Sekuntum teratai untuk Anda semua, 

Tanggal 19 Maret 2005, kami (Dharmajala) pergi ke daerah kapuk, Cengkareng. Dua buah mobil meluncur menyusuri jalan ke sana. Mobil berbelok ke kanan melewati jalanan yang tidak rata – bergelombang. Lalu berbelok ke kiri dan di sisi kiri kanan terlihat rumah-rumah bertingkat satu dalam ukuran kecil. Ada beberapa rumah di mana bagian depannya digunakan untk berjualan. Ada juga suatu tempat yang dijadikan tempat penampungan sampah bekas plastik yang diletakkan dalam karung-karung plastik. Kami menuju ke ujung jalan dan menemukan sebuah rumah yang menjadi tempat kunjungan kami yaitu di sebelah kanan jalan. Sebuah rumah dengan dinding kayu dan triplek yang mula mengelupas. Rumah ini panjang, berbentuk persegi empat dan bertingkat. Ada beranda kecil di atas dengan sisi luarnya tidak berdinding namun hanya ditutupi oleh plastik terpal biru. Sangat rentan terjadi kecelakaan jatuh jikalau ada anak kecil yang bermain di sana. Di sebelah kiri, di belakangnya pun juga terdapat rumah tetangga yang kurang lebih bernasib sama dengan rumah ini. 

 

Lalu kami menuju ke rumah berikutnya, kami memasuki sebuah gang kecil. Ketika berjalan masuk ke sana, yang terlihat adalah seperti suasana pasar di mana di kanan kiri jalan ada banyak yang berjualan bahan kebutuha sehari-hari atau pun makanan. Kami masuk ke sebuah gang yang lebih kecil lagi di sebelah kiri kami di mana di sebelah kanannya terdapat selokan kecil kotor dan tidak mengalir lagi airnya. Kami masuk ke dalam rumahnya, duduk di lantai (karena tidak ada kursi), dan sempat mengobrol sebentar.  Ketika masuk, di sebela kiri terlihat ada sebuah televisi yang berukuran kecil dan kurang jelas gambarnya. Mamanya adalah seorang tukang cuci baju di mana setiap harinya bekerja di tiga (3) rumah. Ketika datang, mamanya sedang mencuci baju di rumah orang. Kami mengobrol dengan anaknya yang sekarang duduk di bangku SMEA yang akan segera berangkat sekolah jam 12 nanti. Jam 11 ia mau bersiap-siap mandi untuk pergi ke sekolah namun sebelumnya dia harus menyetrika baju seragamnya dulu yang baru saja tadi pagi ia cuci. Kemudian, kami pulang.

 

Mengenai hal ini, mungkin ada yang dapat memberi saran tentang apa yang sebaiknya kita lakukan terhadap nasib mereka?

Harus mulai dari mana kita membantu mereka?

Hal penting apa yang harus kita bantu dari mereka terlebih dahulu?

 

Thanks,

 


Do you Yahoo!?
Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
Yahoo! Groups Sponsor
ADVERTISEMENT
click here


Yahoo! Groups Links

Kirim email ke