----- Forwarded Message ---- From: www.cintabuku.com <[EMAIL PROTECTED]>
Arti Penting Gerakan Sosial Massal Mengentaskan Kemiskinan by Mohaz * Kemiskinan merupakan sebuah bentuk keterbelengguan (unfreedomness). Walaupun diberikan demokrasi dan kebebasan yan seluas-luasnya, orang miskin tak akan mampu menikmatinya. Mereka terbelenggu oleh himpitan kehidupan. Persoalannya, mereka tak memiliki kemampuan untuk mentransformasikan demokrasi menjadi kesempatan ekonomi. Memang benar jumlah kemiskinan tidak akan berhasil tanpa didukung dengan perekonomian yang kokoh. Namun, pengembangan ekonomi tidak akan memberikan manfaat bagi semua pihak. Bahwa pasang air laut akan menaikkan seluruh perahu, tidak berlaku di bidang ekonomi. Kenyataan menunjukkan lembaga riset Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, sebanyak 10% warga terkaya di dunia ini menguasai 85% aset global. Bila dikomparasi, jika 10% orang terkaya menguasai 85% aset dunia, maka 50% penduduk dunia yang menempati posisi separuh terbawah hanya menikmati 1% dari total aset dunia. Kekayaan masih sangat terkonsentrasi di Amerika Utara, Eropa, dan negara-negara kaya di Asia-Pasifik. Warga di negara-negara itu menikmati 90% dari total kekayaan dunia. .supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya (Al Hasyr : 7) Kondisi yang sesungguhnya harus dipahami mengenai kemiskinan bahwa kemiskinan adalah sebuah fenomena multifase, multidimensional, dan terpadu. Hidup dalam kemiskinan seringkali juga berarti akses yang rendah terhadap berbagai ragam sumberdaya dan aset produktif yang sangat diperlukan untuk dapat memperoleh sarana pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup yang paling dasar tersebut, antara lain: informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan kapital. Lebih dari itu, hidup dalam kemiskinan sering kali juga berarti hidup dalam alienasi, akses yang rendah terhadap kekuasaan, dan oleh karena itu pilihan-pilihan hidup yang dimilikinya sempit. Isu terpenting adalah kemiskinan absolut dan bukan kemiskinan relatif. Kemiskinan relatif hanya menjadi relevan ketika kemiskinan absolut sudah teratasi. Kemiskinan absolut adalah kondisi kemiskinan yang terburuk yang diukur dari tingkat kemampuan keluarga untuk membiayai kebutuhan yang paling minimal untuk dapat hidup sesuai dengan martabat hidup sesuai dengan martabat kemanusiaan. Yang terpenting dalam masalah kemiskinan, apakah orang kaya akan secara sukarela membantu kelompok miskin. Yang terpenting adalah bagaimana memerdekakan orang dari kemiskinan. Bagaimana orang-orang kaya mau mendistribusikan hartanya ke fakir miskin. Bila orang miskin dapat dientaskan maka tercipta kemakmuran ekonomi. Dalam konsep distribusi harta, akan berdampak pemberdayaan kepada masyarakat yang berdaya beli rendah. Dengan meningkatnya daya beli mereka, secara langsung harta yang di salurkan kepada fakir miskin ikut merangsang tumbuhnya demand atau permintaan dari masyarakat, yang selanjutnya mendorong meningkatnya suplai. Dengan meningkatnya konsumsi masyarakat, maka produksi juga akan ikut meningkat. Jadi, pola distribusi harta bukan hanya berdampak pada hilangnya kemiskinan absolut, tapi juga dapat menjadi faktor stimulan bagi pertumbuhan ekonomi di tingkat makro. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al Baqoroh : 261) Angka kemiskinan di Indonesia tahun 2006 mencapai 39 juta orang. Jumlah angka kemiskinan ini naik dari 16 persen di tahun 2005 yang mencapai 36 juta orang. Menurut data di BKKBN Indonesia dengan penduduk sekitar 220 juta orang tahun 2006. Jika 39 juta miskin , berarti ada 181 juta yang kaya. Jumlah 181 juta orang kaya di Indonesia adalah data perorangan. Data jiwa ini harus dijadikan keluarga. Asumsikan dalam satu keluarga, diisi 3 anak dan ibu bapak. Bagikan angka 181 juta jiwa dengan 5 anggota keluarga. Maka kini ada 36 juta keluarga kaya di Indonesia. Landasan potensi minimal penyaluran dana adalah Rp 20.000 per hari. (1 keluarga kaya menanggung biaya hidup minimal 1 orang miskin setiap hari.) Bagi orang kaya , angka itu tentu amat ringan. Apalagi bila penghasilannya sampai puluhan juta, ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Andai 36 juta keluarga kaya mau menyalurkan dananya,maka terhimpun angka Rp 259,2 triliun per tahun. Hanya dengan Rp 20 ribu perhari, total 36 juta orang kaya di Indonesia menyumbang Rp 259,2 triliun per tahun. Jumlah itu menjadi fantastis bila diterapkan secara proporsional. Karena sangat banyak orang kaya di Indonesia yang penghasilannya penghasilannya sampai puluhan juta, ratusan juta bahkan milyiaran rupiah. Jika dana yang terhimpun itu diberdayakan langsung pada fakir miskin, maka orang miskin akan menerima sekitar Rp 550 ribu per bulan. Bila hal itu bisa diterapkan dan berhasil maka kemiskinan akan terentas saat ini juga. Padahal perhitungan kasar tersebut hanya perkiraan standar bahkan bisa dikatakan minimal. Namun dimana sesungguhnya posisi orang kaya Indonesia? Apakah orang kaya Indonesia benar-benar merupakan kumpulan orang-orang kikir? Padahal kekayaan adalah titipan Tuhan. Ada hak fakir miskin pada harta kita. Sesungguhnya uang yang tertahan untuk disalurkan pada fakir miskin, merusak kehidupan. Kerusakan pertama, hidup ingkar para orang kaya yang menahan hartanya tak berkah. Harta yang bukan haknya (hak fakir miskin), melenyapkan barokah seluruh hartanya. Barokah di sini berarti bahwa harta bukannya membawa nikmat dan kebaikan namun justru mendatangkan laknat dan bencana. Kerusakan kedua, akibat tertahan fakir miskin yang harusnya tertolong, malah makin melarat dilumat kemiskinan. Lantas kerusakan ketiga, harmoni sosial seperti apa yang dipenuhi para orang kaya yang menahan hartanya dan fakir miskin yang menjerit-jerit dalam ketidakberdayaan. Apakah akan tergapai impian masyarakat yang harmonis? Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Imron : 180) *) Penulis adalah Spiritual Executive Organization Logos Foundation Informasi lebih lengkap atas bulletin tersebut dan bulletin-bulletin sebelumnya lainnya tersedia di : http://cintabuku.com/blog/index.php Jangan lupa informasikan ke teman-teman Anda barangkali membutuhkan. Hormat Kami, Ida Dwi Lestari CEO - www.cintabuku.com Call : 021 98628010 SMS 0818 706734 =================================================================== Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar =================================================================== Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/