Subject: Konperensi Pers PB PDHI : Pandangan Mengenai Flu Burung

Pada hari Kamis, 21 Juli 2005, PB PDHI bertempat di Gedung Rumah Sakit
Hewan Jakarta mengadakan konperensi pers untuk menyampaikan pandangan
perhimpunan terhadap perkembangan terakhir kasus Flu Burung pada manusia dan
merebaknya kasus Flu Burung di beberapa daerah.

Pada kesempatan tersebut Ketua Umum PB PDHI, drh. Budi Tri Akoso yang
didampingi Sekjen PB PDHI drh. Wiwiek Bagdja dan beberapa pengurus lainnya
termasuk juga Dr. Nidom dari Surabaya dan drh. Soeharsono dari Denpasar
menyampaikan beberapa pandangan, saran dan himbauan bagi pihak pemerintah,
para peternak unggas dan masyarakat umum dalam menyikapi perkembangan
terakhir kasus Flu Burung di Indonesia.

Berikut adalah Siaran Pers yang disampaikan :

SIARAN BERITA
PERHIMPUNAN DOKTER HEWAN INDONESIA
DALAM PENGENDALIAN FLU BURUNG

1.  Keluarga Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) ikut berduka
cita atas wafatnya Bapak Iwan Siswara beserta dua putrinya atas akibat
infeksi zoonosis flu burung yang juga telah banyak merugikan peternak dan
meresahkan warga Indonesia.

2.  Sebagai tanggung jawab dan kepedulian yang besar terhadap bencana
tersebut, Pengurus Besar PDHI menginstruksikan kepada seluruh Dokter Hewan
di Indonesia untuk ikut mengurangi keresahan masyarakat dan kerugian
peternakan unggas dengan :

a.  Memberikan informasi yang benar dan penyuluhan yang intensif
mengenai penyakit flu burung dan zoonosis lainnya
b.  Membantu memberikan pertimbangan secara profesional dan
bertanggungjawab untuk mempercepat pengendalian flu burung
c.  Melaksanakan tindakan nyata dalam pengendalian flu burung

3.  PDHI menyadari bahwa flu burung merupakan bencana global yang masih
menyimpan misteri pengetahuan, dimana dari sekian juta kematian burung,
persentasi kematian manusia relatif rendah dan terjadi secara selektif.
Selain fenomena ini diharapkan dapat menekan keresahan masyarakat, tetapi
bagi PDHI merupakan tantangan untuk mengungkapkan misteri tersebut dengan
penelitian, networking serta kerjasama nasional dan internasional dengan
semua pihak yang terkait.

4.  Kejadian Flu Burung dan berbagai kasus zoonosis yang terjadi di dunia
mendorong PDHI untuk mengajak semua pihak, baik kalangan pemerintah dari
pusat dan daerah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga swadaya
masyarakat, pemilik hewan dan peternak untuk menyadari bahwa dalam
pengelolaan sumberdaya hewani kita perlu menerapkan pendekatan kesehatan
hewan yang utuh dan menyeluruh dalam bentuk SISTEM KESEHATAN HEWAN NASIONAL.

5.  Sejalan dengan semangat PDHI ikut serta dalam pengendalian flu burung.
PDHI memberikan saran kepada pemerintah sebagai berikut :
>
>    a.  Dalam rangka pengendalian penyakit-penyakit hewan, PDHI sejalan
dengan kebijakan Pemerintah tentang upaya <i>stamping out</i> terbatas,
namun sesuai dengan cara pemeliharaan ternak yang tersebar di masyarakat,
perlu dilaksanakan secara selektif dan kombinasi dengan program vaksinasi
yang selama ini telah dilakukan.
>
>    b.  Vaksinasi yang dilakukan selama ini menggunakan vaksin yang
bervariasi jenis strain virus yang dikhawatirkan akan berpotensi menimbulkan
jenis virus yang bervariasi di lapangan. Disarankan agar pemerintah segera
menetapkan satu jenis vaksin dengan satu jenis strain virus.

c.  Pemerintah perlu memberikan kompensasi terhadap peternak yang
dilakukan <i>stamping out</i> secara transparan dan kosnisten dengan
mempertimbangkan kerugian yang diderita oleh peternak / masyarakat.

d.  Pemerintah agar mengeluarkan peraturan tentang jarak kepemilikan
peternakan (babi dan unggas) yang berbeda spesies untuk memutuskan rantai
penularan antar spesies.

e.  Monitoring / surveillance harus dilakukan secara terus menerus dan
berkelanjutan.

f.  Infrastruktur kelembagaan organisasi pemerintah, khususnya dalam
rangka mewujudkan fungsi kesehatan hewan yang profesional, sejalan dengan
otonomi pemerintah daerah diharapkan ada pada semua daerah tingkat II di
Indonesia.

g.  Kenyataan menunjukkan dengan keterbatasan kelembagaan, tenaga dan
infrastruktur pada Pemerintah Daerah, maka untuk penyakit-penyakit hewan
khusus terutama yang bersifat zoonosis dan dapat membahayakan kesehatan
masyarakat, agar pengendaliannya dilakukan oleh Pemerintah Pusat.

h.  Dalam rangka penanganan penyakit Avian Influenza pada khususnya dan
penyakit zoonosis pada umumnya, PDHI sebagai organisasi profesi akan
menindak lanjuti dengan pembentukan suatu wadah khusus yang akan memberikan
masukan yang menyeluruh dan jangka panjang dalam suatu SISTEM KESEHATAN
HEWAN NASIONAL.

6.  Sebagai informasi kepada masyarakat, PDHI perlu memberikan penjelasan
tambahan sebagaimana berikut :

Flu Burung
Flu Burung atau avian influenza (AI) merupakan penyakit unggas yang
disebabkan oleh virus influenza tipe A (kelompok <Orthomyxoviridae
yang sangat menular, yang ditularkan di antara unggas melalui udara
(airborne disease), sehingga disebut sebagai penyakit zoonosa atau
zoonosis. Penyakit ini tidak ditularkan ke manusia melalui makanan (daging
ayam dan produknya).

Virus Flu Burung
Virus influenza ada tiga tipe : A, B dan C. Tipe A menyerang pada hewan
dan manusia. Tipe B dan C hanya menyerang manusia.
Virus AI merupakan virus influenza tipe A, kelompok
Orthomyxoviridae, dan memiliki beberapa subtipe. Subtipe yang
menyerang unggas saat ini di Indonesia adalah subtipe H5N1.
Unggas yang sakit/mati dan unggas air merupaksan sumber penular virus AI.
Virus AI terutama terdapat pada ingus dan kotoran ayam yang sakit/mati.

Virus AI di lingkungan (di luar tubuh hewan dan manusia) tidak dapat
bertahan hidup lama, kecuali dalam kotoran ayam virus masih hidup selama 7
hari pada suhu 20 derajat Celcius, atau 30 - 35 hari pada suhu 4 derajat
Celcius. Virus AI mudah mati oleh panas (56 derajat Celcius selama 15 menit,
60 derajat Celcius selama 5 menit), kekeringan, ultraviolet, desinfektan
(deterjen, yodium, klorin, formalin, fenol).

Hewan yang Dapat Diinfeksi oleh Virus AI</b>
Ayam dan unggas lainnya. Babi dan hewan lain dapat terinfeksi oleh virus
AI, tetapi hewan tersebut tidak menimbulkan gejala penyakit (penyakit
bersifat subklinis).

Penularan Virus AI dari Unggas ke Manusia
Penularan virus AI dari unggas ke manusia dapat terjadi melalui udara
(yang tercemar virus AI) dalam jarak yang relatif dekat. Virus AI yang ada
di udara akan masuk ke dalam tubuh manusia melalui hidung (saluran
pernafasan) dan selaput lendir mata. Meskipun banyak orang yang terpapar
(expose) dengan virus AI, hanya sedikit sekali yang menjadi sakit. Produk
unggas (daging dan telur) tidak dapat menularkan virus AI ke manusia.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh masyarakat</b>
Masyarakat tidak perlu takut dan khawatir untuk tetap berbelanja dan
mengkonsumsi ayam dan produknya.
Dalam berbelanja daging ayam dan produknya, perlu diperhatikan :
1.  Belanjalah di kios yang resmi dan bersih.
2.  Pilihlah daging ayam yang segar, berwarna putih kekuningan (tidak
berwarna gelap, merah kehitaman), cerah dan tidak berbau busuk.
3.  Pilihlah telur yang bersih (tidak mengandung kotoran ayam), kulit
telur masih utuh (tidak retak) dan segar.
4.  Jika membeli ayam hidup pilihlah yang sehat.

Dalam menyiapkan dan menyajikan makanan, konsumen harus tetap
memperhatikan dan mempraktekan kebersihan bekerja, agar makanan yang
dikonsumsi tetap aman dan bergizi. Secara umum perlu diperhatikan :
> 1.  Gunakan air bersih untuk memasak
> 2.  Gunakan peralatan yang bersih
> 3.  Cuci tangan sebelum memasak, setelah menangani bahan yang kotor, dan
sebelum makan
4.  Pisahkan daging mentah dengan makanan yang matang atau siap santap
5.  Simpan daging pada suhu dingin beku
6.  Masaklah daging ayam dan telur secara sempurna, minimum suhu mencapai 80
derajat C selama 1 menit.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Peternak Unggas
1.  Terapkan biosecurity yang konsisten
2.  Pekerja pada peternakan unggas jika mengalami gejala sakit (walaupun
belum tentu terinfeksi oleh virus AI) segera menghubungi puskesmas, tenaga
kesehatan yang terdekat.

Langkah-langkah bagi masyarakat yang tinggal dekat peternakan ayam</b>
1.  Tidak perlu khawatir terhadap keberadaan peternakan ayam
2.  Masyarakat perlu tetap menjaga kebersihan lingkungan dan selalu tetap
waspada
3.  Masyarakat jika mengalami gejala sakit (walaupun belum tentu
terinfeksi oleh virus AI) segera menghubungi puskesmas, tenaga kesehatan
terdekat.

For more information
http://www.pinsar.com



AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke