Dear all,
 
Sy ingin menambahkan sedikit komentar tentang email yang baru sy kirim:
 
Bila Utu Niyama itu mempunyai kekuatan lebih besar daripada kekuatan Kamma Niyama, lalu kekuatan Utu Niyama itu datang dari energi mana?
 
Siapa atau Apa yang memberikan energi kepada Utu Niyama? Kenapa ada tatanan Kosmos? Bila dikatakan bahwa tatanan kosmos itu datang dengan sendirinya, berarti kita telah jatuh ke paham spontanitas. Doktrin spontanitas telah ditolak oleh Buddha sendiri, dan di kesempatan tertentu, mengibaratkan doktrin spontanitas dengan "bunga yang muncul di tengah udara". Doktrin spontanitas itu tidak mungkin bisa ada.
 
Lalu dari mana datangnya tatanan kosmos? Ini hanya bisa dijawab bila kita menyadari adanya INTERDEPENDENSI antara satu niyama dengan niyama lainnya. Hukum sebab akibat dari Kamma Niyama mempengaruhi Utu Niyama dan Niyama-Niyama lainnya, misalnya Citta Niyama. Oleh sebab itu, orang yang melakukan pemurnian pikiran bisa mendapatkan kesaktian dan pembacaan pikiran orang lain (keterkaitan antara Citta Niyama dengan Kamma Niyama).
 
Singkat kata: Bencana alam itu merupakan perwujudan kasar dari ENERGI karma kolektif semua makhluk, yang terakumulasi sudah sekian lama.
 
Tidak boleh dikatakan bahwa kekuatan alam melampaui kekuatan karma, seperti yang dilansir oleh Dr. Sri Dhammananda
 
Salam metta
KM
 


Kong Ming <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dear all,
 
Dengan segala kerendahan hati, sy ingin memberikan tanggapan terhadap artikel yang ditulis oleh Dr. Sri Dhammananda mengenai pembahasan bencana.
 
Menurut beliau, bencana alam itu disebabkan oleh Utuniyama, yaitu tatanan untuk fisik inorganik, seperti fenomena musim angin dan hujan. Perubahan iklim dan kekuatan bencana alam dikatakan sebagai berasal dari niyama ini juga.
 
Menurut tradisi Theravada, ada lima niyama, yakni:
 
1. Utu niyama: tatanan untuk fisik inorganik
 
2. bija niyama: tatanan untuk kuman dan biji tanaman
 
3. Kamma niyama: tatanan untuk sebab dan akibat
 
4. Dhamma niyama: tatanan untuk norma, seperti gaya gravitasi dan hukum alam fisika lainnya
 
5. Citta niyama: tatanan untuk pikiran
 
Menurut hemat sy, pembagian menjadi lima niyama itu hanya untuk memudahkan kita memahami bekerjanya alam semesta. Kelima niyama itu sebenarnya adalah SATU KESATUAN, terkait satu sama lain, tidak terpisah satu sama lain. Perubahan di satu niyama mengakibatkan perubahan di niyama lainnya.
 
Sebagai contoh, energi keserakahan yang berlebihan bisa mengakibatkan perubahan iklim yang drastis. Ini adalah contoh keterkaitan antara Utu Niyama dengan Kamma Niyama.
 
Menurut Dr. Sri Dhammananda, bencana alam terjadi karena kekuatan Utu Niyama melampaui kekuatan Kamma Niyama, dimana dikatakan bahwa tidak semua fenomena disebabkan oleh Karma.
 
Menurut hemat sy, Utu Niyama maupun Bija Niyama dan Niyama lainnya merupakan manifestasi atau perwujudan kasar dari energi karma kolektif semua makhluk yang terakumulasi begitu lama.
 
Sebagai contoh, orang Cina zaman dulu bisa meramal adanya bencana di negerinya hanya dengan melihat perbintangan. Kenapa bisa? Karena gerakan kosmos dan perbintangan dipengaruhi oleh karma kolektif makhluk.
 
TIDAK ADA SATU NIYAMA YANG BERDIRI SENDIRI, menurut konsep interdependensi yang bisa dilihat dari beberapa kitab, terutama dalam kitab mahayana, seperti Avatamsaka Sutra.
 
Menurut tradisi Mahayana, terdapat KORELASI kuat antara energi karma dengan bencana alam.
 
1. Energi kebencian, kemarahan, dan aktivitas seks berlebihan berkaitan dengan unsur API. Jenis bencana alam misalnya gunung berapi meletus, musim kemarau panjang, kebakaran hutan dari cuaca panas, dll
 
2. Energi dari nafsu cinta, keserakahan, dan kemelekatan berkaitan dengan unsur AIR.
 
Oleh sebab itu, nafsu ingin makan membuat air liur di mulut, nafsu ingin seks membuat cairan di organ seks, melekat pada nostalgia membuat air mata menetes, melihat tubuh yang sensual membuat hati dialiri semacam arus "cairan listrik".
 
Jenis bencana: banjir, permukaan air laut naik secara global, badai hujan, musim hujan yang terlalu panjang, air laut balik mengalir ke sungai, dll 
 
3. Energi dari penindasan dan perlakuan semena-mena berkaitan dengan unsur kepadatan, TANAH, sehingga terjadi sifat "tubrukan", "tabrakan". Bila energi itu didampingin aspek ketidakadilan yang sangat dominan, terjadi GESEKAN, sehingga mengakibatkan GEMPA BUMI.
 
4. Energi dari pandangan terbalik / sesat berkaitan dengan aspek "gerakan", yaitu unsur ANGIN. Oleh sebab itu, unsur angin adalah unsur terhalus di antara keempat unsur tersebut, dan jangkauan nya paling LUAS.
 
Ada bencana alam yang melibatkan
 
- semua empat unsur (tabrakan dengan meteor);
 
- tiga unsur (gunung berapi meletus; badai hujan yang mengakibatkan tanah longsor
 
- dua unsur (gempa yang disusul tsunami).
 
Sy pikir pendapat Dr. Sri kurang tepat karena bila benar-benar kekuatan utu niyama mengalahkan kamma niyama makhluk hidup, karena ini berarti karma bukan penentu kehidupan makhluk hidup. Dr. Sri telah membuat skat-skat pemisah antara satu niyama dengan niyama lainnya, mengabaikan prinsip KETIDAKTERPISAHAN.
 
Sedangkan di beberapa kitab Buddhis dikatakan bahwa alam semesta merupakan manifestasi dari pikiran. Berarti alam semesta dan kita adalah NON-DUALISTIS, tidak terpisah satu sama lain, karena saling menguatkan dan saling melemahkan, saling mempengaruhi dan saling dipengaruhi.
 
menurut hemat sy, tulisan Dr. Sri Dhammananda dlm pembahasan bencana alam kurang tepat, agak menyesatkan, kendati sy pribadi sangat menghormati beliau, karena sy memiliki banyak literatur luar biasa yang ditulis oleh beliau sendiri. Hanya sy tidak begitu setuju dengan artikel ini.
 
Salam metta,
KM


Celebrate Yahoo!'s 10th Birthday!
Yahoo! Netrospective: 100 Moments of the Web


Celebrate Yahoo!'s 10th Birthday!
Yahoo! Netrospective: 100 Moments of the Web
Yahoo! Groups Sponsor
ADVERTISEMENT
click here


Yahoo! Groups Links

Kirim email ke