BERSAMA ALAH DI KOTA MADINAH

  PELAJARAN PERTAMA

  Pelajaran apa yang didapat pertama kali di tanah Haram...

  Sesungguhnyalah, 'sabar' adalah sebuah kata yang gampang sekali diucapkan. Ia 
hanya terdiri dari lima huruf. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kata ini 
begitu akrabnya dengan setiap persoalan.

  Seorang guru memberi nasehat kepada muridnya. Seorang ibu atau ayah memberi 
nasehat kepada anak-anaknya. Seorang teman memberi nasehat kepada teman 
lainnya. Seorang pemimpin memberi nasehat kepada anak buahnya. Bahkan seorang 
da'i memberi nasehat kepada khalayak atau para audiens yang mendengarkan 
petuahnya. Dan mungkin masih banyak lagi....!

  Tetapi begitu seseorang terkena permasalahan sendiri, maka 'nglakoni' sabar 
itu begitu beratnya. Tidak semudah seperti ucapan yang sering muncul dari 
seseorang untuk orang lain. Begitu ringannya, begitu enaknya, begitu gampangnya 
seseorang meluncurkan kalimat sabar. Tetapi memang perilaku sabar itu sesuatu 
yang sangat manusiawi.

  Setiap orang akan diuji dengan 'kata-kata' itu. Setiap orang akan pernah 
merasakan suatu persoalan yang akan melibatkan perilaku sabar. Allah 
memberlakukan semua orang terkena permasalahan. Yang dengan permasalahan itu, 
Dia justru akan menguji siapa orang-orang yang menjadi hamba yang tulus dan 
akan lulus. Atau, siapa pula yang gagal dalam drama kehidupan di panggung dunia 
ini. Tak ada satu pun manusia yang tidak bertemu dengan persoalan, yang akan 
mengakibatkan seseorang harus berperilaku sabar. Terpaksa atau tidak.!

  Seorang yang kaya, akan terkena persoalan yang tidak bisa diselesaikan dengan 
kekayaannya.
  Seorang yang tinggi ilmunya akan terkena persoalan yang tidak bisa 
diselesaikan dengan ketinggian ilmunya.
  Seorang yang sehat dan kuat akan terkena persoalan yang tidak bisa 
diselesaikan dengan kekuatan tubuhnya.
  Seorang pejabat yang mempunyai pengaruh yang besar sekali pun, ia akan 
terkena persoalan pada titik kelemahannya. Kekuatan dan kemampuan yang 
dimilikinya tidak akan bisa dipakai untuk menyelesaikan persoalannya.

  Semua orang akan mengalami suatu kondisi dimana pada saat itu ia harus 
menggunakan kesabarannya untuk bisa keluar dari permasalahan.

  Apakah dia seorang pemimpin, rakyat biasa, orang pandai atau orang miskin. 
Bahkan nabi dan rasul pun telah 'diberi' oleh Allah dengan suatu persoalan 
hidup yang sangat berat dan rumit, justru untuk menunjukkan kepada manusia, 
bahwa ujian dan cobaan berlaku bagi siapa saja...

  Begitu juga dengan para jamaah haji. Di kota Madinah, setelah semua jamaah 
turun dari bus yang mengangkut dari Bandara King Abdul Azis, dan berhenti di 
maktab yang telah disediakan bagi rombongan, maka 'keakuan' para ketua 
rombongan muncul.

  Mereka berebut tempat di Maktab demi rombongannya masing-masing. Ketua 
rombongan saling bertengkar memperebutkan kamar demi anak buahnya. Akh, aku 
betul-betul terkejut sampai aku tertegun. Tak habis mengerti.

  Ketika kami sesama 'kelompok terbang' berangkat dari tanah air, kami begitu 
akrabnya. Begitu mesranya. Saling tolong-menolong menomor duakan diri sendiri 
demi untuk kepentingan orang lain. Bayanganku, harapanku, tentu sesampai di 
tanah haram nanti kita semua bertambah saling setia. Saling menolong bagi yang 
susah.

  Tetapi saat itu sungguh aku agak kecewa. Untung hal itu tidak berlangsung 
lama. Ada seseorang yang melerai. Ada salah satu ketua rombongan yang lebih 
memilih untuk mengalah dari pada harus bertengkar dengan sesama.

  Subhaanallah..., rupanya inilah pelajaran pertama di tanah haram.! Tentang 
sabar.

  Begitu banyak Al-Qur'an memberi pelajaran tentang sabar. Tidak kurang dari 
tujuh puluh kali, Allah memerintahkan agar manusia selalu bersabar atas ujian 
dan cobaan yang menimpa. Bahkan Allah Swt memberi motivasi kepada setiap orang 
yang bisa bersabar dengan balasan yang tiada terkira.

  Dengan perilaku sabar Allah akan memberi berbagai keutamaan. Sebab memang 
perilaku sabar adalah sangat istimewa. Sabar menunjukkan bahwa orang tersebut 
bisa memanage hatinya. Padahal memanage hati bukanlah perkerjaan yang mudah. 
Sabar adalah pekerjaan hati.

  Sebuah peribahasa menunjukkan bahwa betapa sulitnya memanage dan mengetahui 
keberadaan sebuah hati.
  " Dalam laut dapat diduga, dalam hati siapa tahu. Luasnya laut selalu ada 
pantainya, luasnya hati tiada bertepi."

  Karena itu, orang yang bisa bersabar apabila ditimpa dengan persoalan, maka 
sungguh Allah akan mengganti dengan berbagai reward yang kadang-kadang kita 
tidak pernah menyangkanya. Sungguh Allah selalu bersama dengan orang yang sabar.

  1. Orang yang sabar akan mendapatkan pahala yang lebih baik.
  QS. An-Nahl (16) : 96
  Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. 
Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan 
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

  Termasuk orang-orang yang bila dianiaya, ia membalas dengan kebaikan. Maka 
itulah orang yang sabar. Bahkan mereka akan diberi balasan dua kali lipat 
berkat kesabarannya.

  2. Orang yang sabar diberi pahala dua kali lipat.
  QS. Al-Qashash (28) : 54
  Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka 
menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami 
rezkikan kepada mereka, mereka nafkahkan.

  3. Orang yang sabar diberi pahala tanpa batas.
  QS. Az-Zumar (39) : 10
  Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada. Tuhanmu". 
Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah 
itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang 
dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

  4. Orang yang sabar selalu bersama Allah.
  QS. Al-Anfal (8) : 46
  Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu 
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu 
dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

  5. Orang yang sabar adalah yang khusyu'.
  QS. Al-Baqarah (2) : 45
  Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) 
shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi 
orang-orang yang khusyu',

  6. Orang yang sabar adalah yang benar imannya.
  QS. Al-Baqarah (2) : 177
  Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, 
akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari 
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang 
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir 
(yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan 
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan 
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang 
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah 
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

  7. Orang yang sabar mempunyai kekuatan sepuluh kali lipat
  QS. Al-Anfaal (8) : 65
  Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu'min itu untuk berperang. Jika ada dua 
puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua 
ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka 
dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang 
kafir itu kaum yang tidak mengerti.

  8. Orang yang sabar memiliki sifat yang baik
  QS. Fushshilat (41) : 35
  Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang 
yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai 
keberuntungan yang besar.

  Rasulullah saw, bersabda:
  "Sabar itu separuh dari iman"
  (HR. Abu Na'im, dari Ibnu Mas'ud)

  Sungguh hebat perilaku sabar itu. Sehingga Allah Swt memberikan begitu banyak 
reward bagi orang yang sabar. Maka pantaslah jika syarat utama bagi orang yang 
memiliki derajat taqwa adalah orang yang memiliki sifat sabar.

  9. Sabar adalah identitas orang taqwa.
  QS. Ali-Iimran (3) : 15-17
  Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang 
demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan 
mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di 
dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan 
Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
  (Yaitu) orang-orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah 
beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa 
neraka," (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang 
menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.








  ARTI ‘ALIF LAAM MIIM’

  Tahukah anda, apa arti dan makna 'alif laam Miim'...?

  Tiba-tiba saja, aku terhenti membaca lembaran pertama Al-qur'an itu. Dan 
akupun tak kuasa lagi untuk melanjutkannya... Mataku berkaca-kaca. Kutahan 
tetesan air mataku, sebisanya. Ah! tidak bisa! Bahkan ada air mata yang menetes 
jatuh ke bajuku.

  Aku tak sanggup berucap. Tenggorokkanku terasa sakit. Lidahku kelu. Nafasku 
memburu. Tambah lama, air mataku semakin tak terbendung. Akhirnya berderai juga 
dan kubiarkan berjatuhan. Mengalir deras, entah membasahi apa saja yang ada di 
bawahnya.

  Aku tak tahu apa penyebabnya. Mungkin haru, mungkin rindu, mungkin takut, 
atau bahkan mungkin ada perasaan cemas. Semua bercampur menjadi satu. Tak bisa 
kugambarkan bagaimana perasaanku saat itu. Semua rasa ada di dalam qalbu.

  Semua itu terjadi ketika pandangan mataku terpaku pada ayat pertama surat 
Al-Baqarah yang berbunyi "alif laam miim..." Bahkan tanganku yang membawa kitab 
Al-Qur'an sempat bergetar menahan gejolak hati yang tak karuan rasanya.

  Itulah suasana hatiku ketika untuk pertama kali aku masuk ke masjid Nabawi. 
Aku bersama-sama dengan banyak orang masuk ke masjid Rasulullah. Saat itu aku 
tak mengetahui arah. Belok kanan, belok kiri atau lurus, aku tak tahu. Aku 
terus maju mengikuti saja kemana arah langkah kakiku membawa.

  Akhirnya aku melihat ada tempat kosong dalam sebuah shaf. Aku pun menuju ke 
tempat itu. Ku lakukan shalat dua rakaat. Setelah selesai aku mengambil kitab 
Al-qur'an untuk ku baca. Ketika aku menebarkan pandanganku ke kanan dan ke 
kiri, betapa terkejutnya aku. Karena tanpa kusadari aku sudah berada di dekat 
makam Rasulullah... Dan ternyata itulah yang disebut sebagai Raudhah. Sebuah 
taman surga yang selalu ku idamkan sejak aku mengikuti manasik haji dahulu. 
Ternyata saat itu tanpa kusengaja aku sudah berada di dalamnya.

  Maka, saat aku menyadari bahwa aku berada dekat sekali dengan Rasul tercinta. 
Aku ingin sekali membaca Al-Qur'an yang agung itu. Dan begitu aku membuka 
lembaran pertama dan bertemu dengan ayat pertama surat Al Baqarah, saat itulah 
aku tidak bisa mempertahankan keharuanku.

  Begitu bibirku menyentuh kalimat pendek yang hanya terdiri dari tiga huruf 
saja, alif, laam, dan ketika aku berusaha mencari arti dan maknanya... Aku 
merasa tidak bisa dan tidak mampu. Seketika itu juga aku merasa betapa kecilnya 
diri ini, betapa lemahnya, dan betapa tidak berdayanya.... Maka yang bisa aku 
lakukan hanyalah menangis. Tidak jelas kenapa dengan diriku. Tetapi yang 
kurasakan dan kuharapkan saat itu, aku ingin mohon ampun, atas segala 
kesalahanku, kesombonganku, keangkuhanku... Yang pernah, bahkan mungkin sering 
singgah dalam hatiku.

  Sebenarnya aku tidak tahu dan juga tidak mengerti apa makna huruf-huruf itu. 
Yang merupakan gabungan tiga huruf: alif, laam dan miim. Tetapi begitu aku 
membuka lembaran pertama Alqur'an dan bertemu dengan tiga huruf pertama dari 
surat Al-Baqarah itu, tiba-tiba hati bergetar, jantung berdegub lebih kencang, 
air mata tak tertahankan lagi...entah apa yang menyebabkannya.

  QS.Al-Baqarah (2) : 1-2
  "Alif Laam Miim." (hanya Allah yang mengetahui maksudnya). Kitab (Al-Qur’an) 
ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.

  Kalau mengartikan 3 huruf saja aku tak mampu, bagaimana dengan ratusan ribu 
huruf yang berada di Al-Qur'an. Huruf-huruf itu tertata sedemikian indah. 
Membentuk kalimat dan ayat-ayat yang luar biasa. Penuh makna dan keseimbangan 
fantastis.

  Berfikir tentang hal itu, semakin bertambahlah rasa ketidak-mampuanku sebagai 
seorang hamba. Berkat alif laam miim, aku semakin merasa, dan semakin 
mengetahui betapa kecilnya manusia. Betapa rendahnya ilmu yang dimilikinya...
  Maka bertambah deraslah air mataku..

  Itulah sebuah suasana hati di Raudhah. Sang taman surga..! Betapa indahnya 
jika hati manusia di dalam kesehariannya diwarnai oleh suasana Raudhah. Tentu 
hidup ini akan damai sejahtera. Semua orang akan peka dan peduli pada orang 
lain. Semua orang akan mengakui ketidak berdayaannya sebagai orang yang kecil, 
yang lemah, yang tak tahu apa-apa.

  Semua merasa dalam aktivitas hidupnya selalu dekat Rasulullah. Dekat dengan 
ajarannya, dekat sunahnya. Dekat dengan sifat-sifatnya yang jujur, yang amanah, 
yang selalu menyampaikan kebenaran, yang selalu menggunakan logika imannya.

  Rupanya hanya di Raudhah itulah, aku bisa bertemu dengan suasana hati yang 
seperti itu. Betapa seringnya aku membaca huruf-huruf alif, laam dan miim. 
Tetapi tidak pernah menemukan suasana hati semacam itu. Kecuali di Raudhah ini..

  Rasulullah saw, bersabda
  " Tempat yang terletak diantara rumahku dan mimbarku, merupakan suatu taman 
di antara taman-taman surga.."
  (HR. Bukhari, dari Abu Hurairah)

Kirim email ke