Pak Koes
Ada yang terlupa mengenai Nelson , komentarnya berikut ini :
1. Bahwa sisitim pendidikan yang dia ikuti sampai SMA di Indonesia
sangat baik dan karena itu dia tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti
pelajaran di AS. Apakah benar demikian ? Padahal di Indonesia sedangrame
ramenya isu
Sdr Anditya Ibrahim
Saya dan keluarga turut berbela sungkawa atas meninggalnya ayahanda ,
semoga cobaan ini akan lebih memperkokoh Iman Islam Anda , dan Ayahanda
diterima disisi Allah SWT
Amin
Si Abah
-
To unsubscribe,
Abah,
Komentar untuk point pertama saja.
Mungkin perlu dicermati beliau ini mengambil pendidikan dasarnya
dimana...karena tiap-tiap sekolah memiliki pola pendidikan yang berbeda.
Saya setuju dengan sinyalemen Abah, bahwa saat ini rasanya kita sudah bisa
teriak Quo vadis pendidikan dasar ?? Sudah
Tetap saja yang jadi masalah adalah financial supportnya. Kalau sudah
diterima jadi gurubesar termuda, tidak ada financial support, tidak bisa
research, tidak dijamin hidupnya, praktis impotent.
Jadi top 5 besar di Asia tanpa financial support tidak mungkin. Atau
kita-kita ini harus mencarikan
Kelihatannya diskusi kita tidak nyambung.
Kalau masalahnya adalah pendidikan di Indonesia, itu lain.
Saya berpendapat bahwa pendidikan di SD s/d SMA itu sangat baik, tetapi
hanya untuk anak-anak yang IQ-nya di atas rata-rata, dan juga guru-guru nya
yang berkwalitas. Sedangkan untuk anak-anak
saya saya pernah dengar predikat professor di america adlah semua yang
menjadi pengajar..
jadi bukan suatu jenjang kepangkatan
jadi tidak terlalu heran dengan berita tersebut
=
AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
TOTAL EP INDONESIE
BALIKPAPAN
0542-533765 - 0811592902
munculnya nama Nelson Tansu emang cukup fenomenal trutama dimasa krisis
panutan sedang melanda ngIndo.
Hampir semua milist mensitir kemunculannya. Dan seperti biasa kalau ada
issue menarik gini komentarnyapun macem-macem ada yg bangga, ada yg
menganggap biasa toh yg namanya pengajar uni yg
Wah apa benar di kelas lima sudah harus tahu itu ?
Anak anak ku sudah besar jadi ndka tahu , seingat saya , itu saya
pelajari pada waktu di SLTP atau SLTA ya ?
Bahak saya di SMA - B( 1960-1963) ada yang namanya ujian pelengkap di
kelas dua ( ada tiga mata pelajaran), dan saya mengambil sejarah.
Mungkin kalau Saya boleh sedikit mengomentari perihal predikat Profesor di Luar sana
harus proaktif membuat sutu karya setiap perioda karena dengan menyandang predikat
tersebut tanpa ada karya yang kontinyu tidak patut lagi menyandang Predikat tersebut,
jadi tidak mudah untuk mempunyai Predikat
Ikutan komentar ya...
ada kalimat menarik dalam artikel Nelson Tansu ini,
pertama, Sejak SD kelas 3 atau kelas 4 di Medan,
saya selalu ingin menjadi profesor di universitas di Amerika Serikat.
Ini benar-benar saya cita-citakan sejak kecil, ujarnya dengan mimik
serius.
dan dengan faktor pendorong
Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan balasan email dari Prof.NELSON
yang muda itu, saya salut dengan kerendahan hati NELSON.
Berikut cuplikannya :
-- Forwarded message --
Date: Mon, 15 Mar 2004 10:18:37 -0500
From: Nelson Tansu, Ph.D. [EMAIL PROTECTED]
To: 'Fatrial Bahesti'
Inna lillaahi wa inna ilaihi roji'uun.
Keluarga besar JOB Pertamina Costa IGL ikut belasungkawa atas berpulang
kerahmatullah nya ayahanda Pak Anditya.
Semoga pak Andit dan keluarga diberikan kesabaran dan ketabahan.
a/n Keluarga JOB Pertamina Costa IGL
Marwadi Anwar
- Original Message -
Mohon penjelasan, apa kriteria atau syarat2 yang harus dipenuhi oleh seorang tenaga
pengajar di Indonesia (katakanlah Jurusan Geologi) untuk berhak menyandang gelar
profesor. Masa bakti ? Umur minimal ? Jumlah karya tulis ? Hak cipta ? Soalnya, di LN
itu banyak prof yang muda-muda (30an th)
mBang, dipindah aja ke sekolah anakku, paling2 cuma bawa hamster, kucing,
kambing, atau binatang peliharaan lain utk diuyel-uyel di kelasnya.
Cukup banyak lho, anak2 kita di sana (mohon ijin utk menyebutkan nama pak
Sukmandaru, pak Sumardiman, pak Amireno, pak Syamsu Alam, pak Alit Ngakan,
dsb).
Vik, kalau anakku, yg terakhir saja pas kelas 3, diajak jalan2 ke PDAM utk
melihat kantor dan penyaringan air utk kota Bogor. Waktu yg setengah hari,
kata anak2, kok ya lumayan cepat. Utk lain waktu, lain tempat lagi yg
dikunjungi. Jadi di ngIndo juga ada lho yg sekolahnya ngajak main terus,
nama sekolahnya apa Pak?
lokasinya dimana?
thx.
--
paulus
ConocoPhillips Indonesia
Once upon a time [EMAIL PROTECTED] wrote :
Vik, kalau anakku, yg terakhir saja pas kelas 3, diajak jalan2 ke
PDAM utk melihat kantor dan penyaringan air utk kota Bogor. Waktu yg
setengah hari, kata anak2,
Wah, bukan promosi lho, pak Allo, SBI Madania di Telaga Kahuripan Bogor
(dekat Parung).
Salam,
Syaiful
Allo, Paulus T
Masalahnya Ful, sekolah model tempat anakmu itu menerus jenjangnya.
Maksudnya kalau dia lulus dari SD Madania , apakah tidak akan mengalami
hambatan untuk masuk dan mengikuti pelajaran di SMP atau SMU yang
'klasik' (baca banyak hafalan dll). Sedangkan kalau mau masuk SMP/SMU
yang 'plus' biasanya
Itu proyek atau sengaja mau main ya?
Anakku juga lho, teka sudah diajak ke PDAM, terus ke taman safari,
kenalan sama penghuni disana.
Sampe sampe di bgr, ada yang namanya teka alam, belajar di alam terbuka.
Begitu SD, diajak outbond, jadi sherif, nembakin gurunya.
Terus 2 minggu berikutnya
kalo sekolahan modelan begini di daerah jkt sekitar, sekolahan apa ya...?
eh, ada nggak ya...?
Shofiyuddin
Sudah lama ada sebenarnya: Sekolah Alam Ciganjur. (Salah) Satu pendirinya
Lendo Novo Alumni perminyakan ITB. Beberapa kali sempat diulas dimedia
(kolom pendidikan).
Sekolah Alam Bogor pun sekarang bekerja sama dengan sekolah alam Ciganjur.
Salam
Iman
-Original Message-
From: [EMAIL
Bener sih, Qi, aku belum tahu jawabannya. Yg jelas, kalau masih demen di
Bogor, ya di SBI Madania hingga kelas 7-9 (setara smtp) dan 10-12 (setara
smta).
Kalau nggak salah, putra (atau putri) pak Sumardiman sekarang sudah kelas
7.
Salam,
Syaiful
ada Win, Bina Nusantara, yang di pertigaan simprug arteri pondok indah
uang pendaftaran utk TK 20 juta, sementara bulanannya 1.8 jt
utk SD, pendaftaran 35 jt bulanan 2.45 jt
utk SLTP, pendaftaran 40 jt, bulanan 2.6 jt
utk SLTA, pendaftaran 44 jt, bulanan 3.9 jt
biaya tsb belum termasuk biaya
23 matches
Mail list logo