Ini Dia, Rabeg Khas Serang!
Kamis, 25 Februari 2010 | 16:48 WIB

KOMPAS.com — Jika Anda berkunjung ke Banten, tak lengkap rasanya kalau
tak mencicipi makanan khas hidangan untuk para sultan Banten. Warga
menyebut makanan akulturasi Arab-Banten itu dengan nama rabeg. Bahan
baku utamanya adalah daging dan jeroan kambing, yang dalam bahasa Jawa
dialek Serang atau Jawa Serang disebut wedhus.

Rasanya manis pedas seperti semur bercampur tongseng, tetapi kaya
rempah-rempah. Bumbu rempah-rempah yang paling menonjol adalah jahe
dan lada, dengan sedikit rasa cabai merah. Maklum, dulu Banten memang
dikenal sebagai penghasil lada. Sampai-sampai ada daerah yang dinamai
Pamarican, pusat penyimpanan dan jual-beli lada pada masa lalu.

Letaknya di sebelah utara kompleks keraton, dekat dengan Bandar
Banten. Rasanya yang pedas bisa mengobati rasa pening setelah
berpanas-panas keliling Banten. Jangan khawatir tekanan darah naik
karena biasanya warung makan juga menyediakan acar atau lalap mentimun
untuk menemani menu rabeg.

Menurut beberapa warga asli Serang, rabeg merupakan hidangan istimewa
Istana Banten. Namun, rabeg kini menjadi menu khas masyarakat,
terutama Serang dan Cilegon, yang biasanya disajikan pada saat pesta
dan acara selamatan, terutama pada selamatan akikah kelahiran anak.

Saat ini, rabeg juga menjadi menu makanan yang disajikan di sejumlah
warung atau rumah makan. Agak sulit untuk menemukan rabeg karena hanya
ada beberapa rumah makan khusus rabeg di Serang. Salah satunya di RM
Emak Haji di bilangan Ciceri, Serang. Setiap hari, warung makan
tersebut menyediakan menu rabeg yang lezat ini. (Rayana Bangsaku)

Dapatkan artikel ini di URL:
http://www.kompas.com/read/xml/2010/02/25/16485845/Ini.Dia..Rabeg.Khas.Serang

Kirim email ke