Pak Leo dan rekan lainnya: Pak Dr RachmatSule dan mungkin rekan-rekan geofisikawan ENI yang jauh lebih pahamTapi mungkin karena pendekatan hiperbolik yang diusulkan mengandung atribut yang dapat menghitung kehadiran subyek terdifraksi, maka mungkinfitur patahan, pembajian stratigrafi, dan
di beberapa publikasi, contoh case study-nya di daerah yang geologinya kompleks.
jadi yang dibandingkan adalah PostSDM CRS dengan PreSDM conventional.
--pta
On 6/8/06, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bagaimana kalau strukturnya kompleks ?
LL
Paul dan yang lainnya
Memang benar Pak Makky dan Pak Sulle melakukan riset ttg itu dibawah bimbingan
DR. Hubral.
Bulan lalu ada suatu perusahaan dari Jerman yang ke KL dan mempromosikan ttg
CRS ini. sayang nya pada waktu presentasi tsb. CRS hanya dibicarakan sebentar,
lalu presenter nya
maksudnya smear-out itu seperti apa yah pak?
klaim dari beberapa publikasi, hasil dari CRS ini, fold coverage
meningkat (entah gimana caranya fold coverage bisa meningkat) sehingga
S/N ratio meningkat dan resolusi vertikal juga meningkat.
kalau sekilas membaca publikasi yang ada, kelihatannya
Oopppst, ini common reflection surface, surfacenya pengertiannya di permukaan
atau memang di sub-surface (analog dengan perbandingan antara CMP dan CDP).
Kalau di sub-surface saya pikir OK dan mestinya bagus.
Kalau smear out maksudnya amplitudonya rata2, jadi karakter aslinya hilang.
LL
kalau di-sub surface,
jadi mirip horizon-based velocity analysis (?)
--pta
On 6/9/06, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:
Oopppst, ini common reflection surface, surfacenya pengertiannya di permukaan
atau memang di sub-surface (analog dengan perbandingan antara CMP dan CDP).
Kalau di