Mas Sigit, Saya mencoba menjawab beberapa, terutama point 5 dan 6. Selebihnya saya rasa Pak Awang punya informasi yang lebih lengkap. Source rock utama yang sudah proven di daerah ini memang berasal dari marine shale Formasi Winto yang berumur triassic. Tapi dalam 1 laporan studi conoco, mereka menemukan oleanane pada oil seep di daerah Nunu (Buton Utara) yang berarti source-nya dari sedimen tersier. Kemudian pada saat field mapping Japex & ITB, ditemukan live oil seepage dengan API >37 di dekat Kapantoreh, agak diragukan kalau oil ini berasal dari Winto. Jadi tidak tertutup kemungkinan ada petroleum play di tersier. Hanya saja dari studi geokimia yang telah dilakukan, shale pada Formasi Tondo masih immature. Kemudian dari data Sumur Sampolakosa-1 dan juga field mapping, sandstone Formasi Tondo punya kualitas cukup bagus sebagai reservoir dan memang ini sebagai secondary target. Hanya saja di daerah selatan, kualitas data seismik yang ada sangat jelek. Berbagai processing hingga PSDM sudah dilakukan dan hasilnya tidak maksimal. Apalagi di daerah selatan Buton hampir seluruhnya ditutupi batuan karbonat dari Formasi Wapulaka dan Sampolakosa, seismiknya sangat sulit di-interpretasi. Meng-analogikan dengan Seram, saya lebih cenderung untuk memilih prospek yang berada di sepanjang jalur ophiolte Kapantoreh, di sebelah barat Pulau Buton. Tapi medan yang sangat berat, kondisi geologi yang kompleks, serta sebagian wilayah yang termasuk hutan lindung menambah tantangan eksplorasi di daerah ini. Tapi dengan petroleum system yang sudah proven, Buton masih sangat menarik untuk dieksplorasi lebih lanjut.
Salam, Andri ________________________________ Dari: sigit prabowo <sigit_p...@yahoo.com> Kepada: "iagi-net@iagi.or.id" <iagi-net@iagi.or.id> Dikirim: Selasa, 20 November 2012 10:52 Judul: Re: Bls: [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi Pak Awang, Mencermati tulisan dan diskusi yang menarik ini, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan pak: 1. Saya pernah membaca bahwa Buton dan Tukang Besi merupakan micro continent dari Gondwana yang rifted-drifted-dan collided dengan SE arm of Sulawesi, kemudian juga dari beberapa paper menyebutkan bahwa Banggai-Sula juga merupakan micro continent dari Gondwana yang juga rifted-drifted-dan collided dengan East Sulawesi. Beberapa sequen juga dikenal di Buton, antara lain untuk yang Pre-rift adalah Early Triassic Doole/Lakansai metamorphic rock, Middle-Late Triassic Winto FM (mudstone, bituminous shale, micriric limestone; stable middle-outer neritic env.), Lower Jurassic Ogena FM (bedded limestone, argilaceous lst, shale at the base, calcilutite; deep water environment). Kemudian saat rifting-drifting adalah Late Jurassic Rumu, Cretaceous-Oligocene Tobelo FM, Early-Middle Miocene Tondo FM (micritic lst, outer neritic env.). Setelah itu adalah Syn dan Post orogenic sedimentation yaitu Mollase dari Tondo FM, dan Pliocene Sampolakosa FM. Diketahui juga bahwa Triassic Winto adalah sebagai source rock di wilayah ini. Pertanyaan saya, apakah sequen rifted-drifted-dan post orogenic ini juga diketemukan di Banggai-Sula? Bagaimanakah korelasinya dengan misalkan di Seram, bahwa disana juga ditemukan Triassic Saman-saman FM, dan Jurassic oolitic Manusela limestone. 2. Beberapa penulis juga telah mengajukan interpretasi bahwa Banggai-Sula bisa collided (ke arah timur) dengan East Sulawesi adalah dengan mekanisme pergerakan Sorong Fault, sementara itu saya juga membaca bahwa ada interpretasi yang diajukan oleh Smith dan Silver (1991) dalam Robert Hall 2010, bahwa Banggai-Sula dulunya adalah di sebelah Timur dari Buton-Tukang Besi saat Middle Miocene (sekitar 13 Mya), kemudian dengan pergerakan sinistral strike slip fault (present day : Lawanopo dan Matano sinistral ssf), Banggai Sula bergerak ke NW dan West dan membentur East Sulawesi di sekitar 7 Mya, dan kemungkinan juga sebagai efek dari pembukaan Banda yang berarah NW-SE di 12.5-7.3 mya? Bagaimanakah pendapat pak Awang tentang hal ini? 3. Dalam tulisan Alan Vaughan et al, 2005 tentang terrane processes at the margin of Gondwana, ditulis bahwa ada beberapa terrane process dan juga tipe nya. Bahwa pembentukan terrane adalah akresi dan dispersi, kemudian dicirikan oleh adanya sutures (ditandai dengan kehadiran strike slip fault, thrust, dan melange), juga ditandai dengan kehadiran dari ophiolitic belts, high pressure rocks (blue schist), dsb.; saya ingin mengkorelasikan nya dengan kehadiran dari Walanae strike slip fault di arah sebelah barat dari Buton. Diketahui bahwa di south arm of Sulawesi terdapat schist belt, dan juga Mesozoic dan Tertiary rocks; apakah dimungkinkan bahwa di south arm of Sulawesi ini juga bisa ditemukan sequen2 pre-Tertiary yang kemungkinan akan bisa men generate HC dan mempunyai kemiripan dengan Buton dan Banggai? Menarik untuk mengkorelasikan nya juga dengan apa yang ditulis oleh Robert Hall, bahwa South Sulawesi mempunyai basement dari Gondwana, dan sampai disana sekitar Cretaceous, kemudian juga ada Early Cenozoic subduction, apakah sebenarnya Walanae fault ini berkorelasi dengan subduction, ataukah dengan kemungkinan adanya akibat collided terranes yang mungkin jalur nya bisa di trace sampai sekitar Sumbawa-Sumba? 4. Kemudian tentang Buton petroleum system dan wilayah sekitarnya, bahwa beberapa sumur di Buton telah menemukan bukti bahwa generasi minyak sudah terjadi dari Triassic marine Winto FM, hanya karena beberapa kendala di saat drilling menembus thrust sheet yang tebal dan berulang-ulang, sehingga masih perlu dilakukan usaha2 ekplorasi lanjutan. Saya mencoba mengkorelasikan dengan beberapa sumur di Banggai, yang di bor di play thrust sheet, misalkan sumur Tiaka; apakah pak Awang mempunyai informasi tentang sumur2 yang di bor di Banggai tersebut? ataukah memang disana tidak ada kendala seperti di Buton, mungkin karena thrus sheet nya lebih tipis dan tidak terlalu berulang? dan bila memang demikian apakah dikarenakan adanya perbedaan magnitude besaran kompresi nya? Dan apakah dengan menjauhi wilayah yang terkena dampak collided tersebut baik secara vertikal dan horizontal sehingga membentuk thust sheet, dan dengan mencari facies yang secara litologi akan lebih tipis, akan secara otomatis mengurangi kendala dalam menembus thrust sheet nya? Di wilayah West Timor, sumur Banli-1 (minor oil show); kalo enggak keliru juga telah menembus Jurassic Malita/Plover eq, kemudian diatas nya ada sequen Wailuli, WaiBua/Nakfunu, dst.; yang kalo dilihat sepintas di section juga terdapat perulangan, yang kemungkinan juga sebagai thrust sheet akibat pergerakan Australia, pembukaan Banda, dsb.; bagaimanakah kiranya hal2 yang ditemukan saat pemboran Banli-1 ini pak? 5. Membaca tulisan pak Awang tentang bahwa sebenarnya Tukang besi adalah merupakan bagian dari Buton, dan tidak ditemukan bukti adanya benturan Tukang Besi dengan Buton, dan terdapat post-coliisional escape sehingga membentuk struktur ekstensi; apakah itu hanya terjadi di saat ekstensi di Tertiary? artinya juga akankah ada kemungkinan low area yang bisa mengenerate HC di Tertiary? 6. Dalam paper IPA 2007, dituliskan bahwa reservoir utama Tondo, sebagai clastic akan berumur lebih tua ke arah Selatan, sehingga diharapkan Tondo FM yang berumur lebih tua tidak terkena efek dari biodegradasi (akibat dari intensitas orogenesa? atau dari ekshumasi?), kemudian juga bila memang regional distribusi litologi di Buton adalah NE-SE, apakah bisa dikatakan daerah yang ke arah lebih selatan akan lebih prospektif? Mohon pencerahan nya pak Terimakasih Best Regards Sigit Ari From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> To: IAGI <iagi-net@iagi.or.id> Cc: Forum HAGI <fo...@hagi.or.id>; Geo Unpad <geo_un...@yahoogroups.com>; Eksplorasi BPMIGAS <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com> Sent: Monday, November 19, 2012 10:58 PM Subject: Bls: [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi Pak Taufik, Terima kasih atas cerita pengalaman Buton-nya. Bisa disebutkan eksplorasi di Buton masih menantang, sebagian besar karena sulitnya imaging seismik di wilayah ini. Generasi minyak sudah terjadi, baik dari batuan induk Winto (Triassic marine shale) yang juga menjadi batuan induk untuk minyak yang kemudian terbiodegradasi jadi aspal di Buton, juga dari batuan induk Paleogen/Neogen Tondo (terrestrial source rocks). Elemen dan proses petroleum system yang lain pun sudah berjalan, hanya caprock yang perlu dikaji lebih jauh dan dicari yang masih utuh. Struktur2 yang tak terlalu kompleks bisa menjadi target, sebab struktur2 yang terlalu kompleks umumnya sudah hilang caprock-nya. Wakatobi -wangi2-kaledupa-tomeo-binongko sering dimasukkan ke dalam mikrokontinen Tukang Besi karena kebetulan di Binongko terdapat para perajin pandai besi (tukang besi). Menurut Davidson (1991), mikrokontinen Tukang Besi ini membentur mikrokontinen Buton. Tetapi kajian lebih lanjut berdasarkan data gravity dan data seismik geomarin yang lebih baru ( saya publikasi di pertemuan IPA, 2011), mengindikasi bahwa mikrokontinen Tukang Besi bukan membentur Tukang Besi (sebab tak ada bukti suture-nya, juga di antara kepulauan Wakatobi dan Buton tak ada struktur kompresif benturan). Justru yang ada adalah struktur ekstensi. Jadi saya menafsirkan hal yang berlainan dengan Davidson (1991), yaitu bahwa Tukang Besi bukanlah mikrokontinen tersendiri, melainkan satu kesatuan dengan Buton. Saat Buton membentur Sulawesi Tenggara, Buton berada pada bagian collision front-nya, sangat kompresif, lalu ke arah timur, Tukang Besi justru mengalami post-collision escape sehingga membentuk struktur2 ektensi. Hal itu terjadi juga pada benturan Banggai-Sula (Garrard, 1988). Apakah Wakatobi membentur Buton atau justru menjauhinya akan sangat berpengaruh kepada petroleum geology wilayah ini. Menurut hemat saya, Wakatobi justru menjauhi Buton karena kompensasi isostatik pascabenturan, bukan membenturnya seperti umum diketahui orang berdasarkan Davidson (1991) Salam, Awang From: Taufik Manan <taufik.ma...@gmail.com>; To: <iagi-net@iagi.or.id>; Cc: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>; Taufik Manan <taufik.ma...@gmail.com>; Subject: [iagi-net-l] Buton dan Keindahan Wakatobi Sent: Mon, Nov 19, 2012 9:26:10 AM Pak Awang dan juga rekan seprofesi, Saya sangat sependapat dengan analisa teknis Pak Awang tentang Petroleum System di Buton. Kebetulan antara tahun 2010 sd pertengahan 2012, saya bekerja di salah satu KKKS di Buton. Kita pernah diskusi bareng untuk potensi sumberdaya migas di sana. Yang masih saya ingat di Buton adalah "Petroleum System"nya sudah relatif lengkap namun masih perlu analisa lebih detail tentang Patahan dan "Sealing"nya disamping analisa geokimia lanjutan dari "oil seeps" yang tersebar di P. Buton dan sekitarnya. Kendala data G&G yang saya temui di sana adalah kualitas data seismik yang umumnya kualitasnya "poor to fair" dan memakai parameter (vintage) tahun 1980 dan 1990 khususnya ketika dulu Conoco beroperasi di area Buton dan Muna. Sedangkan survei seismik untuk mendapatkan data "Signal / Noise" yang baik, sulit didapat karena kondisi medan operasional. Mungkin rekan2 yang pernah kerja di Conoco (sekitar tahun 80-90) dan Japex (2007-sekarang) dapat sharing pengalaman di sini. Sedangkan data 2D seismik lautnya cukup baik dan dapat membuktikan adanya "depocenter" di Buton. Menurut saya tantangan eksplorasi di Buton dan sekitarnya masih menarik dan banyaknya singkapan aspal dapat menjadi "kunci" faktor pencarian sumber daya migas di sana. Semoga berjaya eksplorasi di Buton. Khusus mengenai Wakatobi yang menurut beberapa rekan yang pernah ke sana, lebih bagus daripada Bunaken di Sulut, sudah banyak resort dan penerbangan ke sana. Area Wakatobi, setahu saya masuk area salah satu KKKS di sana namun kelihatannya sulit dilakukan eksplorasi di sana karena statusnya adalah "Taman Laut Nasional yang dilindungi" meskipun dari data seismik regional dan gravity regional menyimpulkan kemungkinan adanya "closure" di sana. Selamat bereksplorasi dan sekaligus berwisata ke Indonesia Timur yang masih asri alamnya. Jadi "sambil menyelam / diving kita belajar potensi sumberdaya migas" NPA # 3005 2012/11/19 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> Ferry, > >Bu Nuning memng betul. Benteng-1 dry hole with oil show. Sebuah konsultan di >pertemuan AAPG yang lalu di Singapore menyatakan sumur ini big discovery. >Hm…sangat misleading, hati-hati mengambil datanya. > >Target Cretaceous Tobelo limestone tak tercapai karena sumur menembus thrust >sheets Formasi Tondo (Tersier) yang tebal dan berulang-ulang. Sumur sudah >diperdalam melebihi program TD dan tetap berakhir di Tondo. Tetapi di salah >satu limestone beds di dalam Tondo ditemukan light oil show yang berbeda >dengan karakter oil dari Triassic Winto. Sumur Benteng-1 menjadi pelajaran >bahwa mengebor di wilayah thrust sheets, lebih-lebih lagi bermain dengan >thin-skinned tectonics akibat collision sungguh tak mudah. Dari semula Japex >dan BPMIGAS juga sudah menduga bahwa problem struktur akan terjadi di sini >karena data seismic yang buruk akibat bermain di wilayah dengan deformasi >sangat kuat dan banyak lapisan batugamping di permukaan. Usaha2 untuk advanced >reprocessing tak berhasil menambah kualitas imaging seismic. Tetapi sumur >harus dibor untuk membktikan play di wilayah ini. Target Tobelo kini harus >digeser ke target Tondo yang serpihnya sudah menggenerasikan minyak ringan khas terrestrial. > >Wilayah Buton sudah terbukti petroleum system-nya, lapangan2 aspal yang besar >itu adalah buktinya. Paper saya terbaru (2011) untuk pertemuan economic >geology Sulawesi membahas geologi dan geokimia lapangan aspal ini. Aspal ini >definitive produk biodegradasi dari hilangnya caprock di perangkap yang ada. >Extract analysis pada asphaltene fraction definitive batuan induknya berasal >dari marine sources Winto shales. Yang harus dicari di sini adalah trap yang >masih bagus yang masih punya caprock. Tetapi Buton adalah wilayah collision, >dan itu sangat menyulitkan imaging strukturnya. > >Salam, >Awang > >--- Pada Sen, 19/11/12, nugraha...@yahoo.com <nugraha...@yahoo.com> menulis: > > >>Dari: nugraha...@yahoo.com <nugraha...@yahoo.com> >>Judul: Re: [iagi-net-l] Buton (was Ketua MUI: BP Migas Memang Harus Bubar >>karena Pro Asing!) >>Kepada: iagi-net@iagi.or.id >>Tanggal: Senin, 19 November, 2012, 3:43 PM >>Wah, mohon maaf ya... Ternyata discovery, ya Banteng-1. Aku kurang updated >>infonya nih. Memang kepengen banget ada penemuan lagi yg komersial utk >>dikembangkan di Indonesia Timur (selain Asap di Papua). Mudah2an kita akan >>menemukannya, ya. Salam, Nuning >>Powered by Telkomsel BlackBerry® >>From: Ferry Bastaman Hakim <ferry.ha...@tately.co.id> >>Date: Mon, 19 Nov 2012 07:31:48 +0000 >>To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id> >>ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> >>Subject: [iagi-net-l] Buton (was Ketua MUI: BP Migas Memang Harus Bubar >>karena Pro Asing!) >>Bu Nuning, >> >>Benteng-1 nya Japex bukannya Oil discovery? >>Setahu saya Buton ini salah satu frontier area yang cukup menjanjikan di 2012 >>ini. Paling tidak bertambah lagi satu basin dgn proven working petroleum >>system, tinggal di utak-atik sedikit supaya dapet trap dan reservoir yang >>lebih potensial. >>Yang sedang di hitung-hitung mungkin komersial atau tidaknya karena >>sepertinya volumenya agak2 marjinal.. >> >>rgds, >> >>FH >> >>From:nugraha...@yahoo.com [mailto:nugraha...@yahoo.com] >>Sent: Monday, 19 November 2012 12:45 PM >>To: iagi-net@iagi.or.id >>Subject: Re: [iagi-net-l] Ketua MUI: BP Migas Memang Harus Bubar karena Pro >>Asing! >> >> >>Maaauuuuuu.... Banget !! >>Hayo kapan nih IAGI bikin field trip lagi... Ke Raja Ampat atau bisa juga ke >>Wakatobi (sayang banget ya pemboran di blok Buton kemarin gagal/dry hole, >>ya). >> >> >>Salam, >>Nuning >> >> >> >>Powered by Telkomsel BlackBerry® >>From: aluthfi...@gmail.com >>Date: Mon, 19 Nov 2012 04:46:00 +0000 >>To: <iagi-net@iagi.or.id> >>ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> >>Subject: Re: [iagi-net-l] Ketua MUI: BP Migas Memang Harus Bubar karena Pro >>Asing! >> >> >>Kita ekskursi saja bu Nuning ke Raja Ampat, lihat modern carbonate and >>ancient carbonate!!! >>Sent from my BlackBerry® >>powered by Sinyal Kuat INDOSAT >>This message is intended only for the use of the addressee and may contain >>information that is privileged and confidential. In the event that you are >>not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination of >>this communication is strictly prohibited. If you have received this >>communication in error, please erase all copies of the message and its >>attachments and notify us immediately. It is the responsibility of recipients >>to scan this message and any attachments for computer viruses and other >>defects. The sender accepts no liability for any loss or damage that may >>result, directly or indirectly, from this message and/or any files attached. >>