KENAPA BERBEDA

  Perbedaan laki-laki dan perempuan, ternyata sudah terjadi sejak saat-saat 
awal penciptaan manusia di dalam rahim. Penyebab utamanya adalah terbentuknya 
hormon yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki dikendalikan oleh 
hormon androgen. Sedangkan perempuan dipengaruhi oleh hormon estrogen.

  Hormon-hormon inilah yang bertanggungjawab terhadap terbentuknya fisik lelaki 
dan perempuan. Lelaki lebih berotot, sedangkan perempuan lebih lemah lembut. 
Lelaki berkumis dan bercambang, sedangkan perempuan tidak. Lelaki memiliki alat 
genital kelaki-lakian, sementara perempuan dengan genital kewanitaannya. Dan 
seterusnya.

  Tapi, darimanakah munculnya hormon-hormon itu? Dan kenapa bisa berbeda antara 
hormon lelaki dan hormon perempuan? Ternyata, ini disebabkan oleh perintah dari 
dalam genetika cikal bakal bayi.

  Rangkaian genetika adalah seperangkat ‘perintah’ yang terdapat di dalam inti 
sel-sel manusia. Pada setiap inti selnya, manusia menyimpan sekitar 5 miliar 
perintah. Seperti program komputer saja layaknya.

  Pada saat pembentukan janin di dalam rahim, sperma sang ayah dengan ovum sang 
ibu menyumbangkan separo sifat-sifat mereka. Lantas, bergabung menjadi sebuah 
sel baru yang disebut sebagai Stem sel. Cikal bakal bayi.

  Di dalam sel tunggal itulah perintah penciptaan mulai berjalan. Ada perintah 
untuk membentuk kepala, membentuk tangan, kaki, dan berbagai organ-organ tubuh 
manusia, secara sempurna. Maka sel tunggal itu pun membelah menjadi 
bertriliun-triliun sel hanya dalam waktu sekitar 9 bulan. Dan kemudian 
membentuk struktur dan fungsi yang sangat canggih.

  Proses pembedaan antara lelaki dan perempuan dimulai hari ke-13 setelah 
sperma dan sel telur bergabung menjadi Stem sel. Dan baru berhenti sekitar 10 
hari sesudah kelahiran bayi.

  Apakah yang terjadi saat itu? Ternyata ada jenis gen dalam sperma lelaki yang 
menyebabkan si bayi terbentuk menjadi bayi laki-laki atau bayi perempuan. 
Namanya Gen SRY alias Sexual Determining Region. Gen ini menghasilkan substansi 
yang disebut TDF, dan menyebabkan tumbuhnya alat kelamin lelaki atau alat 
kelamin perempuan.

  Adalah sangat menarik, jenis kelamin bayi yang akan lahir itu ternyata 
ditentukan oleh sang ayah lewat kromosom Y yang terdapat pada spermanya. 
Sedangkan sel telur ibu bersifat pasif dalam hal ini. Kromosom ayah memiliki 
kode XY. Sedangkan kromosom ibu berkode XX.

  Jika kromosom Y dari ayah bertemu dengan kromosom X dari ibu, maka janin 
tersebut akan berkembang menjadi bayi lelaki. Jika kromosom X dari ayah yang 
bertemu dengan X dari ibu, maka janin berkembang menjadi bayi perempuan. Ini 
persis seperti yang diceritakan oleh Al-Qur’an, bahwa penentu jenis kelamin 
lelaki dan perempuan adalah sperma ayah, bukan sel telur ibu.

  QS. An Najm (53): 45-46
  dan sesungguhnya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan, 
dari sperma yang dipancarkan.

  Ini sungguh luar biasa. Sejak belasan abad yang lalu Al-Qur’an telah 
menunjukkan bahwa penentu jenis kelamin pada seorang bayi ternyata adalah 
sperma yang dipancarkan oleh sang ayah. Dan kini hal tersebut telah dibuktikan 
oleh ilmu pengetahuan. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa antara laki-laki dan 
perempuan memang memiliki fungsi yang berbeda tapi saling melengkapi. Tidak 
bisa disamakan. Jika anda ingin memiliki bayi dengan jenis kelamin tertentu, 
maka yang harus direkayasa adalah sperma sang ayah.

  Nah, sejak penentuan jenis kelamin itu terjadi, maka janin bakal menghasilkan 
hormon yang berbeda. Pada janin laki-laki, ia akan menghasilkan hormon androgen 
alias hormon lelaki. Sedangkan pada wanita akan menghasilkan hormon estrogen.

  Sejak sekitar hari ke 13 itu janin laki-laki menghasilkan hormon-hormon 
lelaki yaitu testosteron dan MIS (Mullerian duct Inhibiting Substance). Kedua 
jenis hormon ini akan menyebabkan otak si janin bertumbuh menjadi otak 
laki-laki.

  Testosteron berfungsi untuk membentuk alat kelamin lelaki dengan segala 
perlengkapannya, serta menekan terbentuknya kelenjar susu. Sedangkan MIS 
bertugas untuk mencegah terbentuknya alat kelamin wanita, termasuk rahim dan 
saluran telur. Dengan demikian, secara berangsur-angsur janin itu akan mengarah 
kepada bentuk lelaki dengan segala kekhasannya.

  Sebaliknya, janin akan menjadi perempuan jika hormon yang bekerja adalah 
hormon-hormon estrogen. Secara bertahap si janin akan membentuk semua 
kelengkapan organ tubuh wanita.

  Perkembangan tersebut - baik pada lelaki maupun wanita - terjadi selama 
pembentukan bayi di dalam rahim, sampai usia sekitar 10 hari setelah kelahiran. 
Jika, dalam kurun 10 hari itu terjadi pengaruh-pengaruh pada sistem organ seks 
mereka, atau fungsi otaknya, maka boleh jadi hal itu akan mengganggu perilaku 
seksualnya di kemudian hari.

  Sebagai contoh, jika hewan percobaan yang berkelamin jantan dikebiri sesaat 
setelah kelahirannya, maka di waktu-waktu selanjutnya hewan tersebut akan 
bertingkah laku sebagai betina. Demikian pula penyuntikan hormon estrogen pada 
si jantan, juga menyebabkannya bertingkah laku sebagai betina.

  Pada manusia pun terjadi demikian. Jika ada seorang wanita disuntik dengan 
hormon laki-laki, maka ia akan menunjukkan sifat-sifat yang cenderung laki-laki 
dan lebih agresif dibanding sebelumnya. Demikian pula sebaliknya, jika seorang 
lelaki disuntik dengan hormon-hormon kewanitaan, maka ia akan menunjukkan 
gejala-gejala fisik dan bersikap sebagai perempuan.

  Karena itu jangan heran, pada seorang waria, mereka mengandalkan suntikan 
hormon itu untuk membentuk fisik mereka agar menjadi lebih wanita. Sekaligus 
akan berpengaruh pada beberapa sifatnya. Namun, tentu saja, tidak bisa 
sempurna. Karena sudah ‘telanjur jadi’…


 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke