Petani, dan selamanya petani
Sent from my BlackBerry� wireless device from XL GPRS network
-Original Message-
From: Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 30 Sep 2008 08:29:58
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Saya Bingung Melihat Ekonomi
Salam,
Mau bagaimana Bung IJP? Orang dari pusatnya cuma berpikir ekonomi makro doang
sektor riil apalagi pertanian, nomor sekian. Dan oleh pejabat Peda, lebih lagi
karena tauladn di Pusat-nya juga pah-poh.
Tiada lain mengupayakan peubahn dari masyarakat sendiri, mendobrak dari
lingkup
Politik etis diteruskan lagi ?
ide bagus juga tuh
pada masa itu kita jadi ekportir gula terbesar didunia..
Dan rasanya cara kerja spt itu ( mengadakan
irigasi, mengadakan lahan, membei bit yg benar
mengajari teknik budi daya yg benar , yg
diutamakan, tapi tentu untungnya harus utk
petani.
2008/9/24 Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED]:
Usulnya menaikkan harga dasar ?
sampai berapa dan sampai kapan ?
Irwan:
Sampai ke harga yg membuat petani bisa untung.
Sampai kapan? Sampai petani sudah mencapai
kondisi bisa melakukan efisiensi yg bagus dan
bisa bersaing dengan pasar global.
Mas Irwan ,
jawaban anda bagus.
3 hal
proteksi
tingkatkan efisiensi dan produktivitas
dana dr proteksi, , yg berupa kenaikan bea masuknya, hasilnya di
berikan utk memajukan pertanian.
Cuma..
Faktanya para pengamat hanya bis teriakyg pertama..yaiut proteksi petani
jangan impor ...
-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Saya Bingung Melihat Ekonomi Pertanian Kita
mungkin betul juga Mas..smile...
hanya saja saya merasa bhw di FPK ini setiap ada
diskusi pertanian .., nggak ada yg mengemukakan hal baru..
lain kalau bicara saham artau moneter ..wah seru ada
ini halal deh (cmiiw .. )
salam,
djs
- Original Message
From: Haniwar Syarif [EMAIL PROTECTED]
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Monday, 22 September, 2008 11:35:31
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Saya Bingung Melihat Ekonomi Pertanian Kita
mungkin betul juga
@yahoogroups.com
Sent: Sunday, September 21, 2008 9:35 PM
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Saya Bingung Melihat Ekonomi Pertanian
Kita
mungkin betul juga Mas..smile...
hanya saja saya merasa bhw di FPK ini setiap ada
diskusi pertanian .., nggak ada yg mengemukakan hal baru..
lain
Saya pasti gak bantah bhw gula, kacang , buah , garam banyak impor
tapi sy jug apasti ..bhw kalau orang cuma teriak jangan impor..malah
rakyat tambah sengsara ..
impor adalah menjadi keniscayaan bila permintaan dlm negeri lebih
banyak dr produksi dalam negeri.
..lalu
( baca postingku
sebenarnya mulai tahun ini indonesia punya kesempatan yg sangat baik
untuk mulai memutar ke kiri kran2 impor sembari meningkatkan produksi
pertanian. kesempatan yg saya maksud di sini adalah karena tahun ini
hingga tahun2 mendatang akan terjadi kenaikan curah hujan secara umum
di wilayah
BlackBerry� wireless device from XL GPRS network
-Original Message-
From: Samali Djono [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 23 Sep 2008 01:45:06
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Saya Bingung Melihat Ekonomi Pertanian Kita
soal nya yang ngerti
Mas Bambang, saya bukan ekonom. Latar belakang saya akuntansi.
Jadi, soal ekonomi makro, hanya dasar2nya saja yg saya dapat ditambah
sedikit pengalaman waktu suka diskusi dengan Chatib Basri
pas jamannya kuliah dulu. Tapi jangan bandingkan saya dengan dia ya,
saya ngga ada apa2nya soal ekonomi
Nah ini mulai menarik..ada usulan pemecahan.
sebelumnya sy mesti bilang sy juga bukan jago pertanian dlm artian
bukan orang ekonomi pertanian juga bukan orang budi daya pertanian ,
yg dinidang itu justru banyak keluhan pencapaiannya
Saya athu dikit ttg ilmu pasca penen .., krn itu jurusan yg
mungkin betul juga Mas..smile...
hanya saja saya merasa bhw di FPK ini setiap ada
diskusi pertanian .., nggak ada yg mengemukakan hal baru..
lain kalau bicara saham artau moneter ..wah seru ada Irwan ada Yanuar.
kalau ttg pertanian omongnya cuma
sampai.dipermukaan aja ..dgn misalnya bilang
Mas Adhie
Ada bedanya antara yang kuliah dan lulus dengan jerih payah sendiri, dan
dengan yang diluluskan (tanya aja pak Apri)
Ilmi
2008/9/22 Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED]
Salahnya yang bingung.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu kan
DOKTOR ILMU PERTANIAN.
Pastinya semua
Lha Mas kalau di satu kampung di beri bibit beda beda malah salah mas.
susah ngelolanya..dan nggakbisa jadi pertanian yg efisien.
Saya pastikan kalau soal jagung ..bukan soal over supply..
lha kita masih impor jagung banyak amat ..
HS
At 09:28 PM 20-09-08, you wrote:
Begitulah jika bila
saya kok nggakbis anerima keluhan ttg petani yg jumlahnya bekurang terus..
itu bukan maslaah utama
dimana mana di seluruh dunia maju..jumlah yg bekerja sbg petani/di
bidang pertanian turun terus.. tapi outputnya tetap naik..
HS
At 10:19 PM 20-09-08, you wrote:
Bang Mula, bagi saya yang
pasar bebas memang bisa tidak adil..
cuma pernah bandingkan nggak produktivitas/efisiensi kita di banding
negara lain., ygbedanya sering juga bukan krtn subsidi.
Misal gula yg saya kemukakan di posting terdahulu.
Konon segala free trade area akan terus nambah..
belum lagi katanya thn 2015
Creitanya saatinislaah stukebijakan deptan adlah mengutamakan
Gapoktan , Gabungan kelompok tani , sbg unit terkecil yg di bina pemerintah.
tapi selainitu saya pikir soal data yg nggak pernah ada yg benar di
Indoensia jadi maslah besar ketika maubikin perencanaan.
Nggak ada tuh ornag
Kalau maksud nya kita pilih produk unggulan..llau itu yg kita
utamakan.., secara konsep sih sudah sering terdengar., pasti bukan
barang baru dalam banyak rencana kebijakan pemerintah
tapi bagaimana para pelaku Sektor rill main di prERTANIAN kalau
dengar cerita para ahli spt Yanuar ..,
Mas Yanuar bisa jelaskan lebiuh konkret hubunganantara keluhan Mas
Mula dgn eralita dunia saat ini adalah mengacu ke Bursa komoditas.
Saya ingin belajar nih.
llau kebijakan apa dlmkernagk ainiyg perlu di buat utk memperbaiki
nasib petani..
Saya betulan gak ngerti.., dan ingin belajar ,
saya termasuk yg gak ngerti ttg peranan mafia perdagangan komoditas
pertanian..
mohon pencerahan..
maklum saya orang pengolahan...bidnag pertanian
yg bingung aja.. misalnya harga gula untuk lindung petani hrs
minimal Rp.5.000 , sedang ada produsen dalam negeri yg bisa bikin
gula..
Pak HS, keluhan saya lebih karena berubahnya fungsi tanah pertanian yang
dimiliki mereka.
Karena sudah tidak ada lagi anak keturunannya yang mengolah tanah itu,
akhirnya dijual dijadikan rumah oleh pemilik baru.
Uang hasil penjualan dibelikan motor untuk mengojek, dengan hasil rata2
Rp.50ribu
Larangan mengkonversi lahan pertanian.. akan ( sudah ??) diundang undangkan.
Land reform dimana petani akan dapat tanah juga sudah ada
rencana realisasi nya
Mungkin masalah kita sebenarnya ..kebanyakan omong ..tidak satupun
tampak terealisasi ?
Banyak UU yg ada ..tapi dilanggar dan
Pembaca KOMPAS] Saya Bingung Melihat Ekonomi Pertanian Kita
To: FPK Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Saturday, September 20, 2008, 5:15 PM
Pertanyaannya, utk Pak HZM, kenapa bukan didiversifikasi bursa
komoditasnya di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, or tempat2
Sebagai orang awam, dan melihat terjadi hal2 tsb - mungkin sebaiknya, agar
ada pemimpin petani yang bisa memberikan input yang bijaksana.
Kalau permintaan sedikit, dan hasil berlimpah = harga menjadi turun
Kalau permintaan banyak, dan hasil sedikit = harga menjadi naik
Sebaiknya dibuat balance
Itulah pasar bebas. Petani indonesia dibiarkan maju tanpa dukungan. Contoh
begini: petani AS diberi subsidi utk produksi sehingga bisa ekspor dg harga
murah (ekspor dumping). Sementar WTO melarang proteksi. Dunia dibanjiri kedelai
murah AS. Indonesia mencabut subsidi harga pupuk yg tinggi
Amang Mula, menurut saya untuk mengatasi hal tersebut ada dua cara:
1. Menunggu inisiatif dari pemerintah untuk mengatur pola tanam di
Indonesia, seperti komoditi apa yang ditanam dan berapa banyak.
Dengan didata dan diatur seperti itu, maka diharapkan yang ditanam
adalah komoditi yang dibutuhkan,
Salam,
Menarik sekali tulisan ang Mula ini. Jawabnya sederhana Bang: Selagi pemimpin
hanya berayun, atau kelayung-layung (memakai diksi yang pernah disampaikan
sumber saya), dan tidak pernah memperkuat jati diri bangsanya, di saat itu
ombang-ambing ombak dilautan hingga kiamat tak membawa
Bung Mula jangan bingung , kalau toh mau bingung sebenarnya jauh
lebihbanyak yg mesti idibingungkan ( ehh omong omong aku senang
lho..kemarin bisa lihat wajah Bung Mula ).
misalnya kenapa ketika CPO naik,,, htg minyak goreng naik cepat,
ketika turun .., eh smapai hari ini hrg minyak goreng
om Irwan,
didalam teks buku-buku ekonomi yang segala macem itu,
ada enggak sih perlunya persyaratan kedaulatan rakyat , tegak-nya hukum
dan keadilan: , tentang keterbukaan ,bagi suatu kehidupan ekonomi yang
sehat
dimana semua pelaku ekonomi (kuat atau lemah) bisa hidup berdampingan, tidak
saling
om Mula,
anda kan juga berbadan besar, tapi beda-nya gaya anda kan enggak di-atur
atur.
semua persoalan komoditas hasil pertanian kita juga hampir sama semua,
mulai dari beras, gula, semua tampaknya semakin tidak bisa di-atur sama
pemerintah
dan itu sudah terjadi sejak zaman reformasi ini.
zaman
Begitulah jika bila setiap perilaku para pejabat memberikan
kebijaksanaan yang tidak memihak rakyat kecil. sudah menjadi hal yang
lumrah jika rakyat kecil ditindas. Para petani seringkali diberi
bibit-bibit pertanian yang sama. secara otomatis komoditas yang
dihasilkan juga sama. saya berikan
Nasib Petani dan rakyat kecil lainnya tergantung kemauan Pemimpinnya.
No doubt about that!
Masalahnya mau gak sang Pemimpin ini berdiri gagah membela dan melindungi
kepentingan rakyatnya??
Selama ini sang Pemimpin selalu berasyik masyuk 'bersetubuh' dengan para
pemodal dan pedagang.
Ma'af,
Bang Mula, bagi saya yang 'mengerikan' kini dikampung-kampung sudah tidak
ada anak2 petani yang mau melanjutkan 'pekerjaan' bapaknya lagi. Langka
ditemui anak2 yang bersekolah mau turun kesawah, 'ngangon' dan memandikan
kerbau peliharaannya di sungai-sungai, mereka lebih senang bergerombol dan
Persoalan harga dalam realita dunia saat ini adalah megacu ke Bursa Komoditas..
Selayaknya Pasar Finansial lainnya, maka pembentuk harganya akan
sangat ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor fundamental (kebutuhan
riil supply (produksi) dan demand (konsumsi) atas komoditas) dajn
faktor teknikal
PROTECTED]
Date: Sun, 21 Sep 2008 01:11:40
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Saya Bingung Melihat Ekonomi Pertanian Kita
Persoalan harga dalam realita dunia saat ini adalah megacu ke Bursa Komoditas..
Selayaknya Pasar Finansial lainnya, maka pembentuk harganya
Saya bingung melihat ekonomi pertanian kita, khususnya tentang
kebijakan dalam menstabilkan harga.
Dua atau tiga bulan yang lalu di media massa saya membaca bahwa harga
CPO (termasuk harga tandan buah segar) sedang bagus-bagusnya dan para
petani kelapa sawit tersenyum dimana-mana. Tapi minggu
38 matches
Mail list logo