-----Original Message-----
From:   Hanafi Samalo
Sent:   Monday, April 26, 2004 4:49 PM
Subject:        Gaya Komunikasi

Ada orang-orang tertentu yang seolah-olah dilahirkan untuk menjadi orang
yang sukses dalam pergaulan.
Dengan mudahnya mereka dapat menjalin persahabatan setiap bertemu dengan
teman yang baru.

Bukan itu saja, persahabatan mereka pun biasanya bertahan sampai kekal.
Sebaliknya, ada pula orang-orang yang justru mengalami kesukaran dalam
pergaulan.
Tema " disalah-mengerti " merupakan tema pokok hidup mereka, meski pun
mereka tak henti-hentinya berusaha mengoreksi diri.
Banyak faktor yang terlibat yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan
kita dalam pergaulan, salah satunya adalah gaya kita berkomunikasi.

Tanpa kita sadari, sebenarnya gaya komunikasi itu sendiri adalah bagian dari
isi berita yang kita komunikasikan.
Pada umumnya orang yang sukses dalam pergaulan bukan saja memahami dampak
gaya komunikasinya pada orang lain, ia pun telah berhasil mengubahnya
menjadi gaya komunikasi yang luwes dan menyenangkan.

Gaya komunikasinya bukan saja tidak mengganggu isi berita yang ingin ia
sampaikan, malah gayanya yang luwes itu menambah kekuatan atau bahkan
adakalanya melengkapi kekurangan isi berita yang ingin ia kemukakan.

Di bawah ini saya mencoba menjabarkan TUJUH GAYA KOMUNIKASI YANG TIDAK
SEHAT.
Mudah-mudahan dapat menolong kita memperbaiki keterampilan yang sangat
penting ini.


Gaya 1 : Si Penganggap
Ungkapan yang biasanya terlontar dari dirinya adalah,
" Saudara seharusnya sudah mengerti maksud saya."

Si Penganggap umumnya melakukan satu kesalahan yang cukup serius dalam
komunikasi, yakni menganggap orang lain pasti memahami isi hatinya.
Sebelum kita menganggap orang lain sudah menangkap maksud kita, kita perlu
mengecek ulang, apakah benar ia sudah memahami pembicaraan kita.
Gaya komunikasi seperti ini acap kali membuahkan kekecewaan dan bahkan
kemarahan.


Gaya 2 : Si Sepenggal
Orang ini berpikir,
" Bukankah sudah saya katakan semuanya itu?!"
Namun sesungguhnya yang terjadi adalah ia memang belum mengemukakan seluruh
pikirannya -- baru sepenggal saja.

Sewaktu kita berbicara, kecepatan pikiran kita bergerak dari satu topik ke
topik yang lainnya tidaklah sama dengan kecepatan lidah kita mengungkapkan
isi pikiran itu sendiri.
Bagi Si Sepenggal, pikirannya bergerak telalu cepat atau lidahnya terlalu
lamban sehingga maksud hatinya tidak tertuang sepenuhnya melalui bahasa
ucapan.

Masalahnya ialah, ia tidak menyadari hal ini, sehingga dalam benaknya, ia
sudah mengatakan semua yang ingin ia sampaikan.
Si Sepenggal rentan terhadap frustasi karena komunikasinya menjadi
terpotong-potong dan sudah tentu, membuka pintu terhadap kesalahpahaman.


Gaya 3 : Si Peremeh
Ucapan Si Peremeh pada umumnya ditandai dengan kalimat sejenis ini,
" Kenapa tidak mengerti-mengerti ?"
atau
" Memang bodoh kamu !"

Si Peremeh memiliki satu masalah yang lumayan serius yakni ia memperlakukan
semua orang sama seperti dirinya.
Alhasil, apabila orang lain tidak bisamengikuti kemauan atau pikirannya, ia
pun marah.
Sewaktu marah, bukannya ia melihat bahwa memang orang lain berbeda
dengannya, ia justru memandang perbedaan sebagai kekurangan di pihak orang
lain.

Gaya komunikasi ini cenderung merusakkan hubungan dengan orang lain.
Siapa saja yang pernah disakitinya akan menjaga jarak karena tidak mau
terluka lagi.


Gaya 4 : Si Penyenang
Si Penyenang mempunyai satu misi dalam hidupnya, yakni menyenangkan hati
semua orang.
Akibatnya, tema seperti ini sering keluar dari bibirnya,
" Saya akan lakukan apa saja bagimu asal kamu bahagia."

Bicara dengan Si Penyenang memang bisa menyenangkan karena ia akan
mengangguk-angguk saja, namun biasanya gaya komunikasi ini dapat
mendangkalkan relasi pribadi.
Sukar sekali untuk mengetahui hati Si Penyenang karena ia tidak terbuka.

Ketidakterbukaannya itu juga cenderung membuatnya menumpuk semua perasaan
dalam hati.
Kalau tidak tertahankan, ia mudah menjadi orang tertekan dan tidak bahagia.


Gaya 5 : Si Pelupa
Kita bisa lupa dan adakalanya sengaja melupakan peristiwa tertentu.
Malangnya, Si Pelupa lupa dan melupakan terlalu banyak hal dan frekuensinya
terlalu sering.

Ia acap kali berujar,
" Tidak, saya tidak mengatakan hal itu."

Namun kenyataannya ialah ia mengatakan hal tersebut.
Baik lupa atau melupakan informasi yang akhirnya dibutuhkan oleh orang lain
cenderung melemahkan kepercayaan orang pada dirinya sendiri.
Orang lain dapat membentuk anggapan bahwa Si Pelupa meremehkan atau bisa
juga, orang lain menilai bahwa Si Pelupa tidak tulus.

Ini bahaya !
Komunikasi sangat bergantung pada kepercayaan ; tanpa itu, yang mendengar
adalah suara belaka.


Gaya 6 : Si Pendebat
Repot juga berkomunikasi dengan Si Pendebat karena pembicaraan dengannya
cenderung menjadi arena balapan kebenaran.
Perhatikan kata- kata yang biasanya keluar dari mulutnya,
" Apa benar saya berkata demikian ?
Apa kamu yakin ?
Bagaimana dengan dirimu sendiri ?"

Si Pendebat kaya dengan kata-kata dan gaya berkomunikasinya mirip dengan
taktik menyerbu orang lain dengan bombardemen kata-kata.
Si Pendebat cenderung melemparkan fokus masalah ke pihak lawannya sehingga
ia bebas dari kesulitan.

Gaya komunikasi ini bisa menimbulkan rasa tidak suka dan jenuh pada orang
lain karena bicara dengannya membuat diri merasa diserang.
Lebih jauh lagi, Si Pendebat akhirnya membuat orang beranggapan bahwa ia
senantiasa mengelak dari tanggung jawabnya.


Gaya 7: Si Talenan
Rasa iba, kasihan, simpati adalah beberapa kata yang sering diasosiasikan
dengan Si Talenan karena perasaan-perasaan seperti itulah yang timbul
tatkala melihatnya.
Si Talenan selalu menyediakan dirinya menjadi sasaran tudingan orang lain
tanpa benar-benar menyadari di mana letak kesalahannya ( kalau memang ada ).

Ucapan seperti ini cenderung muncul dari bibirnya,
" Betul, memang saya yang salah dan sudah sepantasnya dimarahi."

Masalahnya ialah, ia melakukan itu karena tidak berani atau berkekuatan
memperhadapkan orang lain dengan kebenaran.
Ia tidak suka keributan dan baginya silang pendapat tidaklah bijaksana,
jadi, harus dihindarkan.

Gaya komunikasi ini sangat merugikan dirinya dan bisa mengundang penghinaan
dari orang lain.
Orang lain semakin berani berbuat sekehendak hatinya tanpa mempedulikan
perasaannya.
Namun, bukankah ia jugalah yang memulainya ?


Dari penjelasan di atas kita melihat bahwa gaya komunikasi dapat memancarkan
kepribadian kita yang sesungguhnya, namun bisa pula merupakan gaya yang
dipelajari.
Adakalanya untuk mendapatkan penerimaan dari orang lain, kita terpaksa
mengikuti gaya komunikasi yang tertentu.
Atau kita belajar dari keluarga kita sendiri sehingga kita menganggap gaya
komunikasi kita dipahami semua orang, alias universal.
Jika gaya komunikasi kita memang merupakan buah kepribadian sendiri, sudah
tentu perlu koreksi.

Obat penawarnya ada beberapa, misalnya meminta tanggapan orang lain.
Mungkin kita dapat memeriksa ucapan-ucapan kita dengan lebih teliti dan
menanyakan, apa kira-kira yang orang lain rasakan ( bukan kita, sebab kalau
kita, mungkin sekali kita tak merasa apa-apa karena sudah terbiasa ) tatkala
mendengar kata-kata kita.

Kita rela membayar mahal dan menanamkan waktu yang panjang untuk pendidikan
kita.
Ironisnya, kita sering tidak bersedia membayar mahal untuk belajar
menyehatkan gaya komunikasi kita.
Memang, adakalanya hal yang penting tampaknya sederhana.


***
Smiley :
Be more concerned with your character than your reputation,
because your character is what you really are,
while your reputation is merely what others think you are.


******************************************************************
Do not believe in anything simply because you have heard it ;
Do not believe in anything by mere traditions just because they have been
handed down for many generations ;
Do not believe in anything only because it is spoken and/or rumored by many
;
Do not believe in anything just because it is written in your religious
books ;
Do not believe in anything merely on the authority of your elders and
teachers ;
But after observation and analysis, when you find that anything agrees with
reason and is conducive to the good and the benefit of one and all, then
accept it and live up to it.

******************************************************************



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/WwRTUD/SOnJAA/i1hLAA/UlWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Dharmajala/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke