memperkaya diri sendiri. Kebersihan pajak dan cukai dapat menjadi ukuran
apakah negara ini berhasil memberantas korupsi.




[Non-text portions of this message have been removed]



=========================
Moto: Email Kritik atau dikritiki?!? Hari gini, siapa Takut! 
-------------------------
FYI: Join Milis AKI di www.Friendster.com, caranya tinggal add email address 
[EMAIL PROTECTED] di bagian User Search. Anda bisa melihat profile Members, 
biodata dan komentar2 dari teman2 mereka.
-------------------------
Setting Milis AKI :

Digest: [EMAIL PROTECTED]
Normal: [EMAIL PROTECTED]

Untuk meminta bantuan, pertanyaan, perkenalan email kirim ke:
[EMAIL PROTECTED]

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke