Lah jangankan perbankan.. Indonesia saja sudah dimiliki asing toh.. Lihat saja berapa besar SUN (Surat Utang Negara), semacam obligasi yang dikeluarkan negara.. siapa yang pegang tuh.. (%) lokal atau asing? Belum lagi dari pertambangan kekayaan alam (yang besar)..
Ayo yang punya data detilnya bisa sharing? :-) Wassalam, Irwan.K ---------- Forwarded message ---------- From: Rudy Patirajawane < [EMAIL PROTECTED]> Date: Jul 8, 2006 10:39 PM Subject: Re: Konspirasi untuk Paksakan Privatisasi "Kebijakan" biasa oleh tim ekonom neoliberal, turunan Berkeley Mafia asuhan Prof Sumitro. Harus kita lawan. SUARA PEMBARUAN DAILY ------------------------------ Aturan Kepemilikan Tunggal Bank Konspirasi untuk Paksakan Privatisasi [JAKARTA] Kalangan DPR menilai kebijakan Bank Indonesia (BI) tentang kepemilikan tunggal atau yang dikenal dengan s*ingle presence policy* (SPP) merupakan konspirasi kebijakan dengan paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang tujuannya untuk memaksakan privatisasi di bank-bank BUMN. Anggota Komisi XI DPR Vera Febyanti dari Fraksi Partai Demokrat, dan Rizal Djalil dari Fraksi Partai Amanat Nasional, mengemukakan hal itu ketika diminta tanggapannya secara terpisah di Jakarta, Jumat (7/7). Vera berpendapat, kebijakan itu meleset dari sasaran yang disampaikan BI sebelumnya. Pada awalnya kepemilikan tunggal hanya ditujukan untuk bank-bank milik swasta asing, kenyataannya, kebijakannya ditujukan untuk semua bank umum. Selain itu, lanjutnya, dalam salah satu butir kebijakan yakni kalau pemegang saham tidak ingin melakukan penggabungan dua atau lebih banknya, mereka dimungkinkan membentuk perusahaan induk (*holding *) di Indonesia. Di satu sisi, tuturnya, BI ingin mendorong pemilik saham pengendali bank-bank asing menggabung usahanya, tetapi di sisi lain mereka mengakomodasi dengan membuat perusahaan induk jika tak ingin merger. Kebijakan tersebut, menurut dia, juga sangat erat kaitannya dengan paket keuangan yang dikeluarkan pemerintah. Dalam paket itu, yang menjadi tanggung jawab Menneg BUMN Sugiharto diusulkan untuk melaksanakan privatisasi BUMN. *Skenario Terselubung* Secara terpisah Rizal Djalil berpendapat, kebijakan tersebut merupakan skenario terselubung untuk memaksakan privatisasi guna mengejar target setoran. DPR, tuturnya, akan merespons kebijakan ini serta meminta pemerintah dan BI menjelaskan dalam waktu dekat. Sementara itu, Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Muliaman Hadad ketika ditanya soal keterkaitan antara kebijakan SPP dan rencana kebijakan privatisasi pemerintah membenarkan hal tersebut. "Pada dasarnya semangatnya sama, yakni mengurangi kepemilikan mayoritas pemerintah," jelasnya. Sebelumnya Gubernur BI Burhanuddin Abdullah mengatakan, kebijakan tersebut bertujuan meningkatkan keefektifan pengawasan. Isi kebijakan tersebut, setiap pihak hanya dapat menjadi pemegang saham pengendali (PSP) pada satu bank umum. Untuk PSP yang saat ini telah mengendalikan lebih dari satu bank di Indonesia diberikan tiga opsi, yakni mengurangi kepemilikannya pada bank lain sehingga hanya menjadi pengendali satu bank, melakukan merger atau konsolidasi dari bank-bank yang dikendalikan atau membentuk perusahaan induk. [B-15] ------------------------------ *Last modified: 7/7/06* -- Wassalam, Irwan.K Jakarta, Indonesia [Non-text portions of this message have been removed] Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/