Cing baraya nu aya pangalaman mondok di pasantren ngadongeng kadinyah.
Kumaha pamanggihna, naha enya kitu jiga eusi artikel di handap?

Uing pribadi kurang sapagodos jeung kacindekan dina eta artikel,
dumasar kana sababaraha toongan.
Der ah.
(mh)

2009/7/17 mh <khs...@gmail.com>:
> Pendidikan Ala Pesantren
>
> Oleh Imam Nur Suharno
>
> "Saya saat ini masih teringat akan makanan halal dan haram, hukum nun
> mati dan tanwin, larangan-larangan ketika jinabah, dan sebagainya.
> Namun, saya sudah tidak ingat fungsi trigonometri dalam matematika.
> Apalagi tentang teori-teori ilmu ekonomi dan sejarah."
>
> Begitulah komentar beberapa orang yang mencoba membedakan keadaan
> (ilmu) saat ini dari hasil pendidikan pesantren dengan pendidikan
> formal pada umumnya. Sederhana tetapi mengena. Cukup banyak komentar
> yang sejenis dengan pernyataan di atas. Hal ini sebenarnya menjadi
> evaluasi bahwa proses pendidikan ala pesantren lebih berkesan di benak
> para pembelajar (santri) dibandingkan dengan hasil dari pendidikan
> formal umumnya. (Tabloid Pondok, edisi keempat, Direktorat Pendidikan
> Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,
> Departemen Agama RI, 2008).
>

Kirim email ke