Sudah Besar Koq Masih Ngompol!


http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0305/13/hikmah/lain04.htm

"IH, sudah besar kok masih ngompol!" Begitu ucapan yang sering
terdengar untuk mengolok-ngolok anak besar yang masih suka ngompol.
Orang tua kerap bingung menghadapi permasalahan ini. Akhirnya
membiarkan saja keluhan tersebut. Sebagian besar kasus, ngompol pada
anak dapat sembuh dengan sendirinya ketika usia anak mencapai 10 - 15
tahun. Hanya sekira 1 dari 100 anak yang masih tetap ngompol setelah
usia 15 tahun. Bila diabaikan, hal ini akan berpengaruh bagi anak.
Biasanya, anak menjadi tak percaya diri, rendah diri, malu, dan
hubungan sosial dengan teman-temannya pun terganggu.Dalam dunia
kedokteran, ngompol-tidak dapat menahan keluarnya air kencing-dikenal
dengan istilah enuresis. Lebih khusus lagi, ngompol yang terjadi ketika
tidur pada malam hari biasa disebut nocturnal enuresis. Ngompol masih
dianggap normal bila terjadi pada anak balita. Namun, jika anak di atas
usia 5 atau 6 tahun masih ngompol, setidaknya 2 kali dalam sebulan, hal
ini perlu mendapat perhatian khusus.

Enuresis digolongkan dalam 2 bagian, primer dan sekunder. Anak yang
sejak lahir hingga usia 5 atau 6 tahun masih ngompol, dimasukkan dalam
kriteria enuresis primer. Tapi bila si anak pernah 'kering' selama
setidaknya 6 bulan, lantas mendadak ngompol kembali, berarti anak
tersebut dikelompokkan dalam enuresis sekunder.

Enuresis sekunder biasanya terjadi ketika anak tiba-tiba mengalami
stres kejiwaan, seperti pelecehan seksual, kematian dalam keluarga,
kepindahan, mendapat adik baru, perceraian orang tua atau masalah
psikis lainnya. Selain itu, kondisi fisik yang terganggu-seperti adanya
infeksi saluran kencing, kencing manis, susah buang air besar, dan
alergi-juga dapat menyebabkan enuresis sekunder.

Langkah awal yang harus diambil dalam mengatasi enuresis sekunder
adalah dengan mengenali perubahan-perubahan mendadak yang terjadi dalam
kehidupan anak. Bila anak mengalami stres kejiwaan, penanganan secara
psikologis lebih dibutuhkan..

Penyebab

Enuresis primer lebih banyak terjadi dari pada enuresis sekunder.
Para ahli belum mengetahui secara pasti apa penyebab utama enuresis
primer. Beberapa faktor diduga sebagai 'biang kerok'nya. Keterlambatan
matangnya fungsi susunan syaraf pusat (SSP) disebut-sebut sebagai
penyebab utama enuresis primer. Faktor genetik, gangguan tidur,
kurangnya kadar antidiuretic hormon (ADH) dalam tubuh, ataupun kelainan
anatomi juga diduga turut andil sebagai penyebab.

Pada anak normal, ketika kandung kencing sudah penuh oleh air
kencing (urine), sistem syaraf di kandung kencingnya akan melapor
kepada otak. Kemudian, si otak akan mengirim pesan balik ke kandung
kencing. Otak akan meminta kandung kencing untuk menahan pengeluaran
air kencing, sampai si anak betul-betul sudah siap di toilet. Tetapi
pada anak dengan keterlambatan matangnya SSP, proses ini tidak terjadi,
sehingga saat kandung kencingnya penuh, anak tidak dapat menahan
keluarnya air kencing tersebut.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa enuresis primer bisa terjadi
akibat faktor keturunan. Bila kedua orang tua mempunyai riwayat
enuresis, maka 77% kemungkinan anak mereka akan mengalami hal yang
sama. Jika hanya salah satu orang tua yang pernah mengalami enuresis,
maka terdapat sekira 44% kemungkinan anak akan terpengaruh. Tetapi,
kalau tidak ada satu pun orang tua yang pernah mengalami enuresis, maka
kemungkinan anak terkena enuresis hanya 15% saja.

Enuresis primer yang disebabkan gangguan tidur biasanya terjadi
lantaran penderita mengalami tidur yang sangat dalam (deep sleep). Pola
tidur penderita pada umumnya normal. Tapi akibat tidur yang sangat
dalam tersebut, mereka tidak bisa terbangun ketika ingin buang air
kencing. Kelainan anatomi, seperti kecilnya ukuran kandung kencing,
biasanya jarang ditemukan pada penderita enuresis primer. Kalaupun ada,
umumnya disertai dengan gejala-gejala yang juga tampak pada siang hari.

Mengenai antidiuretic hormone (ADH), hormon ini akan menyebabkan
tubuh seseorang memproduksi sedikit air kencing pada malam hari. Namun
pada penderita enuresis primer, tubuhnya tidak dapat membuat ADH dalam
jumlah yang mencukupi. Akibatnya, ketika sedang tidur, tubuh mereka
menghasilkan air kencing yang jumlahnya terlalu banyak. Karena itulah
anak menjadi ngompol.

Diagnosis

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, biasanya dokter akan bertanya
mengenai riwayat kesehatan penderita, seperti keluhan-keluhan yang
muncul, penyakit yang diderita sebelumnya, penyakit yang dimiliki
keluarga, riwayat alergi, dan obat-obatan yang sedang diminum.

Selain itu, dokter akan bertanya tentang pola buang air besar, dan
keluhan ketika buang air kencing, misalnya kencing tak lampias, atau
nyeri sewaktu kencing. Sering kali, dokter juga bertanya tentang
permasalahan yang sedang terjadi di rumah atau di sekolah untuk
menentukan tipe enuresis. Setelah riwayat kesehatan dan pemeriksaan
fisik dilakukan, pada umumnya dokter akan melakukan tes urine. .

Penanganan

Dampak secara sosial dan kejiwaan yang ditimbulkan akibat enuresis
sungguh mengganggu kehidupan seorang anak. Karena itu, pengobatan
terutama bertujuan agar dampak-dampak tersebut bisa lenyap dari
kehidupannya. Pengobatan juga diharapkan akan dapat menghilangkan
penyebab utama enuresis.

Penanganan enuresis dibagi dalam 2 katagori: tanpa obat
(nonpharmacologic) dan menggunakan obat-obatan (pharmacologic).
Obat-obatan hanya diberikan pada anak di atas 7 tahun. Itupun dengan
catatan, bila penanganan tanpa obat tidak berhasil dilakukan. Catatan
sehari-hari (diary) tentang ngompol atau tidaknya si anak juga sangat
diperlukan untuk menunjang proses pengobatan.

Pilihan penanganan enuresis tanpa obat bisa dilakukan lewat terapi
motivasi (motivational therapy), terapi menggunakan alarm (behaviour
modification), latihan untuk menahan keluarnya air kencing
(bladder-training exercise), terapi kejiwaan (psychotherapy), terapi
melalui makanan (diet therapy) dan terapi hipnotis (hypnotherapi).

Motivational therapy dilakukan dengan memberikan hadiah (reward
system) untuk memotivasi anak agar tidak ngompol. Umumnya dipakai
memakai kartu dan catatan harian (diary) untuk mencatat hasil yang
telah dicapai si anak. Bila dalam 3 hingga 6 bulan, cara ini gagal,
maka sebaiknya dipilih metoda lainnya.

Behaviour modification merupakan cara yang memiliki tingkat
keberhasilan cukup tinggi, mencapai 50%-70%. Sukses ini terutama
terjadi pada anak-anak besar yang memiliki motivasi kuat dan mendapat
dukungan penuh dari anggota keluarga. Metode ini didasarkan pada
penggunaan alarm yang ditempelkan di dekat alat kelamin. Bila anak
mulai ngompol, alarm akan bergetar atau berbunyi. Kondisi ini
menyebabkan anak terbangun dan menghambat pengeluaran air kencing yang
telah sedikit keluar. Orang tua dapat membantu anak untuk melanjutkan
buang air kecil di toilet. Hasil yang diperoleh sebaiknya juga dicatat
dalam catatan harian dan akan lebih baik bila dikombinasikan dengan
reward system. Perubahan positif dari metode alarm biasanya mulai
terjadi setelah alat digunakan selama 2 minggu atau beberapa bulan.

Bladder training exersice biasanya dilakukan pada anak dengan
kapasitas kandung kencing yang kecil. Anak diminta untuk menahan
keluarnya air kencing selama beberapa waktu.

Hypnotherapy, diet therapy dan psychotherapy belum banyak dilakukan
pada anak-anak dengan enuresis primer. Terapi diet sebenarnya bisa juga
dijadikan pilihan pada beberapa pasien. Karena, makanan yang mengandung
kafein, cokelat, serta soda diduga mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya episode enuresis.

Penanganan anak yang mengalami enuresis memang tidak mudah. Tapi
setidaknya kasih sayang, kesabaran serta pengertian orang tua untuk
tidak memarahi atau menghukum ketika anak ngompol akan membantu
membangun kepercayaan diri anak.

Pengaruh buruk secara psikologis dan sosial yang menetap akibat
ngompol, akan mempengaruhi kualitas hidup anak sebagai seorang manusia
dewasa kelak. Karena itu sudah selayaknya bila masalah ini tidak
dibiarkan berkepanjangan.(Agnes Tri Harjaningrum, dr.)***
 
Regards,
Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multiply.com




      ________________________________________________________ 
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

Kirim email ke