23/02/08 21:21
Australia Lebih "Islami" Daripada Indonesia

Brisbane (ANTARA News) - Australia yang merupakan tetangga "putih"
Indonesia di selatan jauh lebih Islami dan berhasil menerapkan
nilai-nilai Islam dalam sistem kehidupan mereka daripada Indonesia
yang berpenduduk mayoritas Muslim di dunia karena keadilan,
kebersihan, kemakmuran dan kedamaian ada di negara benua itu.

"Dalam konteks sistem, Australia tampak sekali Islaminya. Artinya
Islam secara fungsional terjadi di negara yang berpenduduk mayoritas
bukan Muslim ini, sedangkan di Indonesia yang mayoritas penduduknya
beragama Islam, nilai-nilai Islami justru tidak tampak," kata
Intelektual Muslim Indonesia, Dr.Eggi Sudjana,SH, MSi.

Otokritik terhadap Indonesia itu disampaikan Eggi kepada ANTARA News
seusai berceramah tentang "Islam Fungsional" di depan puluhan anggota
jemaah pengajian bulanan Perhimpunan Masyarakat Muslim Indonesia di
Brisbane (IISB).

Intelektual yang juga pelopor perjuangan buruh Muslim, politisi,
peneliti, dan pengacara itu mengatakan, Australia berhasil
mengfungsionalisasikan nilai-nilai Islami ke dalam sistem kehidupannya
adalah satu kenyataan sehingga para penganggur sekalipun diberikan
jaminan sosial di Australia.

Di Indonesia, kehidupan sebagian besar rakyatnya justru susah, angka
pengangguran dan kriminalitas tinggi, pendidikan bermutu belum
berpihak kepada rakyat kecil, dan bahkan penerapan upah minimum
regional bagi para buruh pun berbeda-beda di setiap daerah padahal
harga minyak sama dimana-mana, katanya.

Kondisi demikian justru tidak terjadi di Australia. Dalam kondisi
kehidupan yang semakin berat di Indonesia itu, aksi perampokan dan
pencurian semakin tampak biasa di negara yang berpenduduk Muslim
terbesar di dunia itu, katanya.

Kondisi demikian, menurut mantan ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Cabang Jakarta (1984-1985) dan Ketua Umum HMI MPO (1986-1988) itu,
tidak dapat dilepaskan dari tanggungjawab pemerintah.

Aktivis yang pernah mencalonkan diri menjadi ketua umum Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) dan duduk sebagai anggota Dewan Pakar DPP
PPP itu pun secara panjang lebar mengupas perihal tanggungjawab besar
pemerintah yang berkuasa terhadap kondisi yang ada dalam ceramahnya di
forum pengajian bulanan IISB.

Umat Islam Indonesia, lanjutnya, sudah saatnya menyamakan visi dan
misi mereka di tengah keberagaman keyakinan politik mereka untuk
mendorong berfungsinya nilai-nilai Islam dalam sistem kehidupan di
Indonesia. "Visi itu adalah `ridho Allah` dan misi `amar ma`ruf nahi
munkar` (mengajak kepada kebaikan dan mencegah keburukan)," katanya.

Eggi Sudjana berada di Australia sejak dua minggu lalu untuk
memasyarakatkan ide "Islam fungsional" melalui kegiatan dakwah dan
pelatihan di Sydney, Brisbane, dan Melbourne. Penulis buku "Islam
Fungsional Paradigma Baru PPP" (2006) itu akan bertolak ke Melbourne
pada 14 Maret 2008.

Acara pengajian bulanan IISB yang berlangsung di salah satu ruang
kuliah Universitas Queensland (UQ) itu juga diisi dengan penampilan
kelompok musisi pemuda Muslim Indonesia dan pemilihan pengurus baru
IISB. (*)

COPYRIGHT (c) 2008
Cite: 
http://www.antara.co.id/arc/2008/2/23/australia-lebih-islami-daripada-indonesia/

Kirim email ke