4. Kesadaran Tauhid
   
  Inilah tingkat Kesadaran yang paling tinggi. Sebuah tingkat lanjut dari 
proses Kesadaran Spiritual. Kesadaran ini bakal tercapai oleh mereka yang telah 
menjalani Kesadaran Spiritual dalam kurun waktu tertentu. Biasanya bertahun, 
atau berpuluh tahun.
   
  Kesadaran Tauhid dicirikan oleh menyatunya segala kepahaman menjadi 
tauhidullah, alias mengEsakan Allah semata. Bukan hanya dalam persepsi 
melainkan telah menjalar kepada seluruh sikap dan perbuatannya. Kesadaran 
tingkat inilah yang bakal melahirkan kepasrahan yang mendalam kepada Allah swt, 
tingkat tertinggi di dalam agama Islam yang disebut sebagai muslimun.
   
  Dalam proses pencarian Kesadaran, seseorang yang mencari jati diri kehidupan 
ini bakal selalu mentok. Ujung-ujungnya adalah rasa 'ngeri' atau 'terpesona' 
atau campuran keduanya, dalam memandang Kebesaran dan Keagungan Allah, dalam 
puncak Kesadaran Spiritualnya. Ia merasa kecil dan tidak berdaya, karena 
berhadapan dengan sebuah Kekuatan yang tiada terperikan. Baik KebesaranNya, 
Kesempurnaan Nya, KehalusanNya, sampai pada Keperkasaan KehendakNya.
              
  Ia telah bertemu Tuhannya dalam pencarian yang tiada henti. Lantas, muncul 
sebuah pengakuan bahwa dirinya kecil dan lemah, sedangkan Tuhan sangat Kuat dan 
Perkasa. Ia bodoh dan naif, sedangkan Tuhan sangat Pintar dan Tahu Segala. Ia 
kasar dan ceroboh, sedangkan Tuhan Sangat Halus dan Teliti. Ia penuh dengan 
segala kekurangan dan keterbatasan, sedangkan Tuhan Maha Sempurna.
   
  Kesadaran Spiritual telah menghantarkan seseorang kepada sang Pencipta yang 
Maha Agung dan Mulia. Maka, setelah itu manusia bakal berproses lebih jauh 
berinteraksi dengan Dzat Ketuhanan itu. Disinilah mulai muncul Kesadaran Tauhid.
   
  Kesadaran Tauhid dimulai dengan munculnya sebuah surprise, bahwa kemana pun 
kita menghadap, selalu ketemu dengan Allah. Sebagaimana Allah berfirman berikut 
ini.
   
  QS.A1 Baqarah (2) : 115
  Dan kepunyaan Allah lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di 
situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.
   
  QS. Al Baqarah (2) : 255
  Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal 
lagi terus-menerus mengurus (makhluk Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. 
Kepunyaan Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at 
di sisi Allah tanpa izin Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka 
dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah 
melainkan apa yang dikehendaki Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan 
Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha 
Besar
   
  QS. Asy Syu'araa (26) : 28
  Musa berkata: "Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di 
antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal".
   
  QS. An Nisaa' (4) : 126
  Kepunyaan Allah lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah Allah 
Maha Meliputi segala sesuatu.
   
  QS. Al Israa' (17) : 60
  Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya Tuhanmu meliputi 
segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan 
kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu 
yang terkutuk dalam Al-Qur’an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang 
demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.
   
  QS. Ath Thalaq (65) : 12
  Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah 
Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas 
segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala 
sesuatu.
   
  QS. Al Baqarah (2) : 186
  Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), 
bahwasanya Aku adalah dekat Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a 
apabila ia memohon kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala 
perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada Ku, agar mereka selalu berada 
dalam kebenaran.
   
  Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang menggambarkan betapa Allah meliputi 
segala sesuatu. Kemana pun kita menghadap di situlah kita melihat Allah. Dengan 
benda apa pun kita berinteraksi, di situ juga ada Allah. Sedang menghadapi 
problem apa pun, kita juga sedang berhadapan dengan Allah.
   
  Ya, Allah tiba-tiba hadir di mana-mana. Di setiap yang kita lihat. Di segala 
yang kita dengar. Di persoalan-persoalan yang sedang kita pikirkan. Dan di 
segala sesuatu yang kita lakukan. Bahkan Allah juga hadir di sekujur tubuh 
kita. Mulai dari denyut jantung, tarikan nafas, geliat otot-otot, percikan 
sinyal-sinyal listrik di sel-sel saraf dan otak, serta seluruh aktivitas 
kehidupan kita. Allah hadir di seluruh penjuru kehidupan kita.
   
  Seseorang yang telah mencapai Kesadaran Tauhid tiba-tiba mejadi begitu jernih 
melihat kehadiran Allah dalam hidupnya. Ketika sedang sendirian, tiba-tiba ia 
merasakan betapa Allah, telah hadir di tarikan dan hembusan nafasnya.
   
  la seakan-akan bisa 'melihat' betapa oksigen yang dihirupnya meresap ke dalam 
paru-parunya, ditangkapi oleh gelembung-gelembung alvioli, kemudian diedarkan 
ke miliaran sel-sel tubuhnya oleh mekanisme peredaran darah yang mangagumkan.
   
  Ia melihat betapa Allah hadir dan aktif mengendalikan seluruh mekanisme 
distribusi oksigen itu. la bisa merasakan, betapa ngerinya jika Allah tidak 
hadir dalam proses pengangkutan oksigen itu.
   
  Proses itu bakal menjadi amburadul tidak terkendali. Jaringan alvioli di 
dalam paru-paru tidak mampu menangkapi gelembung oksigen. Dan kemudian, darah 
tidak mengangkuti oksigen itu sebagaimana mestinya. Maka, dalam waktu beberapa 
menit kemudian, sel-sel di dalam tubuh kita akan mengalami kematian massal 
dengan sangat dramatis.
   
  Miliaran sel tidak memperoleh pasokan oksigen. Termasuk otak. Secara beruntun 
orang yang gagal memperoleh oksigen itu bakal mengalami kondisi seperti 
tercekik, badannya membiru, lantas kehilangan kesadarannya, pingsan, dan 
kemudian mengalami kerusakan berbagai organnya. Dan, akhirnya menemui kematian.
   
  Betapa dominannya Kekuasaan Allah berperan di dalam proses itu. Dalam waktu 
yang bersamaan, Allah sedang mempertontonkan berbagai sifat KetuhananNya. 
'Kekuasaan', Ketelitian, Kehalusan, Kehendak, dan Kasih SayangNya, bercampur 
dalam sebuah proses mengendalikan pasokan oksigen ke dalam tubuh makhluk hidup.
   
  Allah menjaganya tanpa henti. Tidak Mengantuk, Tidak Tertidur, dan tidak 
pernah merasa capai. Persis sebagaimana Dia firmankan dalam ayat-ayatNya: 
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal 
lagi terus-menerus mengurus (makhluk Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. 
Kepunyaan Nya apa yang di langit dan di bumi".
   
  Allah setiap saat selalu dalam urusan. Di ayat yang lain, Allah juga 
menegaskan, bahwa DIA selalu dalam kesibukan. Persis seperti ayat berikut ini.
   
  QS. Ar Rahman (55) : 29
  Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu 
Dia dalam kesibukan.
   
  Bisa kita bayangkan seandainya Allah berhenti satu menit saja dalam mengurus 
makhlukNya. Maka, triliunan benda langit akan mengalami tabrakan yang sangat 
dramatis. Dan seluruh mahluk hidup bakal mengalami problem serius dalam seluruh 
proses metabolismenya.
   
  Ya, sebab Allah bukan hanya hadir di dalam nafas kita. Dalam waktu yang 
bersamaan Ia juga sedang ‘sibuk’ mengatur denyut jantung miliaran makhluk 
hidup. Bukan hanya manusia yang berjumlah sekitar 5 miliar. Tapi juga jantung 
jutaan monyet yang sedang bergelantungan di pepohonan, gajah yang sedang tidur, 
kijang yang berlari kencang, ikan-ikan yang berenang di lautan lepas, dan 
miliaran binatang lainnya. Semuanya dalam kondisi yang berbeda.
   
  Ada yang perlu berdenyut kencang karena sedang berlari atau marah dan emosi. 
Ada juga yang berdenyut perlahan karena sedang tertidur atau mungkin bersantai 
santai saja. Semuanya dikontrol dengan sangat teliti dan kasuistik. Bisakah 
Anda bayangkan tingkat kerumitannya?!
   
  Bahkan kalau kita cermati lebih jauh, kita bakal bergidik merasakan betapa 
Dahsyatnya Allah sang Penguasa dan Pencipta itu. Dalam waktu yang bersamaan, 
Dia sedang mengatur miliaran pepohonan. Ada yang bertunas, berbunga, berbuah, 
bercabang, layu, rontok dan roboh diterpa angin.
   
  Di bagian yang lain, Allah juga sedang menggerakkan angin, mendorong awan 
agar bisa turun hujan di daerah yang tandus. Hujan itu tidak diturunkan 
sekaligus seperti air terjun, melainkan dijatuhkan sebagai butiran-butiran yang 
terukur sehingga tidak merusakkan daerah yang disirami air hujan itu.
   
  Bayangkan, seandainya hujan turun dalam bentuk air terjun di daerah Anda. 
Pasti akan terjadi bencana tiada terkira akibat hempasan air bah berjumlah 
jutaan ton. Allah mengukur jatuhnya hujan sesuai kadarnya. Baik jumlah yang 
turun maupun cara turunnya.
   
  QS. ZukhRuh (43) : 11
  Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami 
hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan 
(dari dalam kubur).
   
  Dalam waktu yang bersamaan pula, Allah sedang mengendalikan triliunan 
kejadian di muka bumi mulai dari yang paling halus sampai yang paling besar. Di 
dalam sel seorang manusia saja, Allah mengendalikan 4-5 miliar genome yang 
bertanggung jawab terhadap berbagai reaksi biokimiawi terkait dengan 
sifat-sifat khas seseorang. 
   
  Jika untuk urusan genome inj saja kita hitung, maka kita akan memperoleh 
angka yang sangat fantastis. Anggap saja jumlah manusia di muka bumi ini persis 
5 miliar orang, maka dalam waktu yang bersamaan Allah sedang mengendalikan 5 
miliar x 5 miliar = 25 juta triliun reaksi biokimiawi di dalam seluruh manusia 
yang hidup di muka bumi.
   
  Dan semuanya kritis. Jika terjadi penyimpangan satu reaksi saja, maka akan 
terjadi penyimpangan kesehatan pada seorang manusia. Jadi sehat tidaknya 
seseorang berada di dalam genggaman Allah, lewat (Salah satunya) keseimbangan 
reaksi reaksi biokimiawi tersebut.
   
  Padahal, kita tahu selain manusia di bumi ini hidup hewan dan tumbuhan yang 
jumlahnya juga bermiliar-miliar. Bahkan jauh lebih, banyak dari jumlah manusia. 
Dan semuanya berkembang dengan desain yang sangat khas. Tidak ada yang sama 
antara hewan satu dengan yang lain. Antara tumbuhan satu dengan yang lainnya.
   
  Kalau kita asumsikan ada 10 miliar binatang dan 10 miliar tumbuhan, baik di 
darat laut maupun udara, maka ada 20 miliar x 5 miliar reaksi biokimia = 100 
juta triliun reaksi yang harus dikendalikan Allah dengan ketelitian yang luar 
biasa.
   
  Bisakah Anda bayangkan, bahwa untuk urusan reaksi biokimiawi saja Allah 
demikian 'sibuknya' mengendalikan sekitar 125 juta triiun peristiwa, dalam 
waktu yang bersamaan! Katakanlah, pada saat ini juga, sedetik ketika anda 
sedang membaca tulisan ini.
   
  Belum lagi hal-hal lain, yang berkait dengan koordinasi antar sel sehingga 
bisa membentuk koordinasi jaringan, organ dan tubuh makhluk hidup. Cara 
organisasi seperti apa yang bisa anda bayangkan untuk mengatur dan 
mengendalikan miliaran reaksi biokimia yang terjadi di dalam miliaran sel, yang 
kemudian terkoordinasi membentuk miliaran jaringan, organ, dan tubuh dari 
bermiliar-miliar makhluk hidup?!!
   
  Sungguh demikian dahsyatnya!! Dan semua itu telah berjalan selama sekitar 5 
miliar tahun usia planet bumi. Semuanya berjalan dalam kontrol yang sangat 
teliti dalam skala sangat raksasa. Itupun baru dalam skala planet bumi. Bisakah 
Anda bayangkan ketika kita berbicara dalam skala makrokosmos alias alam 
semesta?!
   
  Ada bermiliar-miliar benda angkasa yang juga membutuhkan perhatian Allah 
dalam urutan waktu yang tiada pernah henti. 'Meleng' sedikit saja hancurlah 
alam semesta beserta segala isinya.
   
  Dan puncak dari segala yang kita bahas ini adalah: muncul sebuah kefahaman, 
bahwa semua peristiwa kritis itu hanya dikendalikan oleh 'Sosok Tunggal' saja. 
Sebab jika tidak, maka seluruh koordinasi itu akan menjadi kacau balau. Persis 
seperti yang difirmankan Allah berikut ini.
   
  QS. Al Anbiyaa' (21) : 22
  Sekiranya di langit dan di bumi ada tuhan-tuhan selain Allah, tentulah 
keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy 
daripada apa yang mereka sifatkan.
   
  Dengan sangat logis Allah memberikan argumentasi kepada kita, tidak mungkin 
ada beberapa Tuhan sebagai penguasa alam semesta. Jika tidak mengikuti satu 
aturan saja, maka bisa dipastikan alam semesta akan mengalami kehancuran. Sebab 
hukum alam yang mengaturnya lantas tidak bisa disinkronkan.          
   
  Semua ilmuwan astronomi termasuk Einstein mengakui bahwa di alam semesta ini 
hanya berlaku satu hukum. Dan itu berarti hanya ada satu Tuhan yang 
menciptakannya, yaitu Allah Azza WajAla.
   
  QS. Ar Ra'd (13) : 16
  Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah" Katakanlah: 
"Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal 
mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri 
mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, 
atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan 
beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan Nya sehingga 
kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?"
   
  Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia lah Tuhan Yang Maha 
Esa lagi Maha Perkasa".
   
  Bahkan, di ayat ini Allah mengembangkan logika itu lebih luas lagi. Apakah 
ada yang bisa menciptakan makhluk seperti yang telah diciptakanNya? Jawabnya, 
pasti tidak akan pernah ada. Karena itu, tidak ada pilihan lagi untuk bertuhan, 
kecuali kepada Allah sang Perkasa.
   
  Sampai disinilah puncak pencarian seseorang terhadap hakikat kehidupan. Tanpa 
bisa dibantah lagi, ia telah mencapai kesimpulan final bahwa alam semesta ini 
memang diciptakan. Dan sang Pencipta itu, tiada lain adalah Allah, sebagaimana 
digambarkan dalam ayat di atas.
   
  Maka, seluruh Jiwa raganya kini telah mengakui keberadaan Allah. Bukan hanya 
di kiblat shalatnya, tetapi ia merasakan kehadiran Allah di seluruh penjuru 
kehidupannya. Sejak bangun tidur, kemudian beraktivitas, sampai tidur kembali, 
ia tidak pernah bisa lepas dari keberadaan Allah sebagai pusat kontrol 
kehidupannya.
   
  Pada saat itulah seseorang telah mencapai kesadaran tertingginya, yaitu 
Kesadaran Tauhid. Hidup bagi dia hanya bermakna satu saja, yaitu: laa ilaaha 
illallah   Tidak ada Tuhan (di seluruh penjuru alam semesta ini) kecuali Allah. 
Yang dirinya beserta seluruh makhluk ada di Genggaman KekuasaanNya. Ia telah 
mencapai keyakinan final yang tidak bakal tergoyahkan. . .




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Check out the new improvements in Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/vbOolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

===================================================================
        Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke