Dari Kompas
http://www.kompas.com/ver1/Dikbud/0703/14/174821.htm
--
hanya 13 diantaranya dari Indonesia,
ITB masih memimpin menjadi satu2nya PT Indonesia yang masuk 10 besar,
kemudian lanjut, peringkat ke :
12. UGM
52. UI
56. Universitas Kristen Petra
59. Universitas
Pak Untung,
Saya pertama kali membaca buku bercover kuning muda hasil karya Pak
Untung bersama Y. Sato (dari Geological Survey of Japan) tersebut saat
saya masih kuliah sekitar tahun 1985, kemudian tahun 2001 mempelajarinya
lagi untuk mencari bukti2 gaya berat terhadap struktur indentasi Jawa
Mas Maryanto ...
Numpang tanya sedikit Apakah Agip itu sama dengan
Egypt ? yaitu Kebudayaan Mesir kuno yang ditandai
bagunan Pyramid dan Sphinx serta kekuasaan Fir'aun
yang terkenal
Salam
TAM
--- Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote:
Hemm.. Th 1374 M, sewaktu Gunung Anyar itu
O iya Mas.
Maksudnya: Maximum perubahan, th 2000 (range 1997-2004), banyak tsunami,
sudah 3 kali begitu, 3 siklus 70 th. Dan lalu 9 buah siklus (@ 70 th)
lalu, atau 630 th lalu, adalah tahun 1367-1374. Nah nongol tahun 1374 M
itu, menjadi di prediksikan sebagai tahun gempa juga. Atau bisa sebagi
Penasaran karena kebetulan anak saya suka Egyptology. Saya lihat di
buku-buku miliknya periodisasi Mesir Kuno adl sbb:
1. Dinasti Awal (27 abad SM)
2. Kerajaan Kuno (27-22 abad SM)
3. Kerajaan Tengah (20-17 abad SM)
4. Penjajahan Bangsa Hyksos (1674 -1548 SM)
5. Kerajaan Baru (16-11 abad SM) dst.
Mas Noel,
Makasih tanggapannya. Tak ada link (atau ujung linknya ke Maryanto
saja). Kecuali bahwa, terutama sosial, mempunyai simpangan lebar,
deviasi lebar, akurasi yang lebih rendah, di banding data-data
pengukuran GUNA (Gravity, Unified electromagnetic, Nuclear weak and
strong Algorithms).
IAGI Netters,
Ada yg punya pengalaman yg bisa dishare dalam resistivity lateral vs. vertical
anistropy?
Maksud saya begini, misal ada 1 sand tebal dan menerus, apakah hasil pengukuran
resistivity log dari vertical well akan sama dengan deviated atau horizontal
well pada lapisan sand yg sama?
Mas Herry,
Coba urun rembuk. Saya kira hasilnya akan sama saja karena alat resistivity
yang dipakai mempunyai cara kerja yang sama meskipun berbeda vendor
sekalipun selagi ketebalan sand tersebut masih diatas resolusi alat. Mungkin
sedikit agak berbeda seandainya ketebalan sand di bawah resolusi
Terima kasih Mas Maryanto. Saya coba pahami dulu nalar awam saja dulu
karena belum punya kemampuan untuk merangkum pelbagai jenis sains dan
kurun waktu yg demikian panjang dlm satu narasi utuh/komprehensif.
Trims,
Noel
On 3/21/07, Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mas Noel,
Makasih
Utamanya mengingat rangkaian dalam ilmu fisika. Yaitu hubungan paralel
dan serial.
Secara umum pengeboran memotong tegak lurus lapisan sehingga
pengukuran yg memotong vertikal ini seolah mengukur secara serial dari
masing-masing resistivity batuan. Atau menjumlahkan.
Sedangkan dengan tool
Hallo bapak2-ibu2 iagi,
Adakah yang bisa urun rembuk, punya pengalaman atau referens bagaimana untuk
mentransform data velocity menjadi resistivity? sudah sejauh mana (jika ada)
perkembangan selama ini?. Mohon pencerahan.
Hilfan Khairy
dhua'fa akademik
Mas Herry,
Mungkin ada kaitannya dengan Hashin-strikmann boundary? karena kita gak tau
percis geometrinya jadi hanya bisa dapatkan batas atas dan bawahnya.
Salam,
Hilfan K
- Original Message
From: Herry Maulana [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, March 21, 2007
Seandainya ada gempa di Jogja, dan BJP-1 tidak di tajak (tidak di
spud) apa tetap akan ada LUSI? Just curious aja..
On 3/16/07, nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] wrote:
Supaya lebih fair hasil kesimpulannya, saya kira akan lebih baik kalau
penyelenggara workshop mengundang mendengarkan semua
13 matches
Mail list logo