Re: [balita-anda] MEMINIMALKAN BAHAYA ZAT-ZAT ADITIF PADA MAKANAN

2005-09-14 Terurut Topik Andrie S. Praputranto
Sorry pak Didi, kalau itu saya (terus terang) harus cari dulu contekannya.
Karena yang saya forward, adalah artikel yang saya dapatkan dari milis yang 
lain.
Kalau saya sudah ketemu, saya akan imel ke Bapak.
Sorry nggak membantu banyak
 regards,
Andrie - Emaknya si Triplets, gitu loh

-- 
Have you visited my blog today?
http://andriesalima.multiply.com


[balita-anda] MEMINIMALKAN BAHAYA ZAT-ZAT ADITIF PADA MAKANAN

2005-09-13 Terurut Topik Andrie S. Praputranto
*M**eski tidak semua bahan pengawet berbahaya, orang tua hendaknya tetap 
berhati-hati. Bahan pengawet yang dikatakan aman, jika dikonsumsi melebihi 
dosis maksimum pun tetap berbahaya. * 

  Adakah makanan dalam kemasan yang tanpa bahan pengawet? Rasanya pertanyaan 
tersebut terdengar aneh di zaman sekarang ini. Betapa tidak, nyaris setiap 
hari perut kita tak pernah absen menerima pasokan makanan berbahan pengawet. 
Jajanan bocah di warung-warung, juga aneka camilan dan minuman di 
supermarket semuanya diduga kuat mengandung bahan makanan berpengawet. 
Bahkan, aneka saus dan selai pun mengandung bahan pengawet. Terlebih sumber 
makanan hewani dan nabati yang dikemas dalam kaleng. Dokter kandungan 
biasanya tidak menganjurkan ibu hamil mengonsumsi makanan dalam kemasan 
kaleng ini. 

Menurut *Dr. Sri Durjati Boedihardjo*, ada beberapa alasan mengapa para 
pembuat makanan mengawetkan produk mereka. Salah satunya karena daya tahan 
kebanyakan makanan memang sangat terbatas dan mudah rusak ( *perishable*). 
Dengan pengawetan, makanan bisa disimpan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan 
dan ini jelas-jelas sangat menguntungkan pedagang. 

Alasan lain, beberapa zat pengawet berfungsi sebagai penambah daya tarik 
makanan itu sendiri. Seperti penambahan kalium nitrit agar olahan daging 
tampak berwarna merah segar. Tampilan yang menarik biasanya membuat konsumen 
jatuh hati untuk membelinya. 
Menurut pakar gizi dari RS Internasional Bintaro, Banten, secara garis besar 
zat pengawet dibedakan menjadi tiga. Ada GRAS (*Generally Recognized as Safe 
*) yang umumnya bersifat alami, sehingga aman dan tidak berefek racun sama 
sekali. Jenis berikut adalah ADI (*Acceptable Daily Intake*), yang
selalu ditetapkan
batas penggunaan hariannya (*daily intake* ) guna melindungi kesehatan 
konsumen. Terakhir adalah zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi, 
alias berbahaya seperti boraks, formalin dan rhodamin B. Formalin, misalnya, 
bisa menyebabkan kanker paru-paru serta gangguan pada alat pencernaan dan 
jantung. Sedangkan penggunaan boraks sebagai pengawet makanan dapat 
menyebabkan gangguan pada otak, hati, dan kulit. 

*PENGAWETAN ALAMI*

* *DENGAN GARAM *

Salah satu metode pengawetan alami yang sudah dilakukan masyarakat luas 
selama bertahun-tahun adalah penggunaan garam atau NaCl. Larutan garam yang 
masuk ke dalam jaringan diyakini mampu menghambat pertumbuhan aktivitas 
bakteri penyebab pembusukan, sehingga makanan tersebut jadi lebih awet. 
Pengawetan dengan garam ini memungkinkan daya simpan yang lebih lama 
dibanding dengan produk segarnya yang hanya bisa bertahan beberapa hari atau 
jam saja. Contohnya ikan yang hanya tahan beberapa hari, bila diasinkan bisa 
disimpan selama berminggu-minggu. Tentu saja prosedur pengawetan ini perlu 
mendapat perhatian karena konsumsi garam secara berlebihan bisa memicu 
penyakit darah tinggi. Apalagi jika keluarga si anak memiliki riwayat 
hipertensi. 

* *DENGAN SUHU RENDAH* 

Metode lain yang dianggap aman adalah pengawetan dengan menyimpan bahan 
pangan tersebut pada suhu rendah. Suhu di bawah nol derajat Celcius mampu 
memperlambat reaksi metabolisme, disamping mencegah perkembangbiakan 
mikroorganisme yang bisa merusak makanan. 

Prosedur pengawetan melalui pembekuan ini bisa membuat makanan awet disimpan 
selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Meski begitu, kualitas makanan 
yang dibekukan tetap saja berkurang sedikit dibandingkan makanan segarnya. 
Selain itu, pembekuan juga berpengaruh terhadap rasa, tekstur dan warna 
maupun sifat-sifat lain dari makanan tersebut. 

* *DENGAN PENGERINGAN* 
Cara lain yang juga kerap dilakukan untuk mengawetkan makanan adalah 
pengeringan karena air bebas merupakan faktor utama penyebab kerusakan 
makanan. Semakin tinggi kadar air dalam makanan tertentu, maka semakin cepat 
proses kerusakannya. Melalui proses ini, air yang terkandung dalam bahan 
makanan akan diminimalkan. Dengan begitu, mikroorganisme perusak makanan 
tidak bisa berkembang biak. 

Seperti halnya makhluk hidup yang kita jumpai sehari-hari, baik jamur, 
kuman, maupun bakteri memerlukan air untuk bisa bertahan hidup. Namun agar 
hasilnya bisa maksimal, proses pengeringan harus berjalan sempurna. Jika 
tidak, jamur dan mikroba tetap bisa tumbuh pada makanan yang berarti tidak 
aman lagi dikonsumsi. 

Lebih lanjut, ahli gizi yang kerap disapa Ndung ini menuturkan, berdasarkan 
Permenkes No.722/88 terdapat 25 jenis pengawet yang diizinkan untuk 
digunakan dalam makanan. Meski termasuk kategori aman, hendaknya bahan 
pengawet tersebut harus digunakan dengan dosis di bawah ambang batas yang 
telah ditentukan. 

*BAHAN-BAHAN PENGAWET YANG DIIZINKAN:*

1. asam benzoat, 

2. asam propionat, 

3. asam sorbat, 

4. sulfur dioksida, 

5. etil p-hidroksi benzoat, 

6. kalium benzoat, 

7. kalium sulfit, 

8. kalium bisulfit, 

9. kalium nitrat, 

10. kalium nitrit, 

11. kalium propionat, 

12. kalium sorbat, 

13. kalsium propionat, 

14. kalsium sorbat, 

15. kalsium 

Re: [balita-anda] MEMINIMALKAN BAHAYA ZAT-ZAT ADITIF PADA MAKANAN

2005-09-13 Terurut Topik Didik Wijayanto
trus gimana kita mbedain makanan yang kita beli itu mengandung bahan2
pengawet yang tidak diijinkan ato melebihi kadar yang ditentukan?
soalnya kadang kan kalo makanan kalengan gitu, dicantumkan nama laen
dari nama kimianya, istilahnya nama dagang kalo menurut depkes gitu?
kalo itu makanan yang dijual dipasar ato diwarung2/toko gimana tuh
mbedainnya? ada nggak indikatornya supaya kita nggak ketipu ama
penampilan menarik makanan yang diawetkan dengan cara yang tidak
layak?

di2

On 9/13/05, Andrie S. Praputranto [EMAIL PROTECTED] wrote:
-- 
~ Ira Didik Wijayanto ~



Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]