TERNYATA ADAM DILAHIRKAN

  Dari pembahasan yang sudah kita lakukan, saya kira anda sudah bisa menebak 
kesimpulan akhirnya. Bahwa Adam adalah manusia yang dilahirkan. Kenapa? Karena, 
memang ia bukan manusia pertama yang diciptakan di muka Bumi.


 Adam adalah al insaan. Ia bukan al basyar. Manusia pertama yang diciptakan 
oleh Allah ternyata bukan Adam. Ia tidak pernah disebut secara eksplisit oleh 
Al Qur’an. Allah selalu menyebut manusia pertama itu secara kolektif sebagai al 
basyar. Karena itu, tidak ada penjelasan rinci tentang siapa dia dan bagaimana 
rupanya.


  Data-data ilmu pengetahuan pun sampai sekarang masih diliputi oleh kabut 
tebal yang penuh misteri. Data-data fosil maupun perhitungan umur genetika 
hanya menyebut angka jutaan tahun yang lalu sebagai awal munculnya spesies 
manusia.


  Menurut pemetaan genetika manusia, kita adalah generasi ke 300.000 dari 
manusia pertama. Kalau pergantian generasi dihitung rata-rata setiap 30 tahun, 
maka itu berarti sekitar 9 juta tahun yang lalu. Ini pun belum disepakati oleh 
para ahli. Kebanyakan ilmuwan palaentologi dan genetika menyebut angka 5-10 
juta tahun yang lalu sebagai awal kemunculan spesies manusia.


 Tetapi, manusia yang dimaksud itu, dipercaya sebagai manusia purba. Otak dan 
peradabannya masih sangat rendah. Meskipun, secara fisik mereka telah 
menunjukkan bentuk tubuh yang menyerupai manusia. Munculnya manusia modern 
diperkirakan baru sekitar puluhan ribu tahun yang lalu.


  Salah satu tandanya, adalah munculnya peradaban yang lebih maju. Mereka sudah 
bertani dan berternak. Bukan berpindah-pindah ladang, dan berburu. Dugaan ini 
diperkuat oleh ayat Qur'an bahwa anak-anak Adam -Qabil & Habil - sudah mengenal 
pertanian dan peternakan.




 QS. Al Maaidah (5): 27
 Ceriterakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut 
yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari 
salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain 
(Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil: 
"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".


  Dikisahkan bahwa Habil adalah seorang petani, sedangkan Qabil adalah 
peternak. Mereka membuat persembahan kurban dalam bentuk hasil pertanian dan 
peternakan mereka. Habil mempersembahkan hasil pertanian terbaiknya. Sedangkan 
Qabil justru memilih hewan-hewan yang tidak baik kualitasnya. Maka persembahan 
yang penuh keikhlasanlah yang diterima Allah. Yaitu dari Habil. Qabil pun iri 
dan marah. Akhirnya, ia membunuh saudaranya sendiri - Habil. Kisah klasik ini 
menyiratkan bahwa keluarga Adam sudah mengenal peradaban yang lebih maju 
dibandingkan pendahulunya.


  Jadi, zaman mereka adalah jaman peradaban manusia modern. Dan itulah memang 
yang diajarkan Allah kepada Adam. Itu pula yang membedakan Adam dengan manusia 
generasi sebelumnya.
 Banyak ayat di dalam Al Qur’an yang mengarahkan kita pada kepahaman, bahwa 
Adam bukanlah manusia purba. Ia adalah manusia modern yang dilahirkan. Ia bukan 
diciptakan secara langsung dari tanah, melainkan terlahir dari sebuah proses 
kehamilan orang tuanya.


 QS. Ali Imran (3): 59
 Sesungguhnya masalah (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti Adam. 
Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: 
"Jadilah", maka jadilah dia.


 Ada dua hal yang perlu dicermati dari ayat di atas. Yang pertama adalah 
analogi Isa dan Adam. Allah menyamakan proses antara penciptaan Isa dan Adam. 
Sudah saya uraikan di bagian depan, bahwa penciptaan Isa disebut Allah seperti 
Adam,diciptakan dari tanah (turab) kemudian diucapkan kepadanya kun, maka 
jadilah ia. Dari sini kita tahu bahwa ketika Allah mengatakan kun, penciptaan 
itu ternyata berproses. Sebagaimana Isa yang dilahirkan oleh ibunya. Karena 
keduanya dibuat analogi, maka kita memperoleh kesimpulan sementara bahwa Adam 
pun dilahirkan sebagaimana Isa.


 Hal kedua yang perlu kita cermati adalah kata turab. Di ayat itu Allah 
mengatakan bahwa keduanya diciptakan dari tanah (turab). Di bagian depan sudah 
kita bahas, bahwa tanah turab adalah tanah gembur yang mengandung unsur hara 
sangat baik.


  Menariknya, penciptaan dengan tanah turab ini diceritakan lebih lanjut oleh 
Allah dalam berbagai ayat lainnya. Bahwa tanah turab itu ternyata berproses 
secara bertingkat untuk menjadi sesosok manusia.


  Pada kesempatan ini, saya ingin sekali lagi mengajak pembaca untuk mencermati 
keterkaitan anatara 7 ayat yang sudah kita bahas di bagian depan itu. Ini 
penting agar pembaca memperoleh kepahaman secara lebih holistik. Agar 
memperoleh kepahaman yang utuh. Karena saya lihat, di keterkaitan itulah letak 
kunci pemahamannya.

 1. QS. Al Baqarah (2): 264
 Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu 
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang 
yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman 
kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin 
yang di atasnya ada tanah (turab), kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu 
menjadilah dia bersih. Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka 
usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.


  Ayat ini bercerita tentang definisi turab. Bahwa turab adalah jenis tanah 
permukaan Bumi, yang jika menempel di batu, dan kemudian tersiram air hujan, ia 
akan larut dan hanyut. Batunya menjadi licin. Tanah jenis inilah yang disebut 
dalam penciptaan Isa dan Adam.


 2. QS. Ali Imran (3): 59
 Sesungguhnya masalah (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti Adam. Allah 
menciptakan Adam dari turab, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” 
(seorang manusia), maka jadilah dia.


  Disini Allah menjelaskan aplikasi tanah turab itu dalam proses penciptaan 
Adam. Dan juga Isa. Analogi antara Adam dan Isa telah memberikan gambaran yang 
jelas kepada kita karena kita tahu persis bagaimana proses penciptaan Isa 
berlangsung, yaitu dengan cara terlahir dari rahim ibunya.


 3. QS. Al Kahfi (18): 37
 Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya sedang dia bercakap-cakap dengannya: 
"Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah (turab), 
kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang 
sempurna?


  Lebih lanjut Allah bercerita dalam ayat ini, bahwa tanah turab itu memang 
masih berproses Iebih lanjut menjadi sperma pada lelaki dan ovum pada 
perempuan. Atau istilah umumnya adalah air mani. Barulah, kelak akan menjadi 
manusia sempurna.


 4. QS. Al Hajj (22): 5
 Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka 
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah (turab), 
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari 
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami 
jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki 
sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, 
kemudian sampailah kamu kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang 
diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai 
pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah 
diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami 
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan 
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.


 Dalam ayat ini, Allah semakin gamblang menjelaskan tahapan-tahapan penciptaan 
itu. Dari turab menjadi nuthfah (sperma dan ovum), menjadi alaqah (segumpal 
darah), dan menjadi mudghah (segumpal daging). Lantas, ditetapkan berkembang di 
dalam rahim sampai sempurna kejadiannya. Dan lahirlah sebagai seorang bayi. 
Bertambah dewasa seiring usia, dan kemudian diwafatkan. Bahkan, kemudian Allah 
memberi ilustrasi tentang penciptaan itu bagaikan Bumi yang disirami air hujan, 
kemudian bertumbuhanlah tanamannya.


 5. QS. Ar Ruum (30): 20
 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, 
kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.


  Selain proses-proses fisik yang terjadi saat penciptaan itu, Allah juga 
memberikan gambaran lebih jauh bahwa manusia yang berasal dari turab itu 
tiba-tiba bisa berkembang biak. Memakmurkan Bumi. Kata ‘tiba-tiba’ ini tidak 
harus bermakna ‘tanpa proses’. Karena faktanya, Allah memproses dulu fisik 
manusia (Adam) sampai menjadi manusia dewasa, dan kemudian berpasangan dengan 
lawan jenisnya, sehingga berkembang biak. Hal itu, diceritakan Allah pada ayat 
berikut ini.


 6. QS. Al Faathir (35): 11
 Dan Allah menciptakan kamu dari tanah (turab) kemudian dari air mani, kemudian 
Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada 
seorang perempuan pun mengandung dan melahirkan melainkan dengan 
sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur 
panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam 
Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.


 7. QS. Al Mu'min (40): 67
 Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah (turab) kemudian dari setetes air 
mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai 
seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa 
(dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada 
yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada 
ajal yang ditentukan, dan supaya kamu memahaminya


  Ayat terakhir ini kembali menegaskan bahwa Allah memproses turab itu bertahap 
dan bertingkat-tingkat di dalam rahim seorang ibu. Akhirnya, terlahirlah turab 
itu sebagai seorang bayi. Kemudian menjadi dewasa. Kemudian menua. Akhirnya 
diwafatkan kembali lagi ke asal muasalnya, yaitu tanah.


  Dan yang paling menarik adalah penutup ayatnya. Allah menegaskan, bahwa semua 
keterangan ini dimaksudkan agar kita semua memahaminya...


  Maka, kemana lagi kita harus berpaling untuk memperoleh informasi, kecuali 
dari aya-tayat Qur'an? Tapi ingat, penjabarannya harus kita buktikan lewat 
data-data ilmiah. Lewat perkembangan ilmu pengetahuan. Palaentologi maupun 
biomolekuler.


 Allah dengan sangat jelas telah menuntun kepahaman kita tentang penciptaan 
Adam ini di dalam Al Qur’an. Bahwa, Adam adalah bapak manusia modern yang 
terpilih dari spesies manusia purba. Yang dalam istilah Al Qur’an disebut 
sebagai al basyar. Ia adalah al insaan yang dilahirkan oleh al basyar...


 Kapan? Dimana? Jawabnya secara persis belum diketemukan di dalam Al Qur’an. 
Kita tunggu penemuan empiriknya. Namun, Allah menyinggung secara global bahwa 
al lnsaan itu diciptakan sesudah jin dan sesudah al basyar.






 QS. Al Hijr (15): 26-29
 Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (insaan) dari tanah liat 
kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.


 Dan Kami telah menciptakan jin sebelumnya, dari api yang sangat panas.


 Dan, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan 
menciptakan manusia (basyar) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang 
diberi bentuk.


 Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke 
dalamnya ruhKu, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.


 Ayat di atas jika dipahami sepenggal akan membingungkan. Karena itu saya 
kutipkan rentetannya. Di awalnya, Allah bercerita bahwa Dia telah menciptakan 
al insaan alias Adam dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang 
diberi bentuk. Karena itu kebanyakan kita berpendapat bahwa Adam diciptakan 
oleh Allah secara langsung, tanpa proses. Tetapi bacalah rentetan ayat 
berikutnya.


 Tiba-tiba Allah memberi informasi tentang penciptaan jin. Makhluk ini 
diciptakan sebelum al insaan dari api. Kenapa secara tiba-tiba Allah bercerita 
tentang jin, padahal Dia sedang bercerita tentang al insaan yang telah 
diciptakan? Rupanya, Allah ingin menegaskan bahwa manusia yang diciptakan itu 
adalah al insaan yang memiliki fitrah ibadah seperti jin. Hal ini akan menjadi 
jelas ketika dikaitkan dengan QS. 51:56 – ‘dan tidaklah kami ciptakan jin dan 
manusia kecuali untuk beribadah’.


 Ayat berikutnya lagi, barulah Allah menjelaskan tentang al insaan itu. Bahwa 
ia adalah al basyar yang diciptakan dari ‘tanah liat kering’ (berasal dari 
lumpur hitam yang diberi bentuk). Karena itu Allah mesti menyempurnakan 
terlebih dahulu, dan meniupkan ruhNya. Barulah sempurna kejadiannya sebagai 
seorang insaan. Dan, malaikat pun diperintahkan untuk bersujud.
 Ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan ayat-ayat yang bercerita 
tentang penciptaan Adam yang berasal dari turab. Karena, justru ini merupakan 
rangkaian mata rantai yang harus disambungkan. Bahwa turab dan shalshaal min 
hamaa-in masnun adalah sebuah rantai proses yang disebut Allah sebagai saripati 
tanah (sulaalatin min thiin). Hal ini sebagiannya telah kita bahas di depan.


  Akan tetapi untuk memantapkan kembali kepahaman secara holistik, maka di 
bawah ini saya kutipkan ayatnya. Bahwa saripati tanah itu memang diproses dulu 
oleh Allah sehingga menjadi bayi yang terlahir. Bahwa saripati-saripati tanah 
mesti diubah dulu menjadi sperma & ovum, kemudian diproses di dalam rahim lewat 
tahap-tahapan yang sudah kita pahami itu.


 QS. Al Mukminuun (23): 12-14
 Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (insaan) dari suatu saripati 
tanah.


 Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (nuthfah) dalam tempat yang kokoh 
(rahim).


 Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu 
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang 
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami 
jadikan dia makhluk yang lain (seorang bayi). Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta 
Yang Paling Baik.






















 INSAN KAMIL


  Maka apakah yang menjadi pelajaran utama dari semua yang telah kita bahas 
ini? Kita menangkap suatu kesan, betapa mulianya manusia diciptakan oleh 
Allah..!


  Persiapannya saja miliaran tahun. Bumi sebagai panggung drama kehidupannya 
telah disiapkan sejak 5 miliar tahun yang lalu. Dan Langitnya lebih lama lagi 
sekitar 13 miliar tahun.


  Daratan, lautan, gunung-gunung, serta berbagai fasilitas kehidupan disiapkan 
secara sempurna, seluruhnya buat manusia. Bukan hanya kebutuhan pokoknya, 
melainkan segala macam perhiasan dan kenikmatan dunia.


  Badannya diciptakan dari tanah Bumi, dengan desain yang paling sempurna dan 
paling indah di antara makhluk-makhluk lainnya. Otak dan kecerdasannya luar 
biasa. Sehingga bisa menghasilkan peradaban yang tiada bandingannya di alam 
semesta.


 Proses penciptaannya penuh rahasia. Dan membutuhkan proses berliku yang sangat 
rumit. Asal usulnya, batuan keras tanah Bumi yang dilumatkan terlebih dahulu 
oleh sang Pencipta selama miliaran tahun. Ia sempat mengalami tahapan menjadi 
tanah tembikar, tanah lempung, lumpur hitam yang berbau, dan kemudian 
disaripatikan menjadi tanah gembur di permukaan tanah.


  Dia, Sang Penguasa, menciptakan miliaran benih di perut Bumi. Maka tumbuhlah 
segala macam kehidupan, ketika Dia mengirimkan air dari angkasa luar 
menyiraminya. Meskipun Bumi - sang benih raksasa - itu tadinya mati. Kehidupan 
mulai bergerak. Planet yang tandus menjadi hijau menyegarkan. Planet Bumi pun 
menjadi surga.


 Itulah saat-saat munculnya makhluk paling mulia bernama manusia. 
Ditumbuhkannya benih manusia dari perut Bumi. Muncullah al Basyar di mana-mana. 
Di seluruh benua yang menghampar seantero Bumi. Mereka hadir, dan tiba-tiba 
berkembang biak memenuhi planet Surga ini. Bagaikan tanam-tanaman yang tumbuh 
di musim penghujan...


  Dari semua yang kita bahas sejauh ini, saga ingin mengajak Anda membaca 
firman Allah berikut. Ia memberikan gambaran menarik dari seluruh rangkaian 
cerita penciptaan manusia yang telah kita bahas. Sejak mereka dikeluarkan dari 
tanah, berkembang biak, diberi istri dari jenisnya sendiri, menghasilkan 
generasi yang beragam rasnya, berusaha eksis di kehidupan dunia, sampai 
kemudian mati kembali kepada sang Pencipta.


 QS. Ar Ruum (30): 19-27
 Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari 
yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu 
dikeluarkan (dari Bumi).


 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, 
kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.


 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu 
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram 
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya 
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.


 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan 
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu 
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.


 Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang 
hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang 
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.


 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat 
untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air dari langit, 
lalu menghidupkan bumi (lagi) dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada 
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan 
akalnya.


 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi 
dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari 
bumi, seketika itu kamu keluar (dari kuburmu).


 Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Semuanya hanya 
kepadaNya tunduk.


 Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan 
(menghidupkan)-nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah 
bagi-Nya. Dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan 
Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.


  Begitulah Allah menggelar drama kehidupan di muka Bumi. Sejak diciptakan 
sampai datangnya kematian. Semua makhluk hidup berasal dari dalam tanah, dan 
kembali ke tanah. Berasal dari tiada, kembali ke tiada. Berasal dari Allah, 
kembali kepada Allah...


 Manusia hanyalah sepercik tanda keberadaan sang Pencipta. Yang menyala 
sekejap, dalam kegelapan abadi alam semesta. Ia menjadi ‘ada’ ketika ruh 
ilahiah-nya bersemayam di dalam dirinya. Memancarkan cahaya kemuliaan. Dan 
kemudian menjadi ‘tiada’ lagi, ketika ruh ilahiah itu meninggalkan dirinya. 
Menjadi seonggok daging - saripati tanah tiada guna...!
 Kita menjadi ada karena Ruh-Nya
 Kita menjadi tiada juga karena Ruh-Nya...
 Malaikat bersujud kepada Adam
 karena Ruh-Nya
 Adam menjadi mulia pun
 karena Ruh-Nya...
 Allah menerima taubat Adam
 karena Ruh-Nya
 Allah memilihnya menjadi Nabi pun
 karena Ruh-Nya...
 Allah memuliakan keturunan Adam
 karena Ruh-Nya
 Dan menyediakan segala kebutuhannya
 karena Ruh-Nya...
 Allah membimbing kita menuju Surga
 karena Ruh-Nya
 melindungi kita dari jalan sesat pun
 karena Ruh-Nya...
 Allah mengajari kita dekat denganNya
 karena Ruh-Nya
 Menyayangi kita agar tidak menderita
 karena Ruh-Nya...
 Allah menerangi hidup kita dengan cahaya
 karena Ruh-Nya
 dan mengeluarkan dari kegelapan
 karena Ruh-Nya...


 Ya, Allah menciptakan segala
 yang ada di Bumi ini untuk kita
 karena kita adalah sebagian dari Ruh-Nya


 Maka, kemana lagi kita berpaling? Kecuali kepada Dia
 Dzat Maha Berkuasa
 Yang telah menciptakan kita
 dari KeberadaanNya Sendiri...


 Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruhNya dan Dia 
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati (tapi) sedikit sekali 
kamu bersyukur'
 [QS. As Sajdah (32): 9]




 wallahu a'lam bishshawab



 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke