Ada yang bisa share pengalaman, pengetahuan, info, paper tentang GPR?
terutama aplikasinya untuk image shallow sediment, sebagai pengganti
shallow seismic?
Thanks
Iwan
Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your
selamat siang pak iwan
Saya pernah mengikuti survey helicopter borne electromagnetic (HEM) di aceh
untuk mendeteksi intrusi air laut akibat tsunami, pada dasarnya sama
dengan geolistrik yang menghitung resistivity untuk litholgy dan fluid yg
terdapat di dalam batuan tersebut, alat ini hanya
Sekedar info
Biasanya jurusan fisika bumi itb, setiap semester break (juni-juli)
mengadakan course mengenai survey seismic refraksi, geolistrik dan GPR
di bandung, yang memberikan materi a.l. pak Sanny, pak lilik hendrajaya,
pak alamta singarimbun, dan pak linus pasasa
Salam
JAP
From:
Pak Iwan,
Setahu saya guna GPR yang utama adalah untuk mendeteksi adanya bunker di jalan
Cendana., jadi kalau mo cari shallow sediment gak tahu bisa apa nggak...:-)
- Original Message
From: Iwan B [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, June 15, 2007 2:06:54 PM
Maaf aku tidak menuliskan lengkap takut berantakan (html) formatnya :)
Tiga Jebakan Energi Nuklir (Jebakan 3T)
Juni 15th, 2007 — Rovicky
Dalam diskusi seru tentang PLTN di mailist yg aku ikuti di IndoEnergi
ada satu topik yang menarik, yaitu diskusi saling lempar tulisan. Nah
kebetulan ada
Pak Iwan,
Untuk shallow sedimen sampai 700 meter biasanya kami pakai IVEL (Inversion
Vertical Electrical Logging), dasar kerjanya geolistrik, dikembangkan untuk
mendeteksi akumulasi hidrokarbon. Karena opeasionalnya manual (tenaga
manusia), aplikasinya hanya dapat dilakukan di darat. Beberapa JOB
Dear Pak Iwan
Untuk cari shallow sediment, biasanya digunakan GPR
khusus, yang unshielded (yang source dan receiver
trandusernya pisah), dengan frekuensi rendah antara
12.5 Hz-50 Hz, kemudian metode yang di gunakan bisa
memakai zero offset biasa ( biasanya source sama
receivernya berjarak
GPR setahu saya cuma bisa tembus beberapa belas meter saja.
Waktu kuliah dulu pernah dikasih contoh aplikasi GPR untuk melihat detail
struktur sedimentology (sampai ke bedset level) endapan resen (migrating bars
dll.).
So far aplikasi utamanya adalah untuk para sedimentologist dan
Secara Prinsip, GPR tidak jauh berbeda dengan Seismic
refleksi, hanya saja GPR mengunakan gelombang
elektromagnetik, memang jangkauan GPR masih shallow,
tapi secara resolusi sangat baik. Alat ini banyak
dipakai untuk deteksi intrusi air laut, kontaminasi
limbah, tumpahan Minyak, deteksi rekahan
GPR sekarang banyak digunakan shallow subsurface imaging, tidak hanya bunker,
tapi juga ada yang menggunakan deteksi limbah dsb.
Saya punya beberapa paper, kalau berminat bisa saya kirim lewat japri.
LL
From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL
Pak Iwan,
Ada paper sangat bagus tentang applikasi GPR untuk shallow sedimen analysis 3D
di AAPG bulletin Volume 91, Numer 2, February 2007.
AAPG Bulletin, V. 91, No. 2 (February 2007), P. 191-214.
Three-dimensional facies architecture and three-dimensional calcite concretion
distributions in
kalau GPR 12.5Hz-50Hz, apa tidak terlalu rendah?
atau memang segitu frekuensi GPR-nya?
--pta
On 6/15/07, Moch Asrori [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear Pak Iwan
Untuk cari shallow sediment, biasanya digunakan GPR
khusus, yang unshielded (yang source dan receiver
trandusernya pisah), dengan
Tiga Jebakan Energi Nuklir (Jebakan 3T)
Juni 15th, 2007 — Rovicky
Dalam diskusi seru tentang PLTN di mailist yg aku ikuti di IndoEnergi
ada satu topik yang menarik, yaitu diskusi saling lempar tulisan. Nah
kebetulan ada tulisan bagus dari Pak Professor Ir Marwoto
Koesumopradono yg difw ke
test email
Setahu saya, range frekuensi GPR antara ratusan MHz sampai GHz. Mungkin ada
beberapa tipe khusus yg frekeuensinya rendah supaya penetrasinya lebih dalam?
bsm
At 05:19 PM 6/15/2007, you wrote:
kalau GPR 12.5Hz-50Hz, apa tidak terlalu rendah?
atau memang segitu frekuensi GPR-nya?
--pta
On
Berikut ini saya resumekan tentang pemilihan antena
pada alat Georadar (GPR) yang sesuai dengan target
pengukuran dan kedalaman menurut buku manual software
RAMAC/GPR (1997):
Freq.(MHz) Targetsize(m) Targetdepth(m) Max.depth(m)
--
Om Nyoto,
He-eh, mirip-mirip pakai EPT-nya Schlumberger. Cuma, kayaknya sensitif banget terhadap borehole rugosity yo.
Ndak tahu kalau tool yang generasi lebih baru. Koq jarang denger lagi.
Atau ada yang pernah makai Phasor Induction? Ini sebelum "terjebak" dengan harga magnetic resonance yang
Setuju, seperti email saya terdahulu,
Untuk data air coba diambil dari production test pada single perfo / zone.
Bahkan kita bisa menentukan zone mana yang mensuplay air terbesar pada
commingle production. Di CSB pernah dicoba, malah kebagian award.
HF
- Original Message -
From:
Pada sumur SFI # 6xxx pernah diambil sampling water pakai MDT SLB, dan costnya
sebesar 10% DC untuk 2 titik.
- Original Message -
From: Bambang Gumilar
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, June 14, 2007 12:35 PM
Subject: Hal: Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation
CSB mana ya, apa pengaruh water influx dari bukit barisan atau fresh water
Minas Fm.
Pakai WBS, standar logging aja udah cukup. Sumur eksplorasipun tanpa mud
logging unit pun pernah dilakukan. Kecuali bila drilling yang minta untuk
pressure analyze dan GG tentu ngak akan take risk. Kalau Serco
20 matches
Mail list logo