REKAMAN SEJARAH MANUSIA

 Segala aktivitas manusia ternyata direkam oleh alam sekitar kita. Ada tiga 
rekaman yang berlangsung selama hidup kita. Yang pertama adalah rekaman oleh 
struktur alam. Yang ke dua rekaman oleh struktur otak. Dan yang ke tiga adalah 
rekaman oleh struktur genetika.


 Setiap perbuatan, kata-kata, dan sikap hati kita setiap hari direkam oleh otak 
dan struktur genetika. Rekaman oleh otak bisa kita buktikan dengan cara 
sederhana. Bahwa otak kita ternyata memiliki daya ingat alias memori. Ini 
seperti pita kaset saja layaknya. Atau, lebih cocok, adalah rekaman digital 
yang dewasa ini semakin lumrah kita gunakan.


 Setiap kita berbuat, maka kita menjadi ingat bahwa kita pernah berbuat itu. 
Setiap kata yang kita ucapkan juga kita ingat, dan suatu ketika akan muncul 
kembali di lain waktu. Kalau pun kita tidak mengingatnya - entah karena lupa - 
maka orang lainlah yang bakal mememorikan di dalam otak mereka.


 Misalnya, ketika kita berbuat jahat kepada orang lain. Mungkin kita sudah lupa 
kalau kita berbuat jahat kepadanya, akan tetapi ia selalu ingat bahwa kita 
pernah berbuat jahat kepadanya. Dan, kalau pun kita semua sudah lupa, maka 
memori bawah sadar kitalah yang bakal merekam semua yang kita lakukan itu.


 Kalau anda pernah melihat orang yang dihipnotis, maka anda akan menyaksikan 
hal ini, yaitu rekaman alam bawah sadar. Ketika seseorang itu sedang 
dihipnotis, kemudian kepadanya ditunjukkan barang tertentu, maka orang itu 
masih akan tetap mengingatnya meskipun ia sudah tersadar dari hipnotisnya.


 Otak merekam segala peristiwa yang kita alami dan kemudian akan kita ingat 
selama kita masih hidup. Atau sampai suatu ketika nanti, saat kita dibangkitkan 
kembali di hari pengadilan. Tapi struktur genetika kita ternyata bisa merekam 
segala kejadian yang menimpa kita secara lintas generasi. Kenapa demikian? 
Karena sifat-sifat yang terkandung dalam struktur genetika kita itu ternyata 
diwariskan kepada anak keturunan kita.


 Jadi struktur genetika kita yang sekarang ada di dalam tubuh ini adalah 
warisan orang tua kita. Separo berasal dari bapak, dan separonya dari ibu. 
Demikian pula yang dimiliki oleh orang tua kita, berasal dari orang tua mereka, 
separo dari bapak, separo dari ibu. Demikian selanjutnya. Struktur genetika 
kita itu mengandung gen-gen nenek moyang kita. Entah berapa persen dari yang 
ada pada diri kita itu, adalah gennya manusia pertama.


 Dengan kata lain, struktur gen di dalam tubuh kita ini merekam sejarah manusia 
secara beruntun ke masa lalu. Ia mewariskan sifat-sifat dan ‘pengalaman’ 
orang-orang tua kita di jamannya. Lho, benarkah gen ini merekam ‘pengalaman’ 
mereka? Bukankah gen hanya mewariskan sifat-sifat dasar saja?


 Dulu dikira begitu. Dikira gen-gen di dalam tubuh kita ini hanya mewariskan 
sifat-sifat dasar - bahkan hanya sifat fisik - saja. Ternyata penelitian 
mutakhir menunjukkan semua itu tidak benar. Struktur gen kita ternyata bisa 
merekam berbagai kebiasaan dan tingkah laku yang kita miliki. Ia merekam 
karakter dan watak. Ia merekam pola pikir. Ia merekam berbagai sifat yang 
secara berulang-ulang kita lakukan dalam hidup kita.


 Bahkan ilmuwan Jepang Kazuo Murakami menghasilkan penelitian yang sangat 
mencengangkan, yang mengantarkan dia memenangkan penghargaan Max Planck Award 
di tahun 1990, dan penghargaan Japan Academy Prize di tahun 1996. Bahwa 
kebiasaan tertawa pun berpengaruh dan terekam di dalam struktur gen kita. Dan 
kemudian diwariskan kepada anak cucu kita.


 Ini benar-benar mengubah cara pandang kita terhadap gen. Bahwa kualitas gen 
sangat dipengaruhi oleh bukan hanya kualitas fisik, melainkan juga sikap mental 
yang kita jalani semasa hidup...! Dia memperkenalkan teori ‘nyala-padam’ yang 
telah saya singgung di depan.


 Kebiasaan bersikap baik ternyata menghasilkan suatu mekanisme yang 
mempengaruhi gen-gen kita agar berkualitas baik pula. Sebaliknya kebiasaan 
bersikap buruk, juga bakal mempengaruhi kualitas gen kita menjadi buruk.


 Mungkin, sekarang anda jadi mengerti kenapa orang yang suka marah-marah dan 
tidak sabaran misalnya, akan memiliki penyakit yang berkait dengan liver dan 
diabetes. Perilaku emosional lainnya bisa berdampak pada tekanan darah dan 
jantung, misalnya? Ternyata, itu bukan hanya akibat mekanisme organik di dalam 
tubuhnya, melainkan juga disebabkan oleh mekanisme yang bersifat genetik di 
inti-inti sel.


 Sebab, penyempitan pembuluh darah dan gangguan mekanisme jantung itu ternyata 
disebabkan oleh menyelewengnya reaksi-reaksi biokimiawi di dalam sel pembuluh 
darah. Padahal reaksi biokimiawi itu terjadi atas perintah gen-gen di dalam 
inti sel.


 Setiap saat di dalam sel yang jumlahnya puluhan triliun ini terjadi reaksi 
biokimiawi tiada henti. Ya, badan kita adalah sebuah pabrik biokimia raksasa. 
Setiap saat kita makan dan minum memasukkan bahan-bahan biokimia yang kemudian 
dicerna oleh sistem pencernaan kita, lantas diedarkan ke seluruh tubuh, dan 
diubah menjadi energi secara besar-besaran untuk menunjang seluruh aktivitas 
kita. Semua itu terjadi di dalam sel-sel yang berjumlah triliunan. Mereka 
serempak bekerjasama untuk menghasilkan apa yang dibutuhkan oleh tubuh. 
Kesalahan sedikit saja dalam proses-proses seluler itu akan menyebabkan 
munculnya gangguan dalam sistem tubuh kita, yang kita sebut sebagai penyakit.


 Perkembangan mutakhir terhadap berbagai macam penyakit menunjukkan bahwa ini 
ada kaitannya dengan kerja genetika di tingkat seluler. Penyakit seperti 
diabetes, jantung, liver, gangguan saraf, pencernaan, kanker, dan sebagainya 
ternyata tidak bisa dilepaskan dari bergesernya fungsi genetika kita.


 Ini kini menjadi pembahasan hangat di kalangan ilmuwan biologi kedokteran. 
Sehingga mereka ramai-ramai melakukan penelitian terobosan untuk bisa melakukan 
pengobatan lewat jalur rekayasa genetika. Karena di sinilah rupanya akar 
permasalahan penyakit yang menggerogoti tubuh seorang pasien.


 Jumlah gen di dalam setiap sel kita adalah sama. Akan tetapi ada yang 
berfungsi - menyala - dan ada yang tidak berfungsi alias padam. Jika kita bisa 
menyalakan gen-gen yang positif maka kita akan menjadi sehat. Sebaliknya, jika 
kita menyalakan gen-gen negatif, kita bakal sakit.


 Jadi ternyata, gen-gen kita sudah memiliki potensi positif dan negatif itu. 
Tinggal, bagaimana caranya agar yang aktif adalah gen-gen yang positif saja. 
Sehingga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup kita.


 Menariknya, berpikir positif bisa menyalakan gen-gen positif. Sedangkan 
berpikir negatif bakal menyalakan gen-gen negatif. Jika kita berpikir negatif, 
maka gen-gen negatif itu bakal menyulut reaksi-rekasi biokimia yang negatif 
pula dalam diri kita. Kita pun sakit, karenanya.


 Apa maksud dari semua yang saya jelaskan tentang mekanisme genetika ini? Saya 
ingin mengajak pembaca untuk memahami bahwa gen-gen kita itu ternyata bisa 
dipengaruhi oleh sikap mental kita, dan berbagai peristiwa yang terjadi dalam 
pengalaman hidup kita.


 Celakanya, jika hal itu terus menerus terjadi, pengaruhnya akan bersifat 
permanen dan terekam di dalam struktur gen. Dan kemudian diwariskan kepada 
generasi berikutnya. Anak-anak kita. Di antaranya sebagai penyakit-penyakit 
keturunan dan sifat-sifat bawaan. Kecenderungan itu akan muncul seiring dengan 
situasi dan kondisi yang mempengaruhinya.


 Maka kita melihat, bahwa pengalaman dan sejarah hidup orang-orang terdahulu 
ternyata terekam secara beruntun di dalam gen-gen kita sebagai generasi 
terkini. Dengan kata lain, peristiwa-peristiwa yang terjadi di generasi 
terdahulu tercatat di dalam struktur genetika generasi sesudahnya. Kalau kita 
runut terus ke masa lalu, maka kita akan mendapati bahwa seluruh sejarah 
kehidupan manusia masa lalu ternyata terekam di struktur genetika manusia 
sekarang. Termasuk gen-gen manusia generasi pertama. Atau pun gen-gen makhluk 
hidup sebelum mereka.


 Jika benar, manusia ini berasal dari makhluk yang lebih rendah derajatnya 
dibandingkan dengan manusia, mestinya gen-gen mereka terekam dan terdapat di 
struktur genetika manusia masa kini...
 Lantas, bagaimana realitasnya? Para ilmuwan mikrobiologi - khususnya para ahli 
genetika - baru saja menyelesaikan pemetaan struktur genetika pada manusia. 
Bahwa ternyata genetika manusia terdiri dari sekitar 3-5 miliar kode-kode yang 
sangat rumit.


 Akan tetapi mereka sangat bersemangat, karena di dalamnya terkandung informasi 
yang sangat menakjubkan. Di antaranya, adalah rekaman sejarah tentang asal-usul 
kehidupan manusia mulai dari generasi awal sampai generasi terkini.


 Data-data fosil yang selama ini menjadi andalan para ahli palaentologi untuk 
merekonstruksi asal-usul kehidupan manusia agaknya bakal menjadi data sekunder 
belaka, di masa depan. Karena, rekaman sejarah kemanusiaan mulai terkuak dari 
penelitian biomolekuler dalam struktur genetika kita sendiri...



 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke