Pesona Air Terjun Cilengkrang di Ujung Timur Bandung Oleh Asep Suryana
Bandung adalah sebuah kawasan yang dikelilingi pegunungan. Bahkan salah satu organisasi Pecinta Alam di universitas negeri di Bandung pernah melakukan ekspedisi mengarungi 32 gunung yang mengelilingi Bandung. Gunung yang menjadi favorit wisatawan lokal maupun mancanegara adalah Gunung Tangkubanparahu yang terkenal dengan dongeng Sangkuriangnya yang terletak di utara Bandung. Tidak banyak orang yang tahu bahwa gunung-gunung lainnya juga bisa menyejukkan mata dan hati. Salah satunya adalah Gunung Manglayang yang terletak di timur Bandung. Orang menyangka Gunung Manglayang adalah hanya sebuah bukit atau pasir dalam Bahasa Sunda. Bila kita menelusuri salah satu bagiannya yaitu lembah hulu Sungai Ci Hampelas, pandangan itu akan berubah. Lembah ini dikelola dalam kawasan Wisata Alam Curug Cilengkrang “Gema Manglayang” oleh Perhutani KPH Unit 3 Bandung Utara dan baru dibuka tahun 2004. Dalam kawasan ini selain Sungai Ci Hampelas terdapat pula enam buah air terjun (curug) yaitu: Curug Batu Peti, Curug Papak, Curug Panganten, Curug Kacapi, Curug Dampit, dan Curug Leknan. Dari curug pertama hingga terakhir jaraknya sekira 2,5 km. Sepanjang aliran sungai dari hulu hingga gerbang kawasan wisata banyak terdapat batuan besar Begitu pula teras sungai berupa batuan, sehingga air yang mengalir jernih bahkan dasar sungai terlihat jelas. Ini menggambarkan aliran lava dahulunya. Kawasan ini tidak ada dalam geotrek buku Wisata Bumi Cekungan Bandung, oleh karena itu pada kunjungan ketiga Juni 2009 ke kawasan ini saya mengajak Budi Brahmantyo dan T. Bachtiar penulis buku tersebut dan peneliti KRCB (Kelompok Riset Cekungan Bandung). Dari pengamatan curug-curug yang bertingkat dan terasnya berupa batuan basalt serta dinding sungai berupa andesit Budi Brahmantyo menduga aliran lava lebih dari satu kali peristiwa dan ada kemungkinan aliran lava ini adalah erupsi celah dari ujung patahan Lembang. Kelahiran Manglayang diperkirakan sejaman dengan Gn. Tangkubanparahu. Sedangkan T. Bachtiar menduga Gn. Manglayang lahir dari bekas kawah gunung yang lebih tua. Tentu saja diperlukan penelitian lebih lanjut, karena pada jaman kolonial pun kawasan ini kurang mendapat perhatian para peneliti Belanda. Baca selengkapnya disini atau masuki web www.mahanagari.com -tim mahanagari-