--- On Fri, 10/24/08, bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Fw: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Wow, 40 Persen Ritsleting Diproduksi di 
Indonesia
To:
[EMAIL PROTECTED], "Bp Ary Mochtar Pedju"
<[EMAIL PROTECTED]>, "RAZHALUNO"
<[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], "Omar Trigantara"
<[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], "Noor Agus Salim"
<[EMAIL PROTECTED]>, "Ani Sekarningsih"
<[EMAIL PROTECTED]>, "arbie bakri"
<[EMAIL PROTECTED]>
Date: Friday, October 24, 2008, 3:49 AM



--- On Fri, 10/24/08, bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: bakri arbie <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Wow, 40 Persen Ritsleting Diproduksi di 
Indonesia
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Friday, October 24, 2008, 12:47 AM

Yth Bung  Erik Soesilo dan rekan FPK,



Memang patut dihargai perusahaan yang melatar belakangi sehingga
Indonesia bisa menjadi produsen dunia 40% untuk Ritsleting.Perlu
dipelajari kiat-kiat mereka untuk bisa sukses dan berdaya saing.

Juga dikatakan agar-agar produsen posisi Indonesia kedua dan kakao posisi 
ketiga.

Berproduksi artinya ada yang mendapatkan kesempatan kerja untuk 
menanam,memelihara,

memetik dan mengumpulkan untuk diekspor.

Agar tambah banyak lagi kesempatan kerja kebijakan menteri terkait
adalah memberikan suasana kondusif agar dapat tumbuh untuk dapat
memproses bahan agar-agar atau kakao menjadi barang jadi untuk
konsumen,sekalian memberikan nilai tambah bagi produk Indonesia.



Coba bayangkan kalau Agenda Riset Nasional RISTEK  hingga 2009
dapat terlaksana dengan baik,dimana terdapat program teknologi tepat
guna untuk pangan,energi,transport,pertahanan dan keamanan,teknologi
komunikasi dan informasi dll dapat dimanfaatkan hasilnya oleh dunia
usaha kecil, menengah dan besar maka terbayang produsi Indonesia dan
jumlah tenaga kerja yang terserap untuk mengatasi masalah ekonomi dan
sosial bangsa Indonesia. 

Kalau Malaysia punya 5 jalur untuk bangkit ekonominya seperti yang
dikatakan Wakil Perdana Menteri Malaysia yang direncanakan hingga tahun
2015/? dalam Wawancara beliau di Bloomberg TV.

Indonesia bagaimana ?

Ibu Menteri akan lebih bangga kalau semua hal dapat disenergikan oleh
para pimpinan nasional,maka bukan hanya 40% ritsleting,tetapi
pembangkit energi buatan Indonesia

20% dunia misalnya, HP didalam negeri sudah 50% buatan Indonesia begitu
pula yang lainnya dan suatu waktu kalau direncanakan dengan
baik,setelah industri utama keperluan rakyat sudah terpenuhi ,maka
Indonesia bisa seperti India yang barusan melontarkan roket ke bulan.

Mengapa tidak,Indonesia adalah negara ke 4 terbesar didunia dalam populasinya.

Yang tampak terlihat semua potensi para peneliti dan perguruan tinggi
serta Lembaga Litbang belum diarahkan dan didanai secara terencana baik
sehingga betul-betul mendapatkan hasil yang dapat membangkitkan
industri nasional.

Suasana berpikirnya masih berpola saudagar ,beli disana dijual disini
dan dapat untung,cukup happy, padahal kita mestinya bisa lebih dari itu.

Dalam diskusi dengan para peneliti, tampak sekali kelesuan mereka,dana 
penelitian 

yang dapat dikatakan hidup segan,mati tak mau.

Saya khawatir kalau begini seterusnya potensi otak para peneliti kita
dipakai oleh bangsa lain atau sia-sia alias mubazir, karena para
peneliti kita dipasung dengan berbagai aturan dan keuangan yang
terbatas sehingga tidak memungkinkan untuk berpikir kreatif apalagi
manjadi inventor ataupun inovator.Kelihatan sekali national strategy
coefficent kita belum ada.



Padahal kalau boleh saya tulis kembali ,bahwa kekuatan bangsa menurut R.S.Cline 
sbb;

 

       P = ( E + M + C ) ( S + W) dimana



P =adalah kekuatan bangsa,

E= kekuatan ekonomi,

M= kekuatan militer,

C=critical mass,dari kapasitas bangsa yang mempunyai S dan W yang terarah sesuai

    dengan cita-cita bangsa,populasi/pemimpin dan teritorial yang efektif untuk 
mencapai P,

S=national strategy coefficient,strategi kebijakan yang jelas tujuannya serta 
sumber daya 

    dan jadwalnya dipatuhi secara nasional,

W=tingkat integrasi kekuatan nasional agar mampu menjalankan niat dari strategi 
nasional,

     termasuk kekuatan leadership dan relevansi dari strategi untuk menuju 
cita-cita bangsa.

Sesuatu hal yang perlu diketahui bahwa strategi adalah fusi dari kebijakan dan 
tindak lanjut.

Suatu kebiasaan di Indonesia,para menteri punya kebijakan namun sumber
uangnya dari departemen keuangan belum tentu ada, dalam arti fungsi
integrasi dan sinergi belum tampak.Memang barangkali ada juga kesalahan
dalam perencanaan strategi yaitu perencana tidak melihat,
acceptability, feasibility dan ability to deliver dari suatu program

nasional.



Model diatas hanya salah satu contoh untuk kekuatan bangsa, yang
berbahaya adalah kalau kita tidak punya model atau bahkan belum memikir
untuk merencanakan apa yang akan dilakukan  atau dilaksanakan
secara konsisten bagaimana operasional atau taktik dalam kurun waktu
tertentu.



Seperti kata Sun Tzu ;

Strategy without Tactics is the long road to victory,

Tactics without Strategy is the noise before defeat.



Salam Hormat,

Bakri Arbie

Pemrakarsa Team Sukarelawan Inovasi Indonesia.









--- On Wed, 10/22/08, Eric Soesilo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Eric Soesilo <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Wow, 40 Persen Ritsleting Diproduksi di 
Indonesia
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, October 22, 2008, 5:23 PM










    
            Selama ini ke mana aja bu... Hehehe harusnya justru ibu yang tahu 
duluan kan ?




Eric Soesilo


ericsoesilo@ yahoo.com




Sent from my BlackBerry®


powered by Sinyal Kuat INDOSAT




-----Original Message-----


From: "Agus Hamonangan" <agushamonangan@ yahoo.co. id>




Date: Wed, 22 Oct 2008 21:41:35 


To: <Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com>


Subject: [Forum-Pembaca- KOMPAS] Wow, 40 Persen Ritsleting Diproduksi di 
Indonesia










JAKARTA, RABU - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengaku bangga


tatkala mendapati kenyataan 40 persen ritsleting (kancing tarik) dunia


diproduksi di Indonesia. "Ini hebat bukan?," kata Mendag di sela-sela


kunjungannya pada Pameran Perdagangan Indonesia (TEI/Trade Expo


Indonesia) yang ke-23 di Kemayoran, Jakarta, Rabu (22/10).




Mari menambahkan, berbagai catatan pihaknya menunjukkan Indonesia


berperan besar dalam kehidupan dunia. Indonesia, kata Mari, adalah


nomor satu untuk ekspor kelapa sawit. Untuk ekspor agar-agar Indonesia


berada di urutan kedua. Untuk ekspor kakao, Indonesia di posisi ketiga.




Bukan cuma itu, Indonesia adalah lima besar dalam ekspor


rempah-rempah, sepatu dan mutiara. "Makanya, Apa Jadinya Dunia Tanpa


Indonesia adalah tema yang dipilih pada pameran kali ini," demikian


Mari Elka Pangestu.




Josephus Primus






http://kompas. com/index. php/read/ xml/2008/ 10/22/18142884/ wow.40.persen. 
ritsleting. diproduksi. di.indonesia








[Non-text portions of this message have been removed]




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        




      


      


      

Kirim email ke