Di mediacare, Gola Gong sebagai penasihat Rumah Dunia sudah mengklarifikasi posisi Rumah Dunia dalam kasus caci maki Saut terhadap TUK?GM. Intinya, Rumah Dunia tidak sependapat dengan cara yang ditempuh Saut dkk dalam melancarkan kritiknya, meski Rumah Dunia sepakat bahwa TUK memang patut dikritisi. Rumah Dunia cuma ketempatan saja oleh kumpul-kumpul seniman Nusantara yang lalu mengeluarkan Ode Kampung. Demikian tambahan info dari saya tentang Rumah Dunia. Mengenai FLP, saya dengar Helvy Tiana Rosa pernah menyatakan bahwa pengarang-pengarang FLP punya faham bahwa sebagai penulis mereka berupaya tidak membuat keadaan yang sudah buruk menjadi lebih buruk. Saya pikir ini pendirian yang valid dan harus dihormati. Bahwa pendekatan Islami yang dipilih sebagian besar anggota FLP dipandang sebagai cara paling konkret untuk mewujudkan semangat itu, ini pun bisa dimengerti. manneke
Mariana Amiruddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak manneke dan Aquino, Rumah dunia itu menurutku sangat progresif, punya semangat lokal. AKu pernah diundang ke sana sama Bang Hudan dan Mas Ahmadun untuk membicarakan sebuah novel (kalau nggak salah waktu itu novel chavchay dan bicara sedikit soal filsafat, karena si chav lulusan driyakara). Kapan-kapan kalau ada waktu, aku ingin ke sana lagi. Kegiatan mereka sangat bersentuhan dengan masyarakat dan pemda di sana (di wilayah banten). Kantong budaya yang menurutku cukup besar juga dan patut untuk dikunjungi. Soal FLP, konsentrasi mereka memang pada sastra religius, dan karya-karya mereka memang laku di pasar. Aku cuma aneh aja, kenapa harus ada 'peperangan', toh pada akhirnya yang bicara karya. Tapi setahuku semua ini diawali oleh Taufiq Ismail, dan sekarang oleh Saut Situmorang. Mariana --------------------------------- Be smarter than spam. See how smart SpamGuard is at giving junk email the boot with the All-new Yahoo! Mail [Non-text portions of this message have been removed]