Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika

2003-12-02 Terurut Topik PUTROHARI Rovicky
Herman,
Emang cukup banyak koleksinya, walopun tidak kumplit-plit tapi cukup utk 
studi ilmiah. Aku ngga yakin uni di Indonesia ada yg sekumplit ini utk 
data indonesianya.
Apakah bener bahwa data ini bisa diakses (dibeli) ? 
Sebenernya siapa sih yg memiliki (proprietary right) dari data-data ini ? 
Indonesia, sponsor, atau sudah public domain ?
Kalo mau nyari data di black market saja tentunya mudah mencarinya. Tapi 
UTAH.edu ini kan institusi resmi.
Bisa jadi sulit melacak dari mana data itu lolos, beberapa aku lihat 
dari Huffco Brantas yg nota bene perusahaannya sudah lenyap, walopun 
daerahnya saat ini dikelola Lapindo Brantas dan mnurutku sudah ngga 
penting lagi mengetahui serta meneliti kebocoran ini. Namun mnurutku yg 
lebih penting Migas mustinya tanggap thd data yg mustinya masih menjadi 
proprietary Negara. 

Semoga data itu tidak dijual-belikan walopun sekedar ganti 'ongkos 
cetak' ... :(
Aku nda tau apakah Dir MIGAS sudah membuka data menjadi open file 
setahuku policy-nya masih closed file?

rdp




Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED]


 
[iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika

Rekan-rekan,
Jika anda mengalami kesulitan untuk mencari data di Indonesia boleh coba 
di EGI Utah. 
http://associates.egi.utah.edu


Go to Quick Search select Indonesia, pilih data seismic, well, 
geochemistry atau lainnya. Saya browse well data, cukup lumayan juga 
koleksi mereka.

Salam,

Herman Darman







-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika

2003-12-02 Terurut Topik MANWAR
Berbicara tentang kebocoran data yang secara legal berstatus sebagai
rahasia negara rasanya sudah menjadi rahasia umum. Mencari data di pasar
gelap kadang-kadang lebih mudah daripada di pasar terang (formal).
Sebenarnya Ditjen Migas sudah punya aturan main bagaimana mengelola data
migas, namun data itu umumnya tidak berada di tangannya, sehingga mudah
terjadi penyimpangan, apalagi teknologi copy mengcopy dan transfer sudah
demikian maju.
Kelihatannya Ditjen Migas perlu lebih serius menanganinya, tanpa harus
mengorbankan kepentingan dunia usaha.

Salam,
Marwadi Anwar

- Original Message -
From: PUTROHARI Rovicky [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, December 02, 2003 3:11 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di
Amerika


 Herman,
 Emang cukup banyak koleksinya, walopun tidak kumplit-plit tapi cukup utk
 studi ilmiah. Aku ngga yakin uni di Indonesia ada yg sekumplit ini utk
 data indonesianya.
 Apakah bener bahwa data ini bisa diakses (dibeli) ?
 Sebenernya siapa sih yg memiliki (proprietary right) dari data-data ini ?
 Indonesia, sponsor, atau sudah public domain ?
 Kalo mau nyari data di black market saja tentunya mudah mencarinya. Tapi
 UTAH.edu ini kan institusi resmi.
 Bisa jadi sulit melacak dari mana data itu lolos, beberapa aku lihat
 dari Huffco Brantas yg nota bene perusahaannya sudah lenyap, walopun
 daerahnya saat ini dikelola Lapindo Brantas dan mnurutku sudah ngga
 penting lagi mengetahui serta meneliti kebocoran ini. Namun mnurutku yg
 lebih penting Migas mustinya tanggap thd data yg mustinya masih menjadi
 proprietary Negara.

 Semoga data itu tidak dijual-belikan walopun sekedar ganti 'ongkos
 cetak' ... :(
 Aku nda tau apakah Dir MIGAS sudah membuka data menjadi open file
 setahuku policy-nya masih closed file?

 rdp




 Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED]



 [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia
di Amerika

 Rekan-rekan,
 Jika anda mengalami kesulitan untuk mencari data di Indonesia boleh coba
 di EGI Utah.
 http://associates.egi.utah.edu


 Go to Quick Search select Indonesia, pilih data seismic, well,
 geochemistry atau lainnya. Saya browse well data, cukup lumayan juga
 koleksi mereka.

 Salam,

 Herman Darman







 -
 To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

 Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
 -





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Congratulation: Buku baru tentang Delta - FHS sebagai chief editornya

2003-12-02 Terurut Topik Awang Satyana
Selamat dan salut untuk Hasan, Herman, dan semua penulis Indonesia yang terlibat. Ini 
buku tentang sebagian besar wilayah kita, sudah waktunya kita yang paling berperan. 
Semoga makin meningkatkan profesionalisme kita bersama.
 
Salam,
Awang - BP Migas

ANDANG BACHTIAR [EMAIL PROTECTED] wrote:


SEPM Special Publication #76:

Tropical Deltas of Southeast Asia
Sedimentology, Stratigraphy, and Petroleum Geology

Edited By: F. Hasan Sidi, Dag Nummedal, Patrice Imbert, Herman Darman, and Henry W. 
Posamentier


The early years of process-response sedimentological research were strongly focused on 
deltas, for a variety of reasons. They were important for accumulation of oil, gas, 
and coal; they were environmentally sensitive; they were readily accessible to 
academic communities; and consequently they were intensely studied. With the shift in 
emphasis towards predictive stratigraphy and the stacking of depositional systems, and 
away from the stratigraphic architecture of depositional systems themselves, research 
on deltas reached a plateau in the 1980s and early 1990s. Today, however, the 
widespread use of shallow- as well as deep-penetration seismic data, cores from 
subsurface reservoirs, vibracores from modern environments, sophisticated 
oceanographic tools, and numerical modeling has resulted in a rejuvenation in delta 
research. In addition, a global province that hitherto had received relatively little 
attention increasingly became a focus for research-the equatorial zone of Southeast
 Asia. It is the objective of this volume to bring to the fore a category of deltas 
with which many sedimentologists and stratigraphers are, at best, vaguely familiar. It 
is expected that this volume also will stimulate new research on tropical deltas by 
highlighting how their facies and stratigraphic architectures differ from mid- and 
high-latitude ones, by emphasizing their significance to the global sediment budget, 
and by stressing their uniqueness within a petroleum systems framework.

This special publication emphasizes the need for models intrinsic to tropical deltas 
of Southeast Asia to supplement the more conventional general models currently in 
vogue, based on past studies of large and small mid-latitude deltas. The tropics are 
different. They differ from the mid-latitude climate belts in almost all the 
fundamental physical factors that shape depositional systems. The climate is warm and 
equable, so weathering rates and sediment yields are high; rainfall is abundant, so 
rivers have high discharge. In Southeast Asia especially, this high discharge is 
readily conveyed to the sea because of abundant small and steep drainage basins. 
Low-latitude tides are strong and play an effective role in the exchange of sediment 
from continental to marine environments. Storms, which are remarkably effective agents 
for marine sediment dispersal in many mid-latitude regions, are hardly present in 
equatorial zones because of the weak Coriolis effect. Because of low storm
 intensity combined with the limited wind fetch within the confined seas that 
characterizes this region of peninsulas and archipelagos, Southeast Asian seas have 
the lowest wave energies on earth.

The papers in this book explore how the combination of these complex factors has 
shaped deltas in this region. In many instances their morphology and stratigraphic 
architecture differs significantly from the (mid-latitude) norm in part because of the 
intimate linkage of carbonates and clastics in this climate zone. Sedimentological 
surprises such as distributary channels floored by thick accumulations of fluid mud 
lend a bit of mystery to tropical deltas. We hope that, rather than being merely a 
summary of tropical deltas, this book may open the door to a new and active phase of 
sedimentological and stratigraphic research in tropical environments across the globe. 
Almost all of our continents, at one geologic time or another, have migrated through 
the earth's tropical zone. Consequently, the active pursuit of research on modern 
tropical depositional environments has the potential to improve our interpretation of 
ancient rocks beyond the limits of today's tropics. 

Available: October 2003
Catalog Number: 40076
276 pages
ISBN: 1-56576-086-7

Order your copy in the SEPM 
Online Bookstore TODAY! click here

CONTENTS

A Framework for Deltas in Southeast Asia-Dag Nummedal, Hasan Sidi, and Henry 
Posamentier

Quaternary Systems

Deltas in the Gulf of Carpentaria, Australia: Forms, Processes And Products
Brian Jones, Colin Woodroffe and Glenn Martin

Sediment Dispersal Pattern of an Eroding Delta on the West Coast of Taiwan
James T. Liu, Ray T. Hsu, Jeong-shang Huang, and Shenn-yu Chao

Late Quaternary Sedimentation and Peat Development in the Rajang River Delta, Sarawak, 
East Malaysia
James R. Staub and Robert A. Gastaldo

A Depositional Model and the Stratigraphic Development of Modern and Ancient 
Tide-Dominated Deltas in NW Borneo
Joseph 

Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika

2003-12-02 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Kalau melihat gejala serta trend global saat ini, rasanya sulit 
mempertahankan policy closed file. Keterbukaan selalu saja dituntut dimana 
saja. Nah kalau mau melihat secara strategis (jangka panjang) barangkali 
policynya yg musti ‘mengikuti’ perkembangan jaman (sebelum jauuh 
ketinggalan). Rasanya tidak mungkin mempertahankan kebijakan file tertutup 
lagi utk data-data dasar ini. Bahkan data ‘secret’nya CIA saja sudah banyak 
yg dibuka setelah sekian tahun.
Kecuali kita punya power lain untuk menjaga kebijakan ini.

Kebijakan tertutup “closed file policy” ini mungkin diberlakukan utk jangka 
waktu tertentu saja (1-2 tahun) tentunya berbeda tergantung jenis datanya 
(wel log berbeda dengan seismic dll). Setelah itu data ini menjadi terbuka 
tetapi masih dikelola Negara (cq migas). Dan nantinya setelah sekian tahun 
(5-10 tahun menjadi public domain…. (??).

Utk saat ini mungkin Migas ( an. negara) dapat menayakan (menegur) pihak 
universitas tsb ttg data yg dimilikinya dan kalau bisa utk tidak menyebarkan 
data tsb sehubungan dengan kebijakan Indonesia. Tapi aku ya ndak yakin akan 
diperhatikan oleh uni tsb (Utah)…. :(

Solusi yg mudah …. ya skalian ajah dibuat terbuka .. ka … -- open policy. ( 
?? tertutup hanya utk 2 tahun saja) ...
Emang sepertinya data sebagai nilai proprietary menjadi tak berharga. Namun 
barangkali dengan cara ini para penjual pasar gelap malah jadi ndak bisa 
mendapatkan untung (sukur-sukur malah banyak yg tahu dan tertarik dengan 
Indonesia :). Dan seandainya toh data tersebut dianalisa dan diketahui 
isinya … mungkin hasil olah pikir ini yg mempunyai nilai dan dapat dijual 
belikan sebagai sebuah hasil kajiannya … sdangkan nantinya barangkali bentuk 
investasi yg masuk ke Indonesia  sudah bukan lagi urusan pengadaan data tapi 
bener-bener usaha ekstraksi yg riil …. Dan hal ini kan yg menjadi tujuan 
usaha ekstraksi ? Asalkan TNI bisa dan mampu menjaga teritorialnya  
denger-denger militer sudah mundur dari urusan security aset2 perusahaan 
asing) 

Kendalanya pasti akan ada di perundang-undangnya …
perlu waktu lagi …
Howgh …
salam
RDP
“kalo mau instant ya makan mie aja .. :p”

From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di 
Amerika
Date: Tue, 2 Dec 2003 17:27:58 -0800 (PST)

Diperlukan kejujuran kita bersama untuk mencegah dan mengatasi agar 
kebocoran data tidak terjadi apalagi di tengah teknologi transfer data yang 
sedemikian canggih. Tetapi, ini mungkin lamunan atau angan-angan sebab ada 
saja yang menjual data sehingga pasar data gelap pun muncul di mana-mana, 
sehingga susah membedakan apakah ini pasar gelap, pasar terang, atau 
remang-remang, sebab yang gelap pun sudah berani terang-terangan.

Kalau aturan Dirjen Migas sebenarnya, adalah bahwa di daerah yang aktif 
dioperasikan semua jenis data hanya dimiliki oleh operating company dan 
partnernya, kalau ada data trade pun sangat diawasi dan ada dokumen letter 
of confidentiality. Untuk daerah2 yang telah direlinquishment datanya 
dikembalikan ke Dirjen Migas yang kemudian dikelola oleh PND (Patra Nusa 
Data) di Plumpang. Tetapi, sumur yang baru dibor pun, ada pasar gelap yang 
bisa menawari : mau lognya, dll. Nah... Ini sudah penyakit kronis, belum 
ada solusinya. Apakah kita bisa serempak jujur bersamaan ? Lamunan ?

Salam,
Awang - BP Migas
MANWAR [EMAIL PROTECTED] wrote:
Berbicara tentang kebocoran data yang secara legal berstatus sebagai
rahasia negara rasanya sudah menjadi rahasia umum. Mencari data di pasar
gelap kadang-kadang lebih mudah daripada di pasar terang (formal).
Sebenarnya Ditjen Migas sudah punya aturan main bagaimana mengelola data
migas, namun data itu umumnya tidak berada di tangannya, sehingga mudah
terjadi penyimpangan, apalagi teknologi copy mengcopy dan transfer sudah
demikian maju.
Kelihatannya Ditjen Migas perlu lebih serius menanganinya, tanpa harus
mengorbankan kepentingan dunia usaha.
Salam,
Marwadi Anwar
- Original Message -
From: PUTROHARI Rovicky
To:
Sent: Tuesday, December 02, 2003 3:11 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di
Amerika
 Herman,
 Emang cukup banyak koleksinya, walopun tidak kumplit-plit tapi cukup utk
 studi ilmiah. Aku ngga yakin uni di Indonesia ada yg sekumplit ini utk
 data indonesianya.
 Apakah bener bahwa data ini bisa diakses (dibeli) ?
 Sebenernya siapa sih yg memiliki (proprietary right) dari data-data ini 
?
 Indonesia, sponsor, atau sudah public domain ?
 Kalo mau nyari data di black market saja tentunya mudah mencarinya. 
Tapi
 UTAH.edu ini kan institusi resmi.
 Bisa jadi sulit melacak dari mana data itu lolos, beberapa aku lihat
 dari Huffco Brantas yg nota bene perusahaannya sudah lenyap, walopun
 daerahnya saat ini dikelola Lapindo Brantas dan mnurutku sudah ngga
 penting lagi mengetahui serta meneliti kebocoran ini. Namun mnurutku 
yg
 lebih penting Migas mustinya tanggap thd data yg 

RE: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika

2003-12-02 Terurut Topik Maryanto

Saya senang bila memang ada arah pada keterbukaan data. Bagaimana
keterbukaan data perminyakan di AS, atau dimana yang terbuka ? Setahuku,
data well setelah hanya 2 th. Bagaimana seismik ? Apa kerugian dengan
keterbukaan data ? Perundangan memang jelas masih menyaratkan ketertutupan.
Data tak boleh keluar negri tanpa ijin BPMigas.

Harga data barangkali terdapat pada penjualan data pada penawaran daerah
baru. Ada yang lain ? Berapa harga data waktu pengambilan waktu masuk
penawaran daerah baru ?

Keterbukaan akan menghasilkan kebebasan penelitian. Hal ini bisa
meningkatkan harga jual suatu daerah. Setiap institusi, konsultan, akan
lebih bisa menganalisa daerah yang belum di explor, atau daerah yang pelu
explor lanjutan. Dengan ini saya harapkan ke-bagusan (juga kejelekan) daerah
akan lebih bisa di-asses, dan lalu malah temukan ladang-ladang baru buat
menambah cadangan Indonesia. Perhitungan rugi dipenjulan data tadi dibanding
keuntungan ditemukan cadangan baru, bisa mulai dihitung, dan lalu pilih mana
yang lebih menguntungkan.  Kumimpikan keterbukaan akan  lebih untung.

Keterbukan data di AS jadikan explor yang sangat intensif. Bule disini
bandingkan bahwa cadangan belum ditemukan dibanding reserve yang ada : AS 10
%, Indonesia 50 %, Tim-teng 50 %, dst. Betatapapun begitu, saya tak lihat
dia tunjukkan data yang dipakai tuk statistik itu wong gag ada yang bisa
tentukan besarnya cadangan yang belum ditemukan kok. Dat lain, misalnya
intensifnya area yang di explor, barangkali ilhami penghitungan tadi.

Yuk-yuk explor lagi yuk...


Salam,
Maryanto.

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, December 03, 2003 11:21 Pagi
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia
di Amerika


Kalau melihat gejala serta trend global saat ini, rasanya sulit 
mempertahankan policy closed file. Keterbukaan selalu saja dituntut dimana

saja. Nah kalau mau melihat secara strategis (jangka panjang) barangkali 
policynya yg musti 'mengikuti' perkembangan jaman (sebelum jauuh 
ketinggalan). Rasanya tidak mungkin mempertahankan kebijakan file tertutup 
lagi utk data-data dasar ini. Bahkan data 'secret'nya CIA saja sudah banyak 
yg dibuka setelah sekian tahun.
Kecuali kita punya power lain untuk menjaga kebijakan ini.

Kebijakan tertutup closed file policy ini mungkin diberlakukan utk jangka 
waktu tertentu saja (1-2 tahun) tentunya berbeda tergantung jenis datanya 
(wel log berbeda dengan seismic dll). Setelah itu data ini menjadi terbuka 
tetapi masih dikelola Negara (cq migas). Dan nantinya setelah sekian tahun 
(5-10 tahun menjadi public domain (??).

Utk saat ini mungkin Migas ( an. negara) dapat menayakan (menegur) pihak 
universitas tsb ttg data yg dimilikinya dan kalau bisa utk tidak menyebarkan

data tsb sehubungan dengan kebijakan Indonesia. Tapi aku ya ndak yakin akan 
diperhatikan oleh uni tsb (Utah) :(

Solusi yg mudah  ya skalian ajah dibuat terbuka .. ka ... -- open
policy. ( 
?? tertutup hanya utk 2 tahun saja) ...
Emang sepertinya data sebagai nilai proprietary menjadi tak berharga. Namun 
barangkali dengan cara ini para penjual pasar gelap malah jadi ndak bisa 
mendapatkan untung (sukur-sukur malah banyak yg tahu dan tertarik dengan 
Indonesia :). Dan seandainya toh data tersebut dianalisa dan diketahui 
isinya ... mungkin hasil olah pikir ini yg mempunyai nilai dan dapat dijual 
belikan sebagai sebuah hasil kajiannya ... sdangkan nantinya barangkali
bentuk 
investasi yg masuk ke Indonesia  sudah bukan lagi urusan pengadaan data tapi

bener-bener usaha ekstraksi yg riil  Dan hal ini kan yg menjadi tujuan 
usaha ekstraksi ? Asalkan TNI bisa dan mampu menjaga teritorialnya  
denger-denger militer sudah mundur dari urusan security aset2 perusahaan 
asing) 

Kendalanya pasti akan ada di perundang-undangnya ...
perlu waktu lagi ...
Howgh ...

salam
RDP
kalo mau instant ya makan mie aja .. :p


From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di 
Amerika
Date: Tue, 2 Dec 2003 17:27:58 -0800 (PST)

Diperlukan kejujuran kita bersama untuk mencegah dan mengatasi agar 
kebocoran data tidak terjadi apalagi di tengah teknologi transfer data yang

sedemikian canggih. Tetapi, ini mungkin lamunan atau angan-angan sebab ada 
saja yang menjual data sehingga pasar data gelap pun muncul di mana-mana, 
sehingga susah membedakan apakah ini pasar gelap, pasar terang, atau 
remang-remang, sebab yang gelap pun sudah berani terang-terangan.

Kalau aturan Dirjen Migas sebenarnya, adalah bahwa di daerah yang aktif 
dioperasikan semua jenis data hanya dimiliki oleh operating company dan 
partnernya, kalau ada data trade pun sangat diawasi dan ada dokumen letter 
of confidentiality. Untuk daerah2 yang telah direlinquishment datanya 
dikembalikan ke Dirjen Migas yang kemudian dikelola oleh PND (Patra Nusa 
Data) 

Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika

2003-12-02 Terurut Topik mohamad untung
Data paling tidak ada tiga macam. 1) raw data, 2) processed data dan 3)
interpreted data. Raw data mestinya untuk sementara waktu sebaiknya
tertutup. Mengapa demikian? Sebab, jangan sampai data yang sedang diolah
terjual.  Memang itu tidak boleh bocor, sekali lagi untuk sementara.
Processed data, setelah beres pengolahannya boleh dijual. Demikian juga
interpreted data boleh saja dijual untuk tujuan penelitian maupun komersiel.
Contoh. Peta anomali magnet udara dan juga gayaberat di Australia dijual
bebas, demikian juga digital datanya. Bukannya raw datanya, walaupun
nantinya kalau sudah tidak diperlukan boleh dijual. Kalau menjual digital
data perlu disebut digitisasinya berapa grid size.
Makanya kita (negara kita) ini harus memiliki pusat data (data centre) yang
memadai dan terpercaya. Jangan sampai data kita awut-awutan. Nyimpennya di
mana-mana. Ini kewajiban HAGI untuk mendesak kepada pemerintah agar
benar-benar dilaksanakan Data Centre Kebumian yang terpercaya ini. Sekarang
saya dengar katanya sudah ada Pusat Data. Tetapi sampai dimana program
kerjanya dsb. Lebih baik HAGI terlibatlah.
M. Untung
- Original Message -
From: Maryanto [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, December 03, 2003 11:55 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di
Amerika



 Saya senang bila memang ada arah pada keterbukaan data. Bagaimana
 keterbukaan data perminyakan di AS, atau dimana yang terbuka ? Setahuku,
 data well setelah hanya 2 th. Bagaimana seismik ? Apa kerugian dengan
 keterbukaan data ? Perundangan memang jelas masih menyaratkan
ketertutupan.
 Data tak boleh keluar negri tanpa ijin BPMigas.

 Harga data barangkali terdapat pada penjualan data pada penawaran daerah
 baru. Ada yang lain ? Berapa harga data waktu pengambilan waktu masuk
 penawaran daerah baru ?

 Keterbukaan akan menghasilkan kebebasan penelitian. Hal ini bisa
 meningkatkan harga jual suatu daerah. Setiap institusi, konsultan, akan
 lebih bisa menganalisa daerah yang belum di explor, atau daerah yang pelu
 explor lanjutan. Dengan ini saya harapkan ke-bagusan (juga kejelekan)
daerah
 akan lebih bisa di-asses, dan lalu malah temukan ladang-ladang baru buat
 menambah cadangan Indonesia. Perhitungan rugi dipenjulan data tadi
dibanding
 keuntungan ditemukan cadangan baru, bisa mulai dihitung, dan lalu pilih
mana
 yang lebih menguntungkan.  Kumimpikan keterbukaan akan  lebih untung.

 Keterbukan data di AS jadikan explor yang sangat intensif. Bule disini
 bandingkan bahwa cadangan belum ditemukan dibanding reserve yang ada : AS
10
 %, Indonesia 50 %, Tim-teng 50 %, dst. Betatapapun begitu, saya tak lihat
 dia tunjukkan data yang dipakai tuk statistik itu wong gag ada yang bisa
 tentukan besarnya cadangan yang belum ditemukan kok. Dat lain, misalnya
 intensifnya area yang di explor, barangkali ilhami penghitungan tadi.

 Yuk-yuk explor lagi yuk...


 Salam,
 Maryanto.

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, December 03, 2003 11:21 Pagi
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia
 di Amerika


 Kalau melihat gejala serta trend global saat ini, rasanya sulit
 mempertahankan policy closed file. Keterbukaan selalu saja dituntut
dimana

 saja. Nah kalau mau melihat secara strategis (jangka panjang) barangkali
 policynya yg musti 'mengikuti' perkembangan jaman (sebelum jauuh
 ketinggalan). Rasanya tidak mungkin mempertahankan kebijakan file tertutup
 lagi utk data-data dasar ini. Bahkan data 'secret'nya CIA saja sudah
banyak
 yg dibuka setelah sekian tahun.
 Kecuali kita punya power lain untuk menjaga kebijakan ini.

 Kebijakan tertutup closed file policy ini mungkin diberlakukan utk
jangka
 waktu tertentu saja (1-2 tahun) tentunya berbeda tergantung jenis datanya
 (wel log berbeda dengan seismic dll). Setelah itu data ini menjadi terbuka
 tetapi masih dikelola Negara (cq migas). Dan nantinya setelah sekian tahun
 (5-10 tahun menjadi public domain (??).

 Utk saat ini mungkin Migas ( an. negara) dapat menayakan (menegur) pihak
 universitas tsb ttg data yg dimilikinya dan kalau bisa utk tidak
menyebarkan

 data tsb sehubungan dengan kebijakan Indonesia. Tapi aku ya ndak yakin
akan
 diperhatikan oleh uni tsb (Utah) :(

 Solusi yg mudah  ya skalian ajah dibuat terbuka .. ka ... -- open
 policy.

 ?? tertutup hanya utk 2 tahun saja) ...
 Emang sepertinya data sebagai nilai proprietary menjadi tak berharga.
Namun
 barangkali dengan cara ini para penjual pasar gelap malah jadi ndak bisa
 mendapatkan untung (sukur-sukur malah banyak yg tahu dan tertarik dengan
 Indonesia :). Dan seandainya toh data tersebut dianalisa dan diketahui
 isinya ... mungkin hasil olah pikir ini yg mempunyai nilai dan dapat
dijual
 belikan sebagai sebuah hasil kajiannya ... sdangkan nantinya barangkali
 bentuk
 investasi yg masuk ke Indonesia  sudah bukan lagi urusan pengadaan data
tapi

 bener-bener usaha 

[iagi-net-l] IAGI-HAGI JCJ2003 COURSE CANCELATION

2003-12-02 Terurut Topik Bob Wikan HA
Dear IAGI-HAGI Distinguished Members,
 
We apologize that due to complications beyond our control, we have to cancel
one of our planned course:
REGIONAL TO RESERVOIR SCALE, STRUCTURAL STYLES IN RIFTS AND DELTAS, to be
given by
Dr. Christopher K. Morley, on December 08-10, 2003 at Le Meridien Hotel,
Jakarta.
 
All of the advance payment regarding the course will be returned immediately
after we receive the bank note.
 
 
Thank you for your cooperation.
 
 
Best regards,
 
Bob Wikan H. Adibrata
IAGI-HAGI JCJ 2003
Course Section