Menjelang
tahun ajaran baru, banyak orang tua yg sejak awal mencari-cari tahu, mana sekolah
& perguruan tinggi yg baik untuk anak-anaknya. Ada yg bertanya-tanya kepada sanak saudara, handai
taulan & kenalan. Ada yg membuka-buka halaman iklan di majalah, koran dsb.
Ada juga yg bertanya kpd dukun, walau sdh di beri tahu oleh para da'i bahwa
bertanya ke dukun itu haram, bahkan shalatnya tdk di terima selama 40 hari.
Iklan-iklan pun bermunculan di mana-mana. Ada yg lewat media cetak formal,
elektronik & ada yg lewat selebaran. Bahkan spanduk, pamflet & brosur2
disodorkan kpd masyarakat secara beramai-ramai di sana-sini. Semua menjanjikan
ini dan itu, serba bagus, serba baik, serba tdk sesat, walau mungkin justru
punya misi penyesatan dan menjerumuskan ke neraka.
Para orang tua masa kini tampaknya ditarik dari arah sana-sini untuk
menyerahkan anak-anaknya ke sekolah yg diiklankan di mana-mana. Dari yg paling
kecil untuk masuk TK Nol Kecil, Nol Besar, SD/Madrasah, SMP/Tsanawiyah,
SMA/Aliyah, D2, D3, S1, S2 sampai yg paling tua ke S3; semuanya
diimining-imingi kemudahan, fasilitas dan jaminan mutu plus tdk sesat. Kata-
kata "tidak sesat" memang tidak di tulis, tidak diucapkan, tetapi yg
jelas semuanya tidak ada yg mengakui kesesatannya. Padahal betapa banyak orang
tua yg sudah capai-capai menyekolahkan anaknya, misalnya ke Ma'had Al-Zaitun di
Indramayu, Ja-Bar, ternyata harus menyesal & mencabut kembali anaknya,
karena adanya perubahan sikap anaknya yg ogah sholat berjama'ah, melawan ajaran
Islam yg dulunya di ajarkan orang tua sesuai Al-Qur'an & As-Sunnah, dan
semacamnya. Karena memang Ma'had Al- Zaitun itu jelas didirikan oleh kelompok yg
fahamnya menyimpang lagi sesat. (Lihat bukuAliran dan Paham Sesat di Indonesia,
Pustaka Al- Kautsar, Jakarta 2002).
Penyesatan & Pemurtadan
Ada orang tua yg menjadi bangga tapi kebanggaan yg tidak pada tempatnya,
setelah menyekolahkan anaknya kemudian anaknya menawarkan kpd
bapaknya untuk pilih masuk Kristen saja. Ketika ayahnya menanyakannya, anak itu
menjawab, di sekolahnya SD PARAMADINA di pinggiran Jakarta
menampilkan sinterklas (salah satu simbol di Kristen) yg lucu. Sedang di Islam,
mboseni (membosankan), alasannya, karena bedugnya berisik, dalam penampilan di
sekolah itu. Salah satu orang tua yg bangga dengan anaknya yg ingin murtad itu
adalah ADE ARMANDO yg suka nulis di koran Republika, bahkan mengharapkan agar
sekolah model (pemurtadan) itu di jadikan percontohan.
Disamping iklan-iklan serta tulisan dan ocehan yg model-model membanggakan
pemurtadan semacam itu, orang tua masih secara gencar dijerumuskan oleh
penulis-penulis yg tdk bertanggung jawab dari segi keimanan umat Islam. Mereka
gencar menyuarakan pemurtadan dengan cara-cara licik, diantaranya di tulis di
kolom-kolom surat kabar kristenisasi, misalnya Kompas. Seringkali penulis yg
mengaku Islam, bahkan mengajar di perguruan tinggi Islam menjajakan tulisan yg
berisi pemurtadan. Misalnya menggencarkan pemahaman pluralisme agama,
menganggap semua agama sama, sejajar, paralel, masuk surga semua, hanya beda
teknis. Lalu mereka membujuk para penyelenggara pendidikan, agar pendidikan
agama di sekolah di ubah menjadi teologi pluralitas, yg dalam bahasa
gampangnya adalah pemurtadan.
Lain lagi golongan2 sesat lagi menyesatkan. Mereka pandai membuat
istilah-istilah, slogan- slogan, bahkan nama2 yg menarik & bisa membungkus
kesesatannya. Ahmadiyah misalnya, menamakan markasnya dengan
"Al-Mubarok" yg artinya diberkahi di Parung, pinggir Jakarta-Bogor.
Kemudian Ahmadiyah lainnya seperti di Yogyakarta membuat nama sekolahnya dengan
nama PIRI (Perguruan Islam Republik Indonesia).
Nama-nama yg nampak "Islami" memang tampaknya merupakan salah satu
jalan untuk mengelabui masyarakat. Jaringan Islam Liberal (JIL) pun
membuat slogan, "Islam yg membebaskan", seakan Islam yg benar, yg
anti pemurtadan adalah membelenggu. Syukurlah istilah itu ditimpa istilah baru
lagi dengan website tandingan yg slogannya, "Islam yg membebaskan dari
sistem kekufuran".
Pendapat nyeleneh (aneh) tampaknya marak dimana-mana, dan masyarakat menuding
IAIN-IAIN se-Indonesia (beserta STAIN-STAIN) sebagai penyemai bibit-bibit
kenyelenehan. Kenyelenehan itu bukan sekadar sampai pada tingkat pemikiran,
namun sudah sampai pada pelaksanaan, pengamalan dan praktek. Sekadar contoh,
bisa di kemukakan sbb:
- DR.
Nurcholish Madjid guru besar IAIN Jkt,
pendiri Yayasan Paramadina Jakarta, alumni Barat (Chicago Amerika), telah
menikahkan anak puterinya, Nadia dengan lelaki Yahudi di Amerika,
30 Sept 2001, tidak dgn akad Islam, tapi akad universal, yaitu antara anak
manusia dengan anak manusia.
- Dr. Kautsar
Azhari Noer dosen IAIN (kini UIN)
Jakarta menikahkan Ahmad Nurcholish (Muslim) anggota pengurus YISC (Youth
Islamic Study Club) Masjid Al-Azhar Keb. Baru Jak-Sel dengan wanita
Konghucu, Ang Mei Yong. Pernikahan Muslim dgn wanita kafir ini di
langsungkan di Islamic Center Paramadina Pondok Indah Plaza III Blok F5-7,
Jl. TB. Simatupang Jkt, Ahad 8 Juni 2003.
- Zainun Kamal
dosen UIN Jkt
Telah menikahkan wanita muslimah dgn lelaki kristen di
sebuah hotel di Pondok Indah, Ahad 27 Nov. 2004 dengan di berkati pendeta.
- Drs. Nuryamin
Aini, MA, pengajar Fak. Syari'ah UIN Jkt
menyudutkan para ulama (sebenarnya menyudutkan Islam) yg
mengharamkan pernikahan beda agama (Islam dgn Non Islam).
- Dosen-dosen
IAIN/UIN yg tergabung dlm tim penulis Paramadina Jkt,
Menulis buku Fiqih Lintas Agama 2003, yang sangat merusak aqidah
Islam, dari tauhid diarahkan ke kemusyrikan dengan istilah pluralisme agama dan
memutarbalikkan hukum Islam, yg halal di haramkan, yg haram di halalkan. Tim
Penulis Paramadina itu sebagian adalah dosen-
dosen UIN Jkt. Semuanya terdiri 9 orang: Nurcholish Madjid, Kautsar Azhari
Noer, Komarudin Hidayat, Masdar F. Mas'udi, Zainun Kamal, Zuhairi Misrawi,
Budhy Munawar-Rahman, Ahmad Gaus AF dan Mun'im A. Sirry.
- Ada dosen IAIN
Yogya yg diam-diam bergegas ke seorang tokoh di Salatiga Jateng yg
mendirikan rumah ibadah untuk semua agama. Pendiri bangunan yg di sebut
"rumah ibadah bersama" itu pun bekas dosen STAIN Salatiga. Dia
kabarnya dikenal sbg teman Gus Dur.
- Ajakan Dzikir
Anjing hu akbar di IAIN Bandung satu contoh kasus: Kasus ucapan mahasiswa
IAIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam ta'aruf dengan mahasiswa baru
September 2004 cukup menyentak. Diantaranya perkataan: "Selamat
bergabung di area bebas Tuhan". Malah ada seorang mahasiswa dari
jurusan Aqidah Filsafat Fak. Ushuluddin mengepalkan tangan &
meneriakkan, "Kita berdzikir bersama anjing hu akbar". Jurusan
Sosiologi Agama punya gaya sendiri menyambut juniornya. "Mahasiswa
sosiologi agama adalah insan kreatif inovatif yg sosialis
demokratis. Beri kesempatan kpd teman2 kami yg senantiasa mencari
tuhan," ungkap ketua himpunan jurusan sosiologi agama.
Pernyataan yg lebih menakutkan keluar dari mulut salah satu di antara
mereka, "Kami tdk ingin punya tuhan yg takut pada akal manusia",
katanya.
Sosok-sosok nyeleneh diantaranya:
1. Nurcholish Madjid: mempidatokan di universitas2 terkemuka di Eropa
katanya di Al-Qur'an ada lafal qisthas dari bahasa Yunani Justis yg artinya
adil. Dan di Al-Qur'an ada lafal kafuro menurut dia dari bahasa Melayu, kapur
barus. Dengan dua potong kata yg tanpa bukti ilmiah itu Nurcholish simpulkan
bahwa Islam adalah agama hibrida.
Maka bukan Islamnya yg hibrida, tapi hati dia yg di hibrida dengan hati Cina
Komunis. Setelah hatinya di cangkok dgn hati org Cina Tiongkok di Cina, dia
harus dirawat di Singapura. Pencangkokan hati itu mengharuskan dia di suntik untuk
mengurangi daya otak tubuh atas hati cangkokan baru itu.
2. Abdul Munir Mulkhan Wakil Rektor UIN Yogya & petinggi Muhammadiyah
berpendapat, kalau yg masuk surga org tertentu (Islam) saja maka akan
kesendirian dan tak kerasan di surga.
3. Djohan Effendi, anggota resmi aliran sesat Ahamdiyah, penyunting buku
Catatan Harian Ahmad Wahib Pergolakan Pemikiran Islam, isinya
sangat menyesatkan, di samping mengkampanyekan faham pluralisme agama
(menyamakan semua agama) masih pula ditambah dengan pernyataan2 yg menghina
Nabi Muhammad SAW, misalnya Wahib menginginkan nabi yg setingkat internasional.
4. Dawam Rahardjo, petinggi Muhammudiyah pembela aliran-aliran sesat di
antaranya Ahmadiyah.
5. Muslim Abdurahman, penolak keras diterapkannya syari'ah Islam. Beliau salah
satu pengurus Muhammadiyah pula.
6. Gus Dur/Abdurrahman Wahid, pencetus gagasan assalamu'alaikum di ganti
selamat pagi. Dalam tragedy tsunami di Aceh 26/12/04 yg menewaskan 150rb-an
jiwa lebih & hampir menghancurkan hampir seluruh bangunan, gus dur
menyuarakan di radio Jakarta News FM, agar
mayat2 di Aceh itu di bakar saja di tempat.
7. Zainun Kamal, penghalal nikah antara wanita Muslimah dgn lelaki Nasrani.
8.Munawir Sjadzali-mendiang-penggagas penyamaan waris antara laki-laki &
perempuan.
9. Harun Nasution, tokoh IAIN Jkt yg menggemakan istilah pembaruan Islam
dialihkan maknanya menjadi memperbaharui model modern/barat sampai menghalalkan
dansa2 campur aduk laki-perempuan.
10. Kautsar Azhari Noer, seorang dosen UIN Jkt, penggema ajaran Ibnu Arabi dan
pluralisme agama (semua agama baik).
11. Zuhairi Misrawi (alumni filsafat Al-Azhar Mesir yg pernah di adili dan di
harap istitab (bertaubat) kpd Allah SWT oleh teman2nya di Mesir krn di anggap
mengatkan bahwa shalat 5 waktu tdk wajib.
12. Masdar F. Mas'udi alumni IAIN Jogjakarta, org NU yg menyuarakan kalau
lelaki nekad berzina maka hendaknya pakai kondom dan menyuarakan musim haji
wuqufnya bukan hanya di bulan Dzulhijjah tapi bisa di bulan Syawal &
Dzulqo'idah. Dia juga menyamakan pajak dengan zakat.
13. Ulil Abshar Abdalla, generasi NU yg menulis bahwa hukum Tuhan itu tidak
ada. Vodca, minuman beralkohol lebih dari 16% bisa jadi di Rusia halal karena
udaranya dingin sekali. Ungkapan yg merusak Islam dan menghalalkan yg haram ini
di tulis di KOMPAS 18/11/02.
14. Luthfi Assyaukanie, orang Paramadina yg menganggap teks Al-Qur'an mengalami
copy editing oleh para sahabat.
15. Prof. Dr. M. Amin Abdullah, Ketua Majlis Tarjih Muhammadiyah, rektor IAIN
Jogjakarta, tafsir-tafsir klasik Al-Qur'an tdk lagi memberi makna & fungsi
yg jelas dlm kehidupan umat.
16. Taufik Adnan Amal (dosen ulumul Qur'an IAIN Makassar), mengemukakan bahwa
ayat innaddiena indallohil Islam itu ada yg lebih tepat
untuk sekarang innad diena indallohil hanifiyyah.
17. Abdul Moqsith Ghazali (tadinya belajar di pascasarjana UIN Jkt),
membolehkan perkawinan beda agama.
18. Dr. Siti Musdah Mulia (wanita dosen pasca sarjana UIN Jkt), menyuarakan
kesetaraan gender dgn membuat LSM di Depag, menyuarakan
pembatalan syari'at Islam diantaranya melarang poligami, tapi membolehkan nikah
beda agama.
19. Faqihuddin (alumni Suriah yg temannya sendiri seperti Adnin Armas heran,
kenapa setelah jadi dosen STAIN Cirebon malah jadi nyeleneh &
menulis di Majalah Syir'ah yg isi majalah itu banyak menyesatkan).
20. Hussein Muhammad, pengasuh pondok pesantren Darut Tauhid Cirebon,
memberikan pengantar untuk buku In the Name of Sex karya
Soffa Ihsan yg tak sungkan membeberkan sederet pengalaman menghirup kenikmatan
sesaat bersama perempuan lain-dari yg muda hingga yg
tua.
21. Nasaruddin Umar (org UIN Jkt yg menyebarkan feminisme & di percaya org
JIL untuk bicara Islam model mereka ke Amerika).
22. Alwi Shihab (tokoh di NU/PKB, pendorong awal & kampanye penyamaan semua
agama, berkolaborasi dgn pejabat non-muslim untuk
menatar para karyawan tentang faham pluralisme agama di satu instansi meliputi
Jawa & Madura).
23. Quraish Shihab, mantan menteri agama 70 hari zaman Soeharto dan mantan
rektor IAIN Jkt yg di kenal mengemukakan ucapan selamat natal di klaim sebagai
sesuai Al-Qur'an dan bersuara aneh tentang jilbab hingga pernah dibantah
mahasiswa Indonesia di Mesir. Quraish Shihab menulis
dengan judul Selamat Natal Menurut Al-Qur'an di buku Membumikan Al-Qur'an.
24. Atho' Mudhar, kepala Badan Litbang Depag RI yg berpendapat bahwa masjidil
Aqsho bukan di Palestina, tapi di baitul makmur di langit. Suatu
penafsiran aneh yg berbau pro yahudi-israel dan di kemukakan di pengajian
Paramadina pimpinan Nurcholish Madjid lalu di sebarkan oleh Majalah
TEMPO pimpinan tokoh liberal Gunawan Mohammad.
25. Azyumardi Azra, rektor IAIN Jkt & ketua umum yayasan wakaf Paramadina
di Jkt menggantikan Kommarudin Hidayat. Azra termasuk penolak diterapkannya
syari'at Islam namun nasibnya tidak seburuk Ahmad Syafii' Maarif, karena Azra
meliuk- liuk dlm tulisan dan bicaranya dgn berlindung pd peradaban atau
menisbatkan gagasannya kpd tokoh lain, hingga walau sampai sebagai pemuja
demokrasi hingga dia disebut Islam kompatibel (cocok, rukun, harmonis) dengan
demokrasi, namun masyarakat belum mengecamnya. Padahal dia justru pemuja
demokrasi untuk dipas-paskan/di cocok-cocokan dgn Islam seraya menolak di
terapkannya syari'at Islam.
IAIN (Institut Agama Islam Negeri) ataupun yg sudah ganti nama menjadi UIN
(Universitas Islam Negeri) adalah lembaga pendidikan Islam yg di
harapkan melahirkan insan-insan muslim yg cerdas, istiqomah dengan ajaran
agamanya, berakhlak mulia. Tapi kini, lembaga-lembaga ini dari tahun ke tahun
bukannya melahirkan insan- insan sebagaimana diharapkan, namun justru semakin
jauh dari Islam.
Semenjak IAIN berpindah kiblat dari Timur Tengah sebagai pusat Islam dan
beralih ke Barat dan menjejali para mahasiswanya dengan berbagai
macam filsafat, pesan-pesan pemikiran yg nyeleneh, liberal, dsb, maka hasilnya
bisa di tebak; IAIN sudah kehilangan spirit Islamnya. Sebaliknya justru yg
muncul adalah mahluk2 liberal, bahkan sekular. Tak heran, jika ada yg
memelesetkan bahwa IAIN adalah Ingkar Allah Ingkar Nabi!
Adalah tugas umat Islam semuanya untuk menyelamatkan IAIN dari tangan2 liberal
sekular yg sedang bahu membahu menghancurkan IAIN,
agar dapt di kembalikan ke garis Islam yg sebenarnya.
Source : Buku Ada Pemurtadan di IAIN
Hartono Ahmad Jaiz