Pertanyaan dan kekaguman saya tentang kebesaran Trans TV saat ini adalah bagaimana Trans TV bisa mendapatkan iklan walaupun acaranya melawan arus acara televisi2 (sinetron, sinetron, dan sinetron...) lain yang sudah lebih dulu eksis. Acara2 Trans TV yang bisa menjadi trend setter, juga membuktikan penonton TV di Indonesia ternyata mampu memilih acara yang bermutu dan menghibur. Mungkin Mas Satriyo bisa sedikit berbagi info.
anton_djakarta <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Ishadi SK ini orang paling jenius dalam dunia pertelevisian Indonesia, beliau bisa merubah wajah pertelevisian Indonesia dengan benar-benar berwajah Indonesia dan mengangkat kultur Indonesia sampai ke akar-akarnya. Think Globally, Act Locally yang diucapkan David Brower sangat cocok dikenakan pada sosok Ishadi SK. Booming TPI yang fenomenal di tahun 90-an adalah kerja jenius Pak Ishadi SK ini, saya punya teman yang kuliah di Amerika Serikat dan sempat berkawan lama dengan Pak Ishadi SK di sebuah university disana, dia bercerita wawasan Ishadi SK tentang dunia pertelevisian. Setelah mendengar uraian kawan saya itu saya langsung berucap "Pak Ishadi SK ini orang hebat, pemimpin yang sangat mengerti di bidangnya!!! Saat mendengar Ishadi SK akan ditarik ke Trans TV, saya pernah bilang ke teman saya itu. "Kalo Trans TV emisi saham di Bursa, pasti gue udah beli sahamnya" benar saja ramalan saya Trans TV menjadi salah satu televisi dengan acaranya menjadi pelopor dari acara-acara yang diekori oleh stasiun televisi lain, dan memiliki kekhasan yang unik, berhasil mengangkat budaya lokal. Waktu ribut-ribut TVRI gara-gara penolakan karyawan terhadap proposal pembenahan Rully C. Iswahyudi, yang sempat membuat DPR ribut dengan Mochtar Ngabalin jadi jagoannya, maka hal itu tidak perlu terjadi, bila negara mampu membayar Ishadi SK membesarkan TVRI dan merebut kembali kejayaannya. Selamat Ulang Tahun, Pak Ishadi SK..... ANTON