Kamis, 15/12/2011 13:28 WIB 

Arif si Korban Perokok Pasif, Sering Pingsan Kena Asap Rokok
Merry Wahyuningsih - detikHealth

<p>Your browser does not support iframes.</p> 


 <img 
src="http://images.detik.com/content/2011/12/15/763/arif-detikhealth-dlm.jpg"; 
alt="img"  width="200"  />  
Arif Rahmat (detikhealth)Jakarta, Arif Rahmat adalah salah satu dari banyak 
orang yang menjadi korban 
rokok. Ketika usianya baru 17 tahun, Arif didiagnosis menderita penyakit 
jantung akibat paparan asap rokok. Bila terkena asap rokok, jantungnya 
akan terasa seperti ditusuk-tusuk hingga akhirnya jatuh pingsan.

Arif
 Rahmat yang kini berusia 19 tahun didiagnosis menderita kelainan 
jantung sejak kelas 2 SMK, pada usia 17 tahun. Dokter mengatakan 
kelainan pada organ vitalnya terjadi karena racun asap rokok. Ia bukan 
perokok dan tidak ada perokok di dalam keluarganya, namun ia menjadi 
korban asap rokok dari lingkungan tempat tinggal dan sekolahnya.

"Saya
 perokok pasif dan saya tidak punya keluarga yang merokok. Tapi saya 
kena penyakit jantung. Jantung saya sakit setiap kali kena asap rokok. 
Dan kalau saya tidak kabur 1 sampai 5 menit dari kepulan asap rokok, 
saya mulai merasa sesak, jantung rasanya seperti ditusuk-tusuk benda 
tumpul, bahkan bisa sampai pingsan. Dan kalau sampai pingsan, saya harus
 minum 6-10 obat sekali minum, itu sehari bisa 30-40 obat, benar-benar 
tersiksa," jelas Arif Rahmat, dalam acara temu media 'Merokok 
Mengintimidasi HAM' di Yayasan Kanker Indonesia, Jakarta, Rabu 
(14/12/2011).

Arif yang kini duduk sebagai mahasiswa semester 1 
di STT Sapta Taruna mengaku sangat terganggu dengan teman-teman di 
kampusnya yang masih saja suka merokok di depannya.

Ketika ingin 
mengerjakan tugas atau makan di kantin ia harus segera menghindar bila 
ada temannya yang merokok. Padahal sudah jelas-jelas tertulis bahwa 
sekolah dan kampus adalah kawasan bebas rokok.

"Saya sudah bilang
 ke teman-teman kalau merokok asapnya tolong dibuang ke samping, itu 
saja mereka nggak mau. Kalau mau merokok boleh tapi ya sana di luar 
gerbang, kampus kan bebas rokok. Saya sudah mengeluarkan aspirasi tapi 
kami selalu ditindas karena baru anak semester 1. Sebelum kami bicara 
kalau asap rokok itu bahaya, asap rokoknya sudah disembur ke kami 
duluan," jelas Arif geram.

Kini Arif hanya bisa menghindar setiap
 ada temannya yang merokok, meski itu di kawasan bebas rokok sekalipun. 
Ia berharap pihak kampusnya benar-benar memberikan sanksi yang tegas 
bila ternyata ada mahasiswa yang merokok di kawasan bebas rokok.

"Kampus
 kan tempat belajar, tapi saya malah jadi nggak bisa belajar karena pas 
ngerjain tugas eh ada yang merokok. Saya benar-benar terganggu, daripada
 pingsan dan minum banyak obat mending menghindar. Bayangkan kalau anak 
Anda yang seperti itu," tutup Arif.

Kirim email ke