------------------------------------------------------------------------------------------------------- Mo ndaftar : [EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages ----------------------------------------------------------------------------------------------- http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/DAERAH/pena19.htm >Kamis, 7 Desember 2000 Penambangan Pasir Ancam Nasib Bendungan Bili-bili Makassar, Kompas Penambangan pasir secara tidak terkontrol yang berlangsung sejak lama di Sungai Jeneberang mengancam keselamatan Bendungan Bili-bili di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Penambangan itu menyebabkan terjadinya erosi sekitar kaki bendungan yang gilirannya dapat merapuhkan tanggul bendungan. "Kalau semula umur bendungan diprediksikan bisa 30-50 tahun, tetapi dengan penambangan ini bisa cuma 10-20 tahun saja," kata Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Sulsel, Djamaluddin Mandung, di Makassar, Rabu (6/12). http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm Lahan Pertambangan Jadi Danau Amuntai, BPost Pertambangan batu bara di Kecamatan Awayan HSU yang dikelola PT Bentala Coal Mining (BCM), hingga saat ini belum melakukan reklamasi. Bekas lahan pertambangan batu bara berubah menjadi danau. Menurut sumber, Rabu (6/11), PT BCM belum menutupi lubang bekas tambang, sehingga lokasi eks pertambangan menjadi kubangan besar membentuk danau besar. http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm Ratusan Hektare Sawah Terancam Puso Barabai, BPost Diperkirakan ratusan hektare sawah petani terancam puso karena terendam air, akibat banjir yang melanda sejumlah kecamatan di Hulu Sungai Tengah (HST). Tanaman padi yang paling rawan terancam puso di Kecamatan Barabai, sebab hingga kini sekitar 104 hektare sawah yang ditanami masih tergenang air, kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan HST Ir H Kamruni didampingi Kasi Perlindungan Tanaman Ir Brenesnev. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/EKONOMI/nela14.htm >Kamis, 7 Desember 2000 Nelayan Tak Tersentuh Permodalan Jakarta, Kompas Ketua Umum DDPP Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Sumyaryo Sumiskun, mengatakan, sejak puluhan tahun lalu nelayan tidak tersentuh bantuan permodalan dari pemerintah, baik berupa kredit investasi untuk meningkatkan kemampuan usahanya maupun modal kerja untuk operasional seperti yang disediakan bagi petani dalam bentuk kredit murah dan mudah berupa Kredit Usaha Tani (KUT). Sumiskun mengatakan hal itu kepada wartawan setelah bersama pengurus DPP HNSI lainnya bertemu Presiden Abdurrahman Wahid, di Istana Merdeka, Rabu (6/12). DPP HNSI, ujar Sumiskun, mengharapkan pemerintah bisa memberikan kredit bagi para nelayan tradisional. Sebab, sebagai warga negara pelaku usaha, nelayan berhak atas dukungan sosial ekonomi dari pemerintah. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/EKONOMI/penc14.htm >Kamis, 7 Desember 2000 Pencurian Kayu Dilakukan Pemain Lama Jakarta, Kompas Pelaku pencurian kayu (illegal logging) adalah pemain-pemain lama dalam bisnis perkayuan, punya pengaruh dan punya jaringan yang sangat kuat di daerah. "Mereka adalah orang-orang yang lama ada di daerah itu, serta biasa 'bermain' di daerah," ungkap Menteri Kehutanan Nur Mahmudi Ismail kepada wartawan di Jakarta, Rabu (6/12). Dijelaskan, para pelaku pencurian kayu tersebut juga memiliki jaringan yang kuat, cengkeramannya di daerah sudah sangat dalam, sehingga sulit bagi aparat kehutanan untuk menguaknya. Apalagi, persepsi masyarakat bahwa mencuri kayu sebagai perbuatan yang melanggar hukum, belum merata. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0012/07/EKONOMI/samb15.htm >Kamis, 7 Desember 2000 Sambutlah Otonomi, tetapi Jangan Lupa Risiko TAHUN depan era otonomi daerah dimulai. Bandul sistem pemerintahan yang selama 30 tahun lebih berada pada ekstrem sentralistik telah bergerak menuju ekstrem yang lain, desentralistik. Peran dan fungsi pemerintah daerah, baik dari segi administrasi dan politik, maupun secara keuangan, akan meningkat drastis. Wajar jika era ini sangat dinanti-nantikan oleh daerah. Selama lebih dari satu generasi mereka harus "manut" terus kepada pemerintah pusat. Dengan diterapkannya otonomi daerah, mereka bisa mengatur urusannya sendiri sesuai prioritas dan prakarsa sendiri pula. Dalam suasana eforia berdemokrasi sekarang, hal demikian diyakini akan mengembalikan dignity daerah yang selama ini konon tidak pernah diperhatikan. http://www.indomedia.com/bpost/122000/7/index.htm Rusaknya Ekosistem Sebabkan Banjir Banjarmasin, BPost Meluapnya air sungai hingga menyebabkan banjir melanda delapan kecamatan dari dua kabupaten --Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dan Banjar-- terjadi akibat ekosistem yang ada di hulu sungai tersebut telah rusak. "Akibat terjadinya kerusakan hutan, air yang ada di hulu sungai tidak dapat ditampung dan mengalir ke muara sungai sambil membawa sedimen hingga menyebabkan pendangkalan pada dasar sungai," ucap Kawamil XIV Pemprop Kalsel Drs Sofyan Amir, Rabu (7/12). http://kompas.com/kompas-cetak/0012/07/IPTEK/peng10.htm >Kamis, 7 Desember 2000 Pengembangan PLTS Terkendala Peraturan Jakarta, Kompas Indonesia dalam waktu 18 tahun lagi akan kehabisan sumber bahan bakar fosil. Sumber alternatif yang potensial dikembangkan saat ini untuk mengantisipasi kelangkaan energi di antaranya adalah batu bara dan energi surya. Dalam hal ini, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) lebih baik dikembangkan karena termasuk energi yang bersih lingkungan. Bagi Indonesia yang berada di wilayah tropis dan mendapat paparan sinar matahari sepanjang tahun, serta wilayahnya yang terdiri dari pulau-pulau sehingga sulit dijangkau oleh jaringan listrik, Perusahaan Listrik Ne-gara (PLN) dan Perusahaan Listrik Tenaga Surya seharusnya dikembangkan lebih lanjut. Namun, disayangkan pengembangan tenaga surya di Indonesia sebagai pembangkit listrik di perumahan terbentur banyak ken-dala, antara lain soal permodalan dan peraturan. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/07/IPTEK/peta10.htm >Kamis, 7 Desember 2000 Petani Butuh Bukti soal Bahaya Kapas Transgenik Makassar, Kompas Pemerintah pusat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) diminta menunjukkan bukti-bukti yang cukup kuat mengenai dampak negatif dari penanaman kapas transgenik. Petani ingin melihat langsung apa yang sesungguhnya dinilai pemerintah dan LSM itu dapat "merugikan" masyarakat akibat penanaman kapas transgenik tersebut. Selama dugaan-dugaan akan kemungkinan dampak negatif dari penanaman kapas dimaksud belum terlihat, akan sulit membendung keinginan petani untuk terus mengembangkan tanaman rekayasa genetika itu. "Kami bukannya tidak sependapat dengan pemerintah pusat atau kalangan LSM tentang kemungkinan dampak negatif tanaman ini," kata Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan, Azikin S kepada wartawan di Makassar, Selasa (5/12). http://kompas.com/kompas-cetak/0012/07/IPTEK/kayu10.htm >Kamis, 7 Desember 2000 Kayu Komersial Tropis Berkurang, Kayu Dilindungi Menghilang Banjarmasin, Kompas Degradasi (kemerosotan) kawasan hutan alam akibat maraknya penebangan liar, perambahan kawasan, dan kebakaran hutan ternyata bukan satu-satunya ancaman kelestarian kualitas hutan tropis. Hutan bekas tebangan yang dalam beberapa tahun kemudian kembali tumbuh ternyata juga terancam degradasi yang sangat mengkhawatirkan.Data inventarisasi lapangan Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan (BIPH) Wilayah V Kalimantan Selatan/Kalimantan Tengah (Kalsel/Kalteng) baru-baru ini memperlihatkan bukti telah terjadi perubahan struktur dan dominasi tegakan hutan alam tropis di bekas tebangan (hutan sekunder). Dari data tersebut, terlihat semakin merosotnya kayu komersial hutan tropis seperti meranti, bangkirai, tengkawang, kapur, mersawa, ulin, dan berbagai jenis kayu mewah lainnya. Sementa-ra kayu yang harus dilindungi seperti petai hutan, pulai, dan bungur, malah mengalami kepunahan. "Jumlah berbagai jenis kayu komersial yang masih tersisa itu kini terus merosot-tertekan oleh dominasi kayu rimba, seperti agatis, binuang, jelutung, biwan, dan lainnya yang mendominasi struktur tegakan hutan sekunder. Keadaan ini tak bisa dibiarkan begitu saja, karena hutan yang rusak terbukti mengakibatkan banjir dan tanah longsor," kata Kepala BIPH Wilayah V Transtoto Handa-dhari yang ditemui hari Rabu (6/12) di Banjarmasin. http://kompas.com/kompas-cetak/0012/07/UTAMA/prog01.htm >Kamis, 7 Desember 2000 Program Transmigrasi Jadi Korban Politik * PIR Trans Sebaiknya Diteruskan Jakarta, Kompas Mantan Menteri Transmigrasi dan Permukiman Perambah Hutan Siswono Yudohusodo mengakui, program transmigrasi memiliki sejumlah kelemahan di masa lalu akibat pemerintah yang represif. Meskipun demikian, tidak benar bila dikatakan terjadinya kekacauan dan disintegrasi di daerah adalah akibat transmigrasi. Program ini dinilai telah menjadi pelampiasan kekesalan politik, sehingga masalah yang sebenarnya terletak pada keamanan dan keadilan sosial ditumpahkan pada program transmigrasi. "Transmigrasi telah menjadi korban politik dan menjadi alat pelampiasan kekesalan politik meski penyebabnya bukan transmigrasi itu sendiri. Masalah sebenarnya adalah keamanan dan ketidakadilan di daerah itu," ujar Siswono kepada wartawan di Jakarta, Rabu (6/12). --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id