33.  Pencari Kebaikan dan Pencari Kejahatan
        
        Demikian telah saya dengar pada suatu ketika:
Buddha berdiam di kota Sravasti, biara Jetavana di
Taman Anathapindika. Pada saat itu bhiksu Devadatta
takut akan akibat masa akan datang dari perbuatan
jahat yang telah dia lakukan demi kepentingan pribadi
-menyebabkan Buddha bersedih, menusuk kakinya dengan
pecahan kayu, melepaskan gajah untuk membunuhNya,
mencela Sangha Yang Mulia, dan melukai para bhiksu
yang telah menghentikan hawa nafsunya, pergi kepada
keenam guru sesat untuk memohon ajaran mereka. Ketika
mereka mengajarkannya doktrin sesat bahwa perbuatan
jahat tidaklah salah dan perbuatan bajik adalah tidak
baik, dia mengambil hal ini sebagai perlindungan dan
memotong akar kebajikan. Kemudan Ananda merasa iba
terhadap kerabatnya, menjadi sangat sedih dan
menangis. Dia berkata kepada Buddha: "Bhagava,
Devadatta telah dikotori dengan ketidaktahuan, dan dia
melakukan perbuatan bodoh dan buruk. Dia telah
memotong akar kebajikan, mencela dan tidak menghormati
Suku Sakya."
        Buddha berkata: "Ananda , ini bukanlah yang
pertama kali dalam kehidupan ini Devadatta telah
memotong akar kebajikan demi memperoleh tujuan dan
ketenaran. Di kehidupan yang lalu, dia terus menurus
merusak nyawa dan jasmani demi tujuannya dan
ketenaran." Ketika Bhagava berkata demikian, para
bhiksu bertanya mengenai hal ini dan Ananda  berkata:
"Bhagava, bagaimana Devadatta menghancurkan hidup dan
jasmaninya di kehidupan yang lalu?"
        Buddha berkata: "Ananda , berkalpa-kalpa yang
lalu, kalpa yang tak terhitung, tak terlukiskan, tak
terbayangkan, hiduplah di Benares seorang brahmin yang
bernama Maha Mayi, yang menikahi seorang wanita dari
kastanya dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Setelah anak itu lahir, mereka mengadakan perayaan
besar dan memberikan nama anak dengan nama 'Pencari
Kebaikan.' Anak itu diberikan kepada seorang pengasuh
yang merawatnya. Perawat itu sendiri mengandung, dan
ketika dia sebelumnya memiliki sifat yang baik, dia
sekarang menjadi tidak baik, pemarah, dan kasar.
Ketika bulan-bulan telah berlalu, dia melahirkan
seorang anak laki-laki yang diberi nama 'Pencari
Kejahatan.' Anak-anak itu dibesarkan seperti kakak
beradik dan ketika mereka dewasa mereka memutuskan
untuk pergi ke laut untuk mencari cintamani. Mereka
keluar, masing-masing membawa 500 pengikut.
        "Perbekalan mereka habis setelah tujuh hari
berlalu sehingga mereka dalam bahaya kelaparan.
Pencari Kebaikan melakukan persembahan kepada para
dewa, dan sekarang mereka datang ke tempat pengasingan
yang tak berpenghuni. Setelah mengintai sebuah pohon
dari kejauhan, mereka pergi ke pohon itu dan menemukan
sebuah mata air untuk minum. 'Ini,' kata mereka,
'Terjadi karena kita membuat persembahan kepada para
dewa.' Segera seorang dewa menghampiri dan
memberitahukan mereka bahwa apabila mereka patahkan
cabang-cabang pohon itu, setiap harapan yang
dipanjatkan akan terkabul. Para penjelajah mematahkan
cabang-cabang tersebut dan muncullah makanan lezat.
Kemudian mereka mematahkan cabang lebih banyak lagi
dan muncullah seratus macam makanan lezat. Mereka
makan dan minum sampai puas. Kemudian mereka
mematahkan banyak cabang lagi dan muncullah berbagai
macam pakaian dan permata sebanyak yang mereka dapat
bawa.
        "Pencari Kejahatan dan para pengikutnya datang
ke sebuah pohon itu, dan setelah melihat Pencari
Kebaikan telah memperoleh banyak permata dengan
mematahkan cabang-cabang pohon, mereka memutuskan
bahwa jika mereka menggali pohon itu sampai ke akar,
mereka akan memperoleh lebih banyak permata. Pencari
Kebaikan berkata: 'Saudara mudaku, mengapa engkau
menggali pohon ini? Kita kelaparan dan pohon ini
menyelamatkan kita. Jangan gali pohon itu.' Setelah ia
berangkat, Pencari Kejahatan menggali akar pohon
tersebut. Lima ratus raksa muncul dari bawah tanah dan
memakan Pencari Kejahatan beserta para pengikutnya.
        "Ananda , akulah Pencari Kebaikan itu, ayahku
sudhodana adalah ayah itu dan ibuku Mahamaya.
Devadatta adalah Pencari Kejahatan. Ini bukanlah hanya
sekarang, Ananda, bahwa Devadatta mencelakaiku. Ia
telah mencelakaiku di setiap kehidupan, tetapi saya
menolongnya dengan mengajarkannya Hukum Kebajikan.
Meskipun demikian, ia tetap menjadikan dirinya
musuhku."
        Setelah Buddha berbicara, , banyak muridnya
yang yakin dan bermudita. 

J u n a i d i
Dept. of Information Technology

PT. Tiara Gaya Arga Kencana
Paint, Road Marking, & Epoxy Manufacturer
Jl. Cimareme No. 185 A Padalarang, West Java - Indonesia

Phone:  +62 22 665 1515 [ hunting ]
Fax.:   +62 22 665 1555
Mobile: +62 815 700 8851 / +62 856 219 8835  
--------------------------------------------------
Beli Buku Online di http://www.bearbookstore.com
UserID : zugheliang
Nama : Junaidi


                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ 





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/UwRTUD/UOnJAA/i1hLAA/UlWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Dharmajala/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke