Yang saya maksud juga pemimpin-pemimpinnya itu lhojadi ingat sama omongan
pedagang nawarin dagangannya di pantai Kuta Bali kpd orang2 bule: Please Buy Me
Sir...Please Buy Me.Not Him, Buy Me.. Yah moga2 para ekonom2
kabinet yg baru bisa profesional..dulu
Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa kenaikan BBM dulu baru dilakukan upaya
penanggulangan korupsi. Ketika saya menulis selisih antara harga jual dengan
ongkos produksi tsb dikembalikan rakyat dalam bentuk lain, misalnya untuk
usaha2 meningkatkan pendidikan, pelayanan kesehatan, fasilitas
Pak Handoko,
Diskriminasi timbul karena subyektifitas. Sehingga ketika suatu
keputusan/kebijakan diambil, entah keputusan itu yg subyektif, entah yang
menerima berpikir itu keputusan subyektif - sehingga merasa ada perlakuan
berbeda atau kedua2nya berpikir demikian. Tak peduli situasinya,
Indonesia's indestructible mosques defy tsunami onslaught
(http://www.channelnewsasia.com/stories/afp_asiapacific/view/125438/1/.html)
BANDA ACEH, Indonesia : In Indonesia's tsunami wastelands on the northern tip
of Sumatra island, little remains of whole towns lost to the colossal forces
Tidak ada Teman yang ada adalah Kepentingan...
Yang menggagas KTT Tsunami itu siapa ya? Saya rasa itu 'pesanan' -bukan gagasan
orisinil - jadi yang diundang pun tergantung pemesan
- Original Message -
From: Mohammad-Riyadi Tampubolon [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, January
Yaa.berarti berteman atas dasar kepentingan yg sama yaitu ukhuwah kan? coba
kalau kepentingannya berbeda.he...3x
- Original Message -
From: Mohammad-Riyadi Tampubolon [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, January 11, 2005 3:16 pm
Subject: RE: RE: [ekonomi-nasional] OOT: When
Sungguh memprihatinkan.masih panas dibicarakan kepatutan memberikan
utang dengan dalih bantuan..ada pula kelompok yang memanfaatkann bencana
untuk kepentingan agama..bukan main.. Homo homini Lupus.
300 Muslim Tsunami Orphans to be Christianized: Report
Jabatan Tinggi, EQ Rendah?
TIDAK semua mereka yang memiliki jabatan dan titel kesarjanaan tinggi
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Istilah kecerdasan
emosional adakalanya disebut EI (emotional intelligence), EQ
(emotional quotient), dan kecerdasan sosial.
Kecerdasan emosional
Harga BBM dinaikkan dari yang tadinya 64% dari harga pasar jadi 85% dari harga
pasar, jadi 15% lagi (sekali 'penyesuaian' lagi?) maka tidak lagi ada alasan
kenaikan BBM karena subsidi.
- Original Message -
From: Ambon [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, March 2, 2005 2:59 am
1 orang anggota DPR punya 1staf ahli, 1000 orang anggota DPR ? wah, jangan2
tugas anggota DPR di-subkon..
DPR naik gaji.mungkin untuk tambahan 1 staf ahli muda..
Yuk ramai-ramai melamar ke DPR untuk jadi staf ahli....
- Original Message -
From: A Nizami [EMAIL
Memang urusan mengawasi membersihkan korupsi sangat sulit, tapi ini masalah
pokok yang membebani negara kita. Semakin lama tidak diberantas maka Indonesia
akan semakin miskin, banyak utang, tak punya harga diri, dianggap remeh negara2
lain dst. Boro2 mau mempertahankan subsidi.
Indonesia
Bukan duit. Semua orang berhak mendapatkan penghidupan/pekerjaan yg layak,
mendapatkan kesejahteraan dan ini dijamin UU di seluruh dunia termasuk dalam
Declaration of Human Rights. Tak sepantasnya pemerintah melarang warganya
untuk bisa mendapatkan hidup yg lebih baik jika ia tidak sanggup
Menurut saya logis saja menolak kenaikan TDL tapi menyetujui kenaikan BBM.
Pemerintah sudah untung besar dari kenaikan BBM, kalau mau untung lagi dari
kenaikan listrik itu namanya 'ngemplang'. Harga jual BBM ke PLN kan tidak
mesti menggunakan harga konsumen, harga jual distributor ke
- Jawaban no 8 : selama tidak ada kaitannya dengan ekonomi negri ini
cenderung SARA sebaiknya tidak dibicarakan di milis ini.
- Jawaban 1 - 7, pls refer to no 8. : )
- Original Message -
From: Cahyo Sukaryo [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, February 9, 2006 6:26 pm
Subject:
Itulah.sudah dibuat sedemikian rupa sehingga pergantian yang 'sesuai
prosedur' tetap memihak/menjaga kepentingan Asing (ini masih sesuai konteks
kan?), jadi selama tidak ada aksi yang override 'prosedur' tsb, percuma saja.
- Original Message -
From: Agus Nizami [EMAIL PROTECTED]
Tidak aneh. Tidak ada yang mendukung merestui tindakan Amrozi dkk.
- Original Message -
From: Agus Nizami [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, September 21, 2006 10:16 am
Subject: RE: [ekonomi-nasional] OOT: Surat petisi untuk keadilan Tibo cs.
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Ini
Assalamualaikum, Wr, Wb
Beriring TAKBIR yang berkumandang serta BEDUG yang bertalu-talu ,
Melepas kepergian bulan yang penuh berkah serta menyambut datangnya hari
kemenangan
Saya beserta Keluarga Mengucapkan :
Selamat hari raya IDUL FITRI 1 Syawal 1427 H.
Taqoballahu Waminkum Taqoballahu
Saya pernah bincang2 dengan orang Singapura. Dia bilang, kondisi ekonomi di sana
sudah jenuh, rate perpindahan pegawai di sana sangat tinggi, tidak cukup banyak
tersedia jenjang karir untuk para profesional, oleh karena itu untuk mendapat
gaji yg lebih besar, banyak dari mereka yg mengadu nasib
Bang Nizami,
Sehari-hari, saya sering mendengar pernah mengalami sendiri, sahabat yg
'meminjam' uang tapi tak mau mengembalikan jika ditagih kalau nggak
menghindar, ya pasang badan. Apalagi di level negara, yg persahabatannya
bersifat politis, tergantung akomodasi kepentingan masing2.
Menurut
Politik 'Minyak dan Perang' Bush
Oleh :
Darmansyah Asmoerie
Konsultan Ekonomi Senior, Direktur PT Darmania Group
Jika anda berjalan-jalan di Manhattan, New York, mata anda niscaya akan
terbelalak melihat sebuah baliho yang dipasang di sebuah gedung tinggi
di perempatan jalan. Isi baliho itu:
Pak Djayus,
Di versi anekdot yg lain, ketika si 'oknum' PNS Indonesia ditanya apakah gaji
tsb cukup, ia menjawab Cukup kok, bahkan setelah dipotong biaya rumah bulanan,
cicilan mobil motor, angsuran BTN untuk rumah kedua di luar kota, biaya
sekolah anak2 termasuk anak sulung saya ke AS, kiriman
Awalnya saya bingung, untuk menciptakan kepastian investasi lho kok tarifnya
dinaikkan dan bukannya diturunkan. Rupanya yang dimaksud kepastian investasi
jalan tol (btw, imbas ke investasi lainnya jadi bagaimana ya?)
Sekarang, saya tambah bingungsepengetahuan saya pengelolaan jalan tol di
Wah kalau saya jadi penemu itu, justru saya usaha menggandeng perusahaan kelas
dunia, biar jadi komoditi internasional,
Lantas kalau dipasarkan bahkan di dalam negeri saya tetap pakai harga standar,
bukan harga subsidi. Sebagian dari keuntungan total tsb saya sisihkan untuk
membangun sekolah
Saya kira kita sependapat bahwa akar masalahnya adalah sistem yang korup, tidak
efisien dan banyaknya kepentingan menyebabkan kinerja BUMN menurun. Pilihannya
memang adalah memperbaiki pengelolanya (Pemerintah) atau sekalian menggantinya
dengan pengelola yg besar kemungkinan lebih baik alias
Bahkan untuk membangun perusahaan swasta yang potensial (profitable, good image,
captive market, etc) sekalipun butuh waktu lama, tidak sekedar bulanan atau 1 -
3 tahun. Kalau semudah itu, swasta lebih memilih untuk membangun sendiri
ketimbang akuisisi. Apalagi BUMN yg berskala nasional bahkan
Akar masalahnya tetap eksis, yaitu pengelolaan oleh Pemerintah yg sarat berbagai
kepentingan itu. Apalah artinya 10-20% saham minoritas, apakah dijamin kalau
hasil privatisasi tsb bukan untuk bayar utang kalau pengelolaannya tetap tidak
berubah.
Saya sih lebih setuju pendapat anda untuk
Thanks mas Boy, saya juga pernah dengar desas-desus akan hal itu. Tapi karena
ini dari orang Pertamina sendiri, berarti info tsb valid. Menurut saya,
info-info seperti ini perlu disebarluaskan lho...ini lebih 'membuka mata'
konsumen yg lebih kenal merk dibandingkan standar oli (SJ, SL, SE, CF
Saya dengar wawancara di Dialog Jakarta Pagi Ini Pro2FM.
Juru bicara PLN mengatakan, ada 3 Pembangkit Tenaga Listrik yg tidak beroperasi;
- Muara Tawar karena pompa minyak rusak, padahal tanker sudah sandar
- Cilacap karena alasan kondisi alam
- (??? - saya lupa) karena pasokan gasnya tidak
Bung Nizami,
Memang biaya demokrasi saat ini sangatlah mahal. Bayangkan saja saat pemilu
kemarin, jika ada 5 kandidat dan mereka ingin mengcover seluruh Indonesia,
biayanya tentu 3x lebih banyak dibanding jika hanya ada 2 kandidat. Mengapa
sangat mahal, karena demokrasi saat ini lebih seperti
Saya setuju bahwa persoalannya bukan tidak mampu membuat sepatu, buat saya
persoalannya adalah bagaimana menyediakan market. Karena hukum supply-demand
berlaku.
Sekarang ini, sepatu yg dihasilkan oleh 14 ribu karyawan HASI NASA dengan
merek baru belum ada demand. Butuh cycle yg cukup panjang
Main Golfnya sama siapa, atau atas permintaan siapa? Jangan2 terkait sama
pemerintah juga.
Bukan ingin membela KPS, tapi bukan rahasia KPS sering dijadikan tempat meminta
uang.
Saya lihat sendiri, ada penduduk setempat datang (ngakunya mahasiswa) ke
kantornya, bersikap sangat tidak sopan
Bikin sepatu memang tidak susah, mau pesen di belakang Perbanas atau di PIK
(Pusat Industri Kecil) juga bisa, harga bersahabat dan mau 'nembak' model yg
sedang populer juga sudah biasa. Di Bogor Bandung juga ada sentra industri
ini. Kualitasnya, kata teman2 saya yg pernah coba juga lumayan.
Pak Budi,
Menurut saya yang awam ini, persoalannya jauh lebih dalam soal kenaikan harga
BBM, persoalannya adalah masalah perbedaan persepsi mengenai cara yg paling
tepat untuk mengelola negeri ini.
Perbedaan persepsi, maka berbeda sudut pandang sehingga pendekatan masalah dan
solusinya pun
Saya justru menyayangkan kenapa pemerintah berhenti dengan ide blue energy-nya.
Saya nonton acara Kupas Tuntas di Trans7 2 hari yl dimana teknologi blue
energy tsb diperlihatkan.
Ternyata teknologinya kurang lebih sama dengan bahanbakar air-nya Poempida
Hidayatullah atau Joko S.
Hanya sistem blue
Pak Musang,
Kalau yg anda maksud dengan bahan bakar alternatif 'ajaib' itu adalah penggunaan
air sebagai suplemen bahan bakar minyak, itu memang ada dan bukan penipuan.
Bukti testimoninya (termasuk hak paten) banyak sekali bisa di-google. Di
youtube juga bertebaran video2 dari orang2 yg
Mas Nizami,
Menarik ceritanya. Jetpump menghisap air jauh lebih banyak dari pada pompa air
biasa, oleh karena itu musti diimbangi dengan beberapa sumur resapan atau yg
lagi trend : lobang biopori, atau menyediakan lahan tanah terbuka di rumah.
Dulu waktu saya tinggal di Rawamangun, awalnya
Mobil saya cuma satu, jadi setiap pagi saya 'keliling' antar anak sekolah, antar
istri ke kantor baru menuju kantor saya. Setiap hari ketemu banyak mobil2 mewah,
tapi saya tidak benci mereka tuh...biasa saja.
Apa alasannya saya benci mereka? Karena mereka lebih kaya, lebih mampu dlsb ?
Kalau
Memang benar spt yang disebut pak Nizami, bahwa yang naik-turun nilainya adalah
rupiah/dollar etc, bukan emas. Mengapa? Karena yg jadi standar alat tukar/mata
uang saat ini adalah uang kertas dan satuannya adalah nilai yg tertera di
kertas tsb
Kalau tidak ada lagi uang kertas, dan yg jadi
Benar pak Nizami, nilai uang kertas itu nilai intrinsiknya jauh (bukan
sekedar jauh) dari nilai nominal, tetapi persoalan alat tukar/pembayaran itu
bukan sekedar nilai nominal vs intrinsik, juga kepraktisan, keamanan, keaslian
alat tukar, dlsb.
Bayangkan kalau anda beli ketoprak senilai
Menurut saya, istilah 'uang fiktif' tsb kurang tepat ya. Mungkin lebih tepat
'potensi membayar'.
Maksud saya, jika B punya rumah, mobil, tanah dan uang sebanyak 5 ribu
(rupiah/dinar/dollar/whatever). Maka jumlah kekayaan B adalah 5 ribu ditambah
nilai asset2nya.
Oleh karena itu jika si B
Bukan dongeng pak, banyak negara besar yang sejarah berkembangnya dimulai dengan
infrastruktur.
Yang dimaksud Infrastruktur disini adalah tersedianya sarana/prasarana penting
yang diperlukan untuk pengembangan ipoleksosbud suatu negara, misalkan
transportasi (darat/air.udara), utility
Yah namanya juga milis ekonomi-nasional, pak. Tempat dimana kita saling sharing
dan berkontribusi mengenai ekonomi sebagai bagian dari pembelajaran diri masing2
dan mengasah kepekaan kita tentang isu2 seputar ekonomi bangsa ini.
Kalau bicara kehidupan, maka ekonomi dan teknologi hanya dua
Benar. Pembangunan infrastruktur harus digiatkan, agar uang tidak berputar di
golongan itu2 saja.
- Original Message -
From: Harlizon MBAu harli...@gmail.com
Date: Thursday, April 2, 2009 7:36 pm
Subject: Re: [ekonomi-nasional] utang Indonesia dalam 5 tahun terakhir justru
mengalami
Pak Alwi,
Saya sudah mengunjungi blog anda. Sangat menarik informasi yang anda sampaikan.
Saya suka dgn artikel Sejarah Pedagang Uang.
Keep writing!
Salam,
Adhi
- Original Message -
From: pustaka_pohonbodhi pustaka_pohonbo...@yahoo.com
Date: Tuesday, April 7, 2009 11:04 am
Subject:
Assalamualaikum Mas Achmadi,
Maaf mas, barangkali lebih tepat disebut Subyektif atau Selfish daripada
Egois.
Egois itu kan Segala puji milik Saya.
Ego hanya satu bagian dari dari diri (self) non-fisik, selain itu ada ruh dan
jiwa.
Takwa itu subyektif, karena pengalaman orang yg
Negara neolib juga memberlakukan proteksi, dan negara sosialis juga tetap
memberi ruang untuk pasar bebas.
Intinya tidak ada negara yg full proteksi ataupun full pasar bebas. Semua jalur
tengah.
Justru karena 'gray area' antara dua kutub ini, maka akan selalu ada tarik
menarik kepentingan.
Setuju mas, permasalahan bukan pada pasar, aturan main ataupun sistem ekonomi
yg diusung.
Permasalahannya karena pada prakteknya memungkinkan muncul eksisnya pribadi2
yg telah mas sebut.
Nah, sekarang siapa dari ketiga calon tsb yg akan serius membenahi praktek2 tsb?
- Original Message
Pak Moderator,
Kok milis ini dijadikan tempat kampanye ya?
Tolong saya di-unsubscribe sementara sampai tanggal 8 Juli.
Terima kasih.
Adhi
48 matches
Mail list logo