Kampung Naga Tolak 150 Wisatawan
TASIKMALAYA, (PR).-

Sekitar 150 wisatawan asing yang akan melihat dari dekat keberadaan
Kampung Naga, Desa Neglasari, Kec. Salawu, Kab. Tasikmalaya, Kamis
(16/7), ditolak untuk masuk ke kampung adat tersebut. Para wisatawan
kecewa karena keinginan melihat Kampung Naga sudah direncanakan jauh
sebelumnya.

Sebagian besar wisatawan yang akan melihat Kampung Naga berasal dari
Belanda. Mereka datang menggunakan lima bus dan kendaraan travel
lainnya.

Di antara rombongan wisatawan tersebut yaitu keluarga Mr. & Mrs. Van
Netten yang datang dari Belanda. Keluarga mereka sudah lama ingin
mengetahui dan mengenal lebih dekat tentang Kampung Naga. Namun,
ketika sudah berada di daerah itu, keluarga tersebut tidak bisa masuk.
"Ya jelas kecewa," katanya.

Semua turis asing tersebut, hanya bisa melihat Kampung Naga dari jarak
kurang lebih seratus meter. Dari lokasi itu, mereka terlihat ada yang
mengambil gambar. Para pemandu berusaha menjelaskan soal Kampung Naga
yang merupakan komunitas masyarakat yang masih memegang teguh adat
istiadat.

Menurut Heru Budi S. dari Travel Panorama, Jakarta, sangat disayangkan
Kampung Naga menolak wisatawan. Padahal, minat wisatawan asing melihat
Kampung Naga sangat tinggi.

"Saya tadi berusaha menjelaskan kepada wisatawan yang kita bawa yaitu
dari Belanda dan Prancis bahwa Kampung Naga ditutup, karena kecewa
soal minyak tanah. Para turis menyayangkan hal itu, mestinya segera
diselesaikan masalah itu," katanya.

Travel Panorama membawa lima kendaraan ke Kampung Naga. Semua
rombongan yang dibawa adalah turis asing. Dari Kampung Naga perjalanan
mereka dilanjutkan ke Baturaden, Banyumas, Yogyakarta, Bali, dan
Lombok.

Sementara Taufik Sani dari Travel ADTIC membawa rombongan dari
Belanda. Dia kecewa, karena keinginan wisatawan asing untuk melihat
keberadaan kampung adat tersebut tidak terlaksana. "Jelas para turis
tersebut kecewa. Mestinya, memang ada jalan keluar dari permasalahan
yang dialami Kampung Naga," ujarnya.

Sementara Irene, wisatawan lainnya dari Belanda merasa heran atas
masalah Kampung Naga yang berlarut-larut. "Harus cepat diselesaikan.
Sekarang merupakan musim liburan sehingga banyak orang Eropa datang ke
Indonesia, termasuk ke Kampung Naga. Jika terus seperti ini, sangat
disayangkan," ucapnya.

Menurut Solihin, petugas dari Dinas Pariwisata Kab. Tasikmalaya yang
memantau Kampung Naga, dalam dua hari terakhir, Rabu (15/7) hingga
Kamis (16/7), tingkat kunjungan ke Kampung Naga tinggi.

"Pada Rabu jumlah wisatawan asing yang datang kurang lebih lima puluh
orang. Lalu, pada Kamis ini semakin banyak. Tetapi, memang mereka
tidak bisa masuk, hanya melihat dari jauh," katanya.

Tokoh adat Naga Ucu mengatakan, keputusan adat menetapkan Kampung Naga
masih tertutup untuk wisatawan. Dengan demikian, wisatawan yang datang
tetap tidak bisa masuk.

Keputusan Kampung Naga ditutup sudah lebih dari dua bulan. Keputusan
itu disebabkan warga kecewa atas program konversi minyak tanah ke
elpiji.

Akibat kebijakan itu, warga KampungNaga yang terdiri atas 98 rumah,
kesulitan untuk memperoleh minyak tanah karena mahal dan langka.
Mereka meminta minyak tanah tetap disubsidi, tetapi sampai sekarang
belum ada keputusan dari pemerintah. (A-97)***

Cite: http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=87269

Kirim email ke