Hahaha...kalo baca jangan cepet2 makanya Om, pake bawa2 tenses segala, gaya
banget ah...
Maksudnya begini lho: Anda kan juga tau kalo ada beberapa miliser yg nyuruh2
sujud, ada yg bilang kita ini bangsa yg ga mau membela saudaranya sendiri, ada
juga yg bilang Udah divisum! Kok masih ngeyel?,
Luar biasakomentar2 di milis ini membuktikan bahwa komodifikasi (dan
melodramatisasi) kasus Manohara oleh media massa bisa betul2 membuat banyak
orang tak mampu lagi berpikir jernih! Wajar sih, orang2 infotainment memang
mencari uang dari situ.
Padahal yang dipersoalkan sebenarnya sederhana
by Telkomsel BlackBerry®
-Original Message-
From: Indradya SP deschooling_soci...@yahoo.com
Date: Mon, 22 Jun 2009 19:52:05
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mano, hasil visum dan kita
Luar biasakomentar2 di milis ini membuktikan bahwa komodifikasi
Mumpung topik bahasa sedang hangat dibicarakan, saya ingin menanyakan sesuatu
kepada rekan-rekan sekalian. Sudah beberapa lama ini, Metro TV (entah bagaimana
stasiun-stasiun TV lain) melafalkan negara asal pebulutangkis Lin Dan, China,
dengan pengucapan Chaina, padahal si pembawa berita sedang
Saya lihat liputan di TV One hari Minggu lalu, ternyata kamar 808 memang bukan
kamar tidur. Ada meja rapat besar di situ, kursi-kursi dan sofa, serta ada
ruang tunggu/istirahat di balkon di atasnya. Yang pasti, seperti kata
reporternya, tidak ada tempat tidur sama sekali di kamar 808.
Kalau
Sekadar intermezo: rupanya para mahasiswa STMIK Raharja ditugasi membuat blog
yang salah satu isi postingnya harus sebuah tulisan pendek ttg mengapa mereka
memilih STMIK Raharja sbg tempat kuliah. Ini saya dapati dari banyak blog yg
dibikin mahasiswa kampus itu.
Anyway, komentar yang
Sepertinya di negeri ini siapa pun yg melawan kaum koruptor atau penculik
aktivis HAM akan diserang balik...contohnya Munir dan Antasari ini
--- On Mon, 5/4/09, Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com wrote:
From: Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com
Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] KASUS
Perkara Mega jujur itu juga persepsi Pak Haniwar, mbak Indri, jadi gak usah
repot2 bertanding soal databuang2 waktu. Toh di eranya Mega ga ada krisis
global juga. Kekalahan Mega di Pemilu 2004 dan perolehan suara Pemilu kali ini
udah cukup jelas menjadi sinyalemen kok siapa yg dimaui
Setahu saya, kecerdasan tidak punya korelasi dengan moralitas.alias berdiri
sendiri2. Syukur2 kalo sesorang punya dua2nyatapi di Indonesia biasanya
orang hanya punya salah satu saja.
--- On Tue, 4/21/09, Haniwar Syarif haniwarsya...@yahoo.co.id wrote:
From: Haniwar Syarif
Betul2 mimpi yang memalukan dan memaksa. Sekalipun Megawati melakukan itu, saya
kira orang yang logis masih banyak di negara ini, termasuk perempuan tentunya,
yang memilih pemimpin bukan (hanya) karena jenis kelaminnya. Kenapa pula mereka
harus menurut kepada Megawati? Saya kira rakyat tetap
hahahaha! ini berita kok kocak banget sih!!! Pasien dan perawat sama2 gila!
Entah kenapa saya seneng banget dengan banyaknya caleg yang jadi
gilaseneeeng bgt!! Ini lebih baik daripada mereka lolos jadi anggota
legislatif dan mulai korupsi, selingkuh, dsb demi mendapatkan kembali modal yg
Yang bener aja bung... jumlah perempuan emang lebih banyak daripada laki2 di
Indonesia, tapi masak ngitungnya gitu. emangnya mau langsung dinikahin semua
apa? Trs sisanya yg ga kebagian jadi objek selingkuhan buat laki2 gitu? ancur
bgt logikanya. Emangnya dari jumlah itu ga ada faktor usia,
Kata ini tidak akan pernah masuk KBBI, menurut saya, karena ini bukan bahasa
Indonesia. Penggunaanya juga sangat terbatas di kalangan anak2 gaul Jakarta
atau ABG di kota2 lain di Indonesia yang mudah dijajah secara bahasa oleh anak2
Jakarta dan media2 gaul.
--- On Thu, 1/8/09, Iwan
Saya jadi heran, nggak di kantor nggak di milis, setiap orang yang saya ajak
diskusi soal bagaimana mengatasi masalah lalu lintas di Jakarta selalu berakhir
dengan membahas masalah sholat subuh, doa pagi, bawa sarapan ke kantor, bangun
pagi itu sehat, dsb. Logika saya tidak mampu menangkap
Salam, rekan-rekan...
Belakangan ini (sebenarnya sudah agak lama) saya makin sering mendengar orang2
memakai kata secara tidak pada tempatnya. Pertama kali mendengarnya, saya
butuh beberapa detik untuk memahami mengapa lawan bicara saya memakai kata
secara. Baru setelah berpikir sejenak,
Hehehe...Bung Erwin ini sudah pasti tipe warga yang disukai pejabat: asal
terima saja, tidak ada kritisi apalagi sumbang saran. Dia sudah lupa bahwa
semestinya pemerintahlah yang harus duluan memberi solusi kemacetan (misalnya
membenahi permasalahan transportasi publik), bukan sebaliknya malah
Jangan takut Ina, masih banyak kok orang yang tidak paham bahwa jender tidak
sama dengan jenis kelamin. Singkatnya saja, jenis kelamin menyangkut keadaan
biologis, yaitu penyifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang
ditentukan secara biologis dan (biasanya) secara permanen tidak
Tidak semua jenis pekerjaan dapat dilakukan secara online lho. Sebagian besar,
saya yakin, justru membutuhkan mobilitas fisik. Anda bisa saja memesan barang,
misalnya komputer, secara online. Tapi untuk mengantar barang itu ke alamat
Anda kan butuh kendaraan? Atau Anda mau komputernya dikirim
Bikin kebijakan yang memengaruhi jutaan orang tidak bisa dengan asumsi2 tidak
berdasar begini, Pak HS. Apalagi cuma bermodal 'ilmul yaqin'. Harus ada survei
yang terarah dan terukur, dengar pendapat, dsb. Surveinya juga mestinya yang
tepat sasaran. Saya kira sudah sering diingatkan oleh Pak
Jangan-jangan justru polemik seperti inilah yang diinginkan para pembuat
kebijakan itu, supaya masyarakat sibuk berpolemik sendirian, dan dengan
demikian menjauhkan api dari panggang. Saya pikir kita tetap harus fokus ke
permasalahan utama: kemacetan lalu-lintas dan transportasi di Jakarta.
Mungkin yang Anda lihat di jalanan itu bukan si penulis Balada Pengendara
Motor.
�
- Indra
--- On Wed, 11/12/08, Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Balada Pengendara Motor
To:
Saya pikir itu lebih karena secara umum kedisiplinan berkendara orang Indonesia
masih sangat rendah. Kalau ada yang bilang pengendara mobil lebih disiplin
daripada pengendara motor...wah, tunggu dulu. Itu belum tentu karena pengendara
mobil lebih disiplin, tapi jangan2 lebih disebabkan fisik
Namanya UU Pornografi mas (yang juga mengatur moral kita, bukan cuma gambar2
porno (pornoGRAFI). Jadi namanya bukan APP gitu. Kalau cuma warga sipil begini
yang salah sih gak masalah, paling2 dia cuma malu berat. Lha kalau polisi
sampai menggunakan UU APP yang tidak pernah disahkan itu,
Semoga di luar negeri tidak diajarkan kata merubah, seperti pada kalimat
pertama artikel ini. Karena kata merubah punya arti menjadi seperti rubah
atau punya tingkah laku/sifat seperti rubah, seperti halnya kata menyemut
dan merayap, dua dari sedikit kata kerja yang berkata dasar jenis hewan.
Aduh...cetek sekali pikiran orang ini. Moga2 aja orang kayak begini ga terlalu
banyak jumlahnya. Jadi males ngomentarin
--- On Fri, 10/24/08, Awang BinSaS [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Awang BinSaS [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kiai Nikahi Bocah 12 Tahun
To:
Adik Albert, kita sama-sama orang Timur, Belajarlah dari orang Jawa biar jadi
beradab, dan menikah dengan orang Solo saja agar memperbaiki keturunan, lanjut
Balkan selaku ketua tim.
Saya saja yang orang Jawa tidak merasa lebih beradab daripada orang Papua. RUU
ini ternyata dibuat dan dipimpin
Betul juga ya. Dengan demikian, tawuran tradisional UKI vs YAI di masa depan
tidak akan didominasi dengan batu, senjata tajam, dan bom molotov, tapi diganti
dengan dengan jurus-jurus karate. Tawurannya sih tetap ada. Masyarakat sekitar
dan para pedagang juga tetap cemas dan dirugikan. Kampusnya
Memang sungguh menyegarkan menonton sebuah film yang bebas dari bahasa Jakarta
dan bebas dari tema ala Jakarta:-)
- INDRA
--- On Thu, 10/16/08, Irma Doloksaribu [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Irma Doloksaribu [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Era Film Berbau Jakarta
Ukuran mutu ini jelas dari tingkat pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan
benar, dong. Apa lagi? Lagi pula tidak sulit menilai hal ini. Lihat saja
bagaimana orang-orang di sekeliling Anda berbicara. Lihat juga sinetron2 di
layar kaca dan sebagian besar film2 Indonesia di layar lebar.
Bung Ade,
Pertama, Anda berkata bahwa definisi 'pornografi' dan 'obscene' tergantung pada
konteks budaya, dan bahwa apa yang terlarang antara AS dan Eropa dan Jepang saja
berbeda-beda. Jika demikian, kenapa RUU ini ingin menyamaratakan dan memandang
sama keragaman budaya di Indonesia? Itu
Salam,
Nah, pemikiran-pemikiran seperti mas Risyaf inilah yang dikhawatirkan oleh para
penentang RUU Porno bakal membabi-buta. Melemparkan kesalahan kepada para
perempuan, memfitnah para penentang RUU Porno yang dikatakan berbisnis lendir
(halah, paling-paling Risyaf ini konsumen lendir itu).
Dear bos Zen,
�
Kalau kata 'perang' terlalu dramatis untuk Anda, pakai saja kata 'tawuran',
biar lebih merakyat. Anda hanya mampu menangkap hiperbolanya tanpa memahami
substansi yang saya maksud. Kalau Anda mengikuti thread ini pasti paham bahwa
saya (dan banyak yg lain, mungkin) sedang
32 matches
Mail list logo