Enak saja mau mendiskualifikasi.. wong sudah cape" begini begitu..
termasuk mengacak" DPT.. yang busuk (kata Bang Fadjroel)..
Menghina.. masa bagi" uang hanya 10ribu saja.. kalau nulis yang
betul donk.. jangan hilangkan angka 0 di belakangnya.. hehehe.. :-p

-- 
Wassalam,

Irwan.K
"Better team works could lead us to better results"
http://irwank.blogspot.com

Pada 16 April 2009 13:10, Satrio Arismunandar
<satrioarismunan...@yahoo.com>menulis:

>
>
>
>
> From: A Nizami <nizam...@yahoo.com <nizaminz%40yahoo.com>>
> Subject: [ppiindia] Jika Pemilu Curang, Diskualifikasi Saja yang Curang
> Date: Thursday, April 16, 2009, 8:56 AM
>
> Saat ini orang lagi meributkan kecurangan Pemilu 2009. Banyak yang
> mengklaim tidak terdaftar di DPT (Daftar Pemilih Tetap). Bahkan Ketua parpol
> peserta Pemilu, PPRN, menurut Tim Advokasi PDIP tidak terdaftar di DPT.
> Hamzah Haz, mantan ketua PPP juga di TV mengakui 50% keluarganya kehilangan
> hak pilih.
>
> Teman dan Ipar saya juga yang pada tahun 2004 bisa memilih dan punya KTP,
> sekarang tidak bisa memilih.
>
> Pada Pemilu 2004 pendataan pemilih dilakukan oleh KPU. Kemudian diberikan
> kartu Pemilih pada tanggal sekian. Kemudian daftar DPT dimuat di Kelurahan2.
> KPU mengumumkan bahwa jika ada masyarakat yang belum terdaftar di DPT, bisa
> melapor ke Kelurahan sampai tanggal sekian.
>
> Pendataan DPT begitu rapi.
>
> Sekarang tidak ada seperti itu. Katanya KPU hanya dapat data dari Depdagri.
> Depdagri sendiri mengambil data DPTnya entah dari mana. Sebab kalau dari
> KTP, kenapa tidak semua pemegang KTP bisa memilih? Sepertinya dari Kartu
> Keluarga (KK), karena keponakan saya yang umurnya 10 tahun justru dapat
> panggilan, sementara orang tuanya yang punya KTP justru tidak.
>
> Tapi kalau misalnya terjadi Kecurangan, haruskah Pemilu diulang?
>
> Rakyat pasti tidak mau. Selain itu akan buang2 saja dan tak ada gunanya
> seperti Pilkada di Jawa Timur. Di Jawa Timur, orang bilang pada pasangan
> yang merasa dicurangi, ya sudah ngalah saja. Padahal jika benar orang curang
> yang menang, ini akan membuat orang senang berbuat curang. Rakyat Indonesia
> akhirnya hanya memiliki pemimpin yang curang.
>
> Pada Perlombaan, jika ada pemenang yang curang, maka dia didiskualifikasi.
> Contohnya ketika pelari Olimpiade Ben Johnson menang, tapi begitu ketahuan
> curang (doping), maka gelar juara 1 dicopot dan dialihkan ke juara 2. Ben
> Johnson didiskualifikasi.
>
> Oleh karena itu, jika ada Parpol yang curang, sebaiknya didiskualifikasi
> saja. Misalkan ada 4 parpol dengan perolehan A=40%, B=30%, C=20%, D=10%.
> Jika ternyata Parpol A curang, maka A didiskualifikasi hingga tidak dapat
> kursi sama sekali. Ini agar jadi pelajaran dan sanksi sehingga orang tidak
> berani berbuat curang.
>
> Sehingga jadinya perolehan dibagi secara prorata antara parpol B, C, dan D
> jadi B=30/60 (hasil total perolehan B+C+D)=50%, C=20/60=33%, dan D=10/60=17%
>
> Diskualifikasi Parpol yang curang lebih baik ketimbang Pemilu ulang yang
> tidak disukai rakyat dan membuang banyak waktu dan uang. Ini juga
> menimbulkan efek jera bagi orang untuk berbuat curang.
>
> ==
> http://www.kompas- tv.com/content/ view/15655/ 2/
> Video amatir yang berisikan kecurangan pemilu, yakni pemilih diarahkan
> untuk mencontreng salah satu partai ditemukan beredar luas di Jombang, Jawa
> Timur.
>
> ==
> http://nasional. vivanews. com/news/ read/13530- putusan_mk_ jadi_cambuk_
> kecurangan_ pemilu
> Pilkada Jawa Timur
> Putusan MK Jadi Cambuk Kecurangan Pemilu
> Putusan Mahkamah Konstitusi atas pemilihan Gubernur Jawa Timur diharapkan.
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke