Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika
Herman, Emang cukup banyak koleksinya, walopun tidak kumplit-plit tapi cukup utk studi ilmiah. Aku ngga yakin uni di Indonesia ada yg sekumplit ini utk data indonesianya. Apakah bener bahwa data ini bisa diakses (dibeli) ? Sebenernya siapa sih yg memiliki (proprietary right) dari data-data ini ? Indonesia, sponsor, atau sudah public domain ? Kalo mau nyari data di black market saja tentunya mudah mencarinya. Tapi UTAH.edu ini kan institusi resmi. Bisa jadi sulit melacak dari mana data itu lolos, beberapa aku lihat dari Huffco Brantas yg nota bene perusahaannya sudah lenyap, walopun daerahnya saat ini dikelola Lapindo Brantas dan mnurutku sudah ngga penting lagi mengetahui serta meneliti kebocoran ini. Namun mnurutku yg lebih penting Migas mustinya tanggap thd data yg mustinya masih menjadi proprietary Negara. Semoga data itu tidak dijual-belikan walopun sekedar ganti 'ongkos cetak' ... :( Aku nda tau apakah Dir MIGAS sudah membuka data menjadi open file setahuku policy-nya masih closed file? rdp Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika Rekan-rekan, Jika anda mengalami kesulitan untuk mencari data di Indonesia boleh coba di EGI Utah. http://associates.egi.utah.edu Go to Quick Search select Indonesia, pilih data seismic, well, geochemistry atau lainnya. Saya browse well data, cukup lumayan juga koleksi mereka. Salam, Herman Darman - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika
Berbicara tentang kebocoran data yang secara legal berstatus sebagai rahasia negara rasanya sudah menjadi rahasia umum. Mencari data di pasar gelap kadang-kadang lebih mudah daripada di pasar terang (formal). Sebenarnya Ditjen Migas sudah punya aturan main bagaimana mengelola data migas, namun data itu umumnya tidak berada di tangannya, sehingga mudah terjadi penyimpangan, apalagi teknologi copy mengcopy dan transfer sudah demikian maju. Kelihatannya Ditjen Migas perlu lebih serius menanganinya, tanpa harus mengorbankan kepentingan dunia usaha. Salam, Marwadi Anwar - Original Message - From: PUTROHARI Rovicky [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, December 02, 2003 3:11 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika Herman, Emang cukup banyak koleksinya, walopun tidak kumplit-plit tapi cukup utk studi ilmiah. Aku ngga yakin uni di Indonesia ada yg sekumplit ini utk data indonesianya. Apakah bener bahwa data ini bisa diakses (dibeli) ? Sebenernya siapa sih yg memiliki (proprietary right) dari data-data ini ? Indonesia, sponsor, atau sudah public domain ? Kalo mau nyari data di black market saja tentunya mudah mencarinya. Tapi UTAH.edu ini kan institusi resmi. Bisa jadi sulit melacak dari mana data itu lolos, beberapa aku lihat dari Huffco Brantas yg nota bene perusahaannya sudah lenyap, walopun daerahnya saat ini dikelola Lapindo Brantas dan mnurutku sudah ngga penting lagi mengetahui serta meneliti kebocoran ini. Namun mnurutku yg lebih penting Migas mustinya tanggap thd data yg mustinya masih menjadi proprietary Negara. Semoga data itu tidak dijual-belikan walopun sekedar ganti 'ongkos cetak' ... :( Aku nda tau apakah Dir MIGAS sudah membuka data menjadi open file setahuku policy-nya masih closed file? rdp Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED] [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika Rekan-rekan, Jika anda mengalami kesulitan untuk mencari data di Indonesia boleh coba di EGI Utah. http://associates.egi.utah.edu Go to Quick Search select Indonesia, pilih data seismic, well, geochemistry atau lainnya. Saya browse well data, cukup lumayan juga koleksi mereka. Salam, Herman Darman - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Congratulation: Buku baru tentang Delta - FHS sebagai chief editornya
Selamat dan salut untuk Hasan, Herman, dan semua penulis Indonesia yang terlibat. Ini buku tentang sebagian besar wilayah kita, sudah waktunya kita yang paling berperan. Semoga makin meningkatkan profesionalisme kita bersama. Salam, Awang - BP Migas ANDANG BACHTIAR [EMAIL PROTECTED] wrote: SEPM Special Publication #76: Tropical Deltas of Southeast Asia Sedimentology, Stratigraphy, and Petroleum Geology Edited By: F. Hasan Sidi, Dag Nummedal, Patrice Imbert, Herman Darman, and Henry W. Posamentier The early years of process-response sedimentological research were strongly focused on deltas, for a variety of reasons. They were important for accumulation of oil, gas, and coal; they were environmentally sensitive; they were readily accessible to academic communities; and consequently they were intensely studied. With the shift in emphasis towards predictive stratigraphy and the stacking of depositional systems, and away from the stratigraphic architecture of depositional systems themselves, research on deltas reached a plateau in the 1980s and early 1990s. Today, however, the widespread use of shallow- as well as deep-penetration seismic data, cores from subsurface reservoirs, vibracores from modern environments, sophisticated oceanographic tools, and numerical modeling has resulted in a rejuvenation in delta research. In addition, a global province that hitherto had received relatively little attention increasingly became a focus for research-the equatorial zone of Southeast Asia. It is the objective of this volume to bring to the fore a category of deltas with which many sedimentologists and stratigraphers are, at best, vaguely familiar. It is expected that this volume also will stimulate new research on tropical deltas by highlighting how their facies and stratigraphic architectures differ from mid- and high-latitude ones, by emphasizing their significance to the global sediment budget, and by stressing their uniqueness within a petroleum systems framework. This special publication emphasizes the need for models intrinsic to tropical deltas of Southeast Asia to supplement the more conventional general models currently in vogue, based on past studies of large and small mid-latitude deltas. The tropics are different. They differ from the mid-latitude climate belts in almost all the fundamental physical factors that shape depositional systems. The climate is warm and equable, so weathering rates and sediment yields are high; rainfall is abundant, so rivers have high discharge. In Southeast Asia especially, this high discharge is readily conveyed to the sea because of abundant small and steep drainage basins. Low-latitude tides are strong and play an effective role in the exchange of sediment from continental to marine environments. Storms, which are remarkably effective agents for marine sediment dispersal in many mid-latitude regions, are hardly present in equatorial zones because of the weak Coriolis effect. Because of low storm intensity combined with the limited wind fetch within the confined seas that characterizes this region of peninsulas and archipelagos, Southeast Asian seas have the lowest wave energies on earth. The papers in this book explore how the combination of these complex factors has shaped deltas in this region. In many instances their morphology and stratigraphic architecture differs significantly from the (mid-latitude) norm in part because of the intimate linkage of carbonates and clastics in this climate zone. Sedimentological surprises such as distributary channels floored by thick accumulations of fluid mud lend a bit of mystery to tropical deltas. We hope that, rather than being merely a summary of tropical deltas, this book may open the door to a new and active phase of sedimentological and stratigraphic research in tropical environments across the globe. Almost all of our continents, at one geologic time or another, have migrated through the earth's tropical zone. Consequently, the active pursuit of research on modern tropical depositional environments has the potential to improve our interpretation of ancient rocks beyond the limits of today's tropics. Available: October 2003 Catalog Number: 40076 276 pages ISBN: 1-56576-086-7 Order your copy in the SEPM Online Bookstore TODAY! click here CONTENTS A Framework for Deltas in Southeast Asia-Dag Nummedal, Hasan Sidi, and Henry Posamentier Quaternary Systems Deltas in the Gulf of Carpentaria, Australia: Forms, Processes And Products Brian Jones, Colin Woodroffe and Glenn Martin Sediment Dispersal Pattern of an Eroding Delta on the West Coast of Taiwan James T. Liu, Ray T. Hsu, Jeong-shang Huang, and Shenn-yu Chao Late Quaternary Sedimentation and Peat Development in the Rajang River Delta, Sarawak, East Malaysia James R. Staub and Robert A. Gastaldo A Depositional Model and the Stratigraphic Development of Modern and Ancient Tide-Dominated Deltas in NW Borneo Joseph
Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika
Kalau melihat gejala serta trend global saat ini, rasanya sulit mempertahankan policy closed file. Keterbukaan selalu saja dituntut dimana saja. Nah kalau mau melihat secara strategis (jangka panjang) barangkali policynya yg musti mengikuti perkembangan jaman (sebelum jauuh ketinggalan). Rasanya tidak mungkin mempertahankan kebijakan file tertutup lagi utk data-data dasar ini. Bahkan data secretnya CIA saja sudah banyak yg dibuka setelah sekian tahun. Kecuali kita punya power lain untuk menjaga kebijakan ini. Kebijakan tertutup closed file policy ini mungkin diberlakukan utk jangka waktu tertentu saja (1-2 tahun) tentunya berbeda tergantung jenis datanya (wel log berbeda dengan seismic dll). Setelah itu data ini menjadi terbuka tetapi masih dikelola Negara (cq migas). Dan nantinya setelah sekian tahun (5-10 tahun menjadi public domain . (??). Utk saat ini mungkin Migas ( an. negara) dapat menayakan (menegur) pihak universitas tsb ttg data yg dimilikinya dan kalau bisa utk tidak menyebarkan data tsb sehubungan dengan kebijakan Indonesia. Tapi aku ya ndak yakin akan diperhatikan oleh uni tsb (Utah) . :( Solusi yg mudah . ya skalian ajah dibuat terbuka .. ka -- open policy. ( ?? tertutup hanya utk 2 tahun saja) ... Emang sepertinya data sebagai nilai proprietary menjadi tak berharga. Namun barangkali dengan cara ini para penjual pasar gelap malah jadi ndak bisa mendapatkan untung (sukur-sukur malah banyak yg tahu dan tertarik dengan Indonesia :). Dan seandainya toh data tersebut dianalisa dan diketahui isinya mungkin hasil olah pikir ini yg mempunyai nilai dan dapat dijual belikan sebagai sebuah hasil kajiannya sdangkan nantinya barangkali bentuk investasi yg masuk ke Indonesia sudah bukan lagi urusan pengadaan data tapi bener-bener usaha ekstraksi yg riil . Dan hal ini kan yg menjadi tujuan usaha ekstraksi ? Asalkan TNI bisa dan mampu menjaga teritorialnya denger-denger militer sudah mundur dari urusan security aset2 perusahaan asing) Kendalanya pasti akan ada di perundang-undangnya perlu waktu lagi Howgh salam RDP kalo mau instant ya makan mie aja .. :p From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika Date: Tue, 2 Dec 2003 17:27:58 -0800 (PST) Diperlukan kejujuran kita bersama untuk mencegah dan mengatasi agar kebocoran data tidak terjadi apalagi di tengah teknologi transfer data yang sedemikian canggih. Tetapi, ini mungkin lamunan atau angan-angan sebab ada saja yang menjual data sehingga pasar data gelap pun muncul di mana-mana, sehingga susah membedakan apakah ini pasar gelap, pasar terang, atau remang-remang, sebab yang gelap pun sudah berani terang-terangan. Kalau aturan Dirjen Migas sebenarnya, adalah bahwa di daerah yang aktif dioperasikan semua jenis data hanya dimiliki oleh operating company dan partnernya, kalau ada data trade pun sangat diawasi dan ada dokumen letter of confidentiality. Untuk daerah2 yang telah direlinquishment datanya dikembalikan ke Dirjen Migas yang kemudian dikelola oleh PND (Patra Nusa Data) di Plumpang. Tetapi, sumur yang baru dibor pun, ada pasar gelap yang bisa menawari : mau lognya, dll. Nah... Ini sudah penyakit kronis, belum ada solusinya. Apakah kita bisa serempak jujur bersamaan ? Lamunan ? Salam, Awang - BP Migas MANWAR [EMAIL PROTECTED] wrote: Berbicara tentang kebocoran data yang secara legal berstatus sebagai rahasia negara rasanya sudah menjadi rahasia umum. Mencari data di pasar gelap kadang-kadang lebih mudah daripada di pasar terang (formal). Sebenarnya Ditjen Migas sudah punya aturan main bagaimana mengelola data migas, namun data itu umumnya tidak berada di tangannya, sehingga mudah terjadi penyimpangan, apalagi teknologi copy mengcopy dan transfer sudah demikian maju. Kelihatannya Ditjen Migas perlu lebih serius menanganinya, tanpa harus mengorbankan kepentingan dunia usaha. Salam, Marwadi Anwar - Original Message - From: PUTROHARI Rovicky To: Sent: Tuesday, December 02, 2003 3:11 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika Herman, Emang cukup banyak koleksinya, walopun tidak kumplit-plit tapi cukup utk studi ilmiah. Aku ngga yakin uni di Indonesia ada yg sekumplit ini utk data indonesianya. Apakah bener bahwa data ini bisa diakses (dibeli) ? Sebenernya siapa sih yg memiliki (proprietary right) dari data-data ini ? Indonesia, sponsor, atau sudah public domain ? Kalo mau nyari data di black market saja tentunya mudah mencarinya. Tapi UTAH.edu ini kan institusi resmi. Bisa jadi sulit melacak dari mana data itu lolos, beberapa aku lihat dari Huffco Brantas yg nota bene perusahaannya sudah lenyap, walopun daerahnya saat ini dikelola Lapindo Brantas dan mnurutku sudah ngga penting lagi mengetahui serta meneliti kebocoran ini. Namun mnurutku yg lebih penting Migas mustinya tanggap thd data yg
RE: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika
Saya senang bila memang ada arah pada keterbukaan data. Bagaimana keterbukaan data perminyakan di AS, atau dimana yang terbuka ? Setahuku, data well setelah hanya 2 th. Bagaimana seismik ? Apa kerugian dengan keterbukaan data ? Perundangan memang jelas masih menyaratkan ketertutupan. Data tak boleh keluar negri tanpa ijin BPMigas. Harga data barangkali terdapat pada penjualan data pada penawaran daerah baru. Ada yang lain ? Berapa harga data waktu pengambilan waktu masuk penawaran daerah baru ? Keterbukaan akan menghasilkan kebebasan penelitian. Hal ini bisa meningkatkan harga jual suatu daerah. Setiap institusi, konsultan, akan lebih bisa menganalisa daerah yang belum di explor, atau daerah yang pelu explor lanjutan. Dengan ini saya harapkan ke-bagusan (juga kejelekan) daerah akan lebih bisa di-asses, dan lalu malah temukan ladang-ladang baru buat menambah cadangan Indonesia. Perhitungan rugi dipenjulan data tadi dibanding keuntungan ditemukan cadangan baru, bisa mulai dihitung, dan lalu pilih mana yang lebih menguntungkan. Kumimpikan keterbukaan akan lebih untung. Keterbukan data di AS jadikan explor yang sangat intensif. Bule disini bandingkan bahwa cadangan belum ditemukan dibanding reserve yang ada : AS 10 %, Indonesia 50 %, Tim-teng 50 %, dst. Betatapapun begitu, saya tak lihat dia tunjukkan data yang dipakai tuk statistik itu wong gag ada yang bisa tentukan besarnya cadangan yang belum ditemukan kok. Dat lain, misalnya intensifnya area yang di explor, barangkali ilhami penghitungan tadi. Yuk-yuk explor lagi yuk... Salam, Maryanto. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 03, 2003 11:21 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika Kalau melihat gejala serta trend global saat ini, rasanya sulit mempertahankan policy closed file. Keterbukaan selalu saja dituntut dimana saja. Nah kalau mau melihat secara strategis (jangka panjang) barangkali policynya yg musti 'mengikuti' perkembangan jaman (sebelum jauuh ketinggalan). Rasanya tidak mungkin mempertahankan kebijakan file tertutup lagi utk data-data dasar ini. Bahkan data 'secret'nya CIA saja sudah banyak yg dibuka setelah sekian tahun. Kecuali kita punya power lain untuk menjaga kebijakan ini. Kebijakan tertutup closed file policy ini mungkin diberlakukan utk jangka waktu tertentu saja (1-2 tahun) tentunya berbeda tergantung jenis datanya (wel log berbeda dengan seismic dll). Setelah itu data ini menjadi terbuka tetapi masih dikelola Negara (cq migas). Dan nantinya setelah sekian tahun (5-10 tahun menjadi public domain (??). Utk saat ini mungkin Migas ( an. negara) dapat menayakan (menegur) pihak universitas tsb ttg data yg dimilikinya dan kalau bisa utk tidak menyebarkan data tsb sehubungan dengan kebijakan Indonesia. Tapi aku ya ndak yakin akan diperhatikan oleh uni tsb (Utah) :( Solusi yg mudah ya skalian ajah dibuat terbuka .. ka ... -- open policy. ( ?? tertutup hanya utk 2 tahun saja) ... Emang sepertinya data sebagai nilai proprietary menjadi tak berharga. Namun barangkali dengan cara ini para penjual pasar gelap malah jadi ndak bisa mendapatkan untung (sukur-sukur malah banyak yg tahu dan tertarik dengan Indonesia :). Dan seandainya toh data tersebut dianalisa dan diketahui isinya ... mungkin hasil olah pikir ini yg mempunyai nilai dan dapat dijual belikan sebagai sebuah hasil kajiannya ... sdangkan nantinya barangkali bentuk investasi yg masuk ke Indonesia sudah bukan lagi urusan pengadaan data tapi bener-bener usaha ekstraksi yg riil Dan hal ini kan yg menjadi tujuan usaha ekstraksi ? Asalkan TNI bisa dan mampu menjaga teritorialnya denger-denger militer sudah mundur dari urusan security aset2 perusahaan asing) Kendalanya pasti akan ada di perundang-undangnya ... perlu waktu lagi ... Howgh ... salam RDP kalo mau instant ya makan mie aja .. :p From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika Date: Tue, 2 Dec 2003 17:27:58 -0800 (PST) Diperlukan kejujuran kita bersama untuk mencegah dan mengatasi agar kebocoran data tidak terjadi apalagi di tengah teknologi transfer data yang sedemikian canggih. Tetapi, ini mungkin lamunan atau angan-angan sebab ada saja yang menjual data sehingga pasar data gelap pun muncul di mana-mana, sehingga susah membedakan apakah ini pasar gelap, pasar terang, atau remang-remang, sebab yang gelap pun sudah berani terang-terangan. Kalau aturan Dirjen Migas sebenarnya, adalah bahwa di daerah yang aktif dioperasikan semua jenis data hanya dimiliki oleh operating company dan partnernya, kalau ada data trade pun sangat diawasi dan ada dokumen letter of confidentiality. Untuk daerah2 yang telah direlinquishment datanya dikembalikan ke Dirjen Migas yang kemudian dikelola oleh PND (Patra Nusa Data)
Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika
Data paling tidak ada tiga macam. 1) raw data, 2) processed data dan 3) interpreted data. Raw data mestinya untuk sementara waktu sebaiknya tertutup. Mengapa demikian? Sebab, jangan sampai data yang sedang diolah terjual. Memang itu tidak boleh bocor, sekali lagi untuk sementara. Processed data, setelah beres pengolahannya boleh dijual. Demikian juga interpreted data boleh saja dijual untuk tujuan penelitian maupun komersiel. Contoh. Peta anomali magnet udara dan juga gayaberat di Australia dijual bebas, demikian juga digital datanya. Bukannya raw datanya, walaupun nantinya kalau sudah tidak diperlukan boleh dijual. Kalau menjual digital data perlu disebut digitisasinya berapa grid size. Makanya kita (negara kita) ini harus memiliki pusat data (data centre) yang memadai dan terpercaya. Jangan sampai data kita awut-awutan. Nyimpennya di mana-mana. Ini kewajiban HAGI untuk mendesak kepada pemerintah agar benar-benar dilaksanakan Data Centre Kebumian yang terpercaya ini. Sekarang saya dengar katanya sudah ada Pusat Data. Tetapi sampai dimana program kerjanya dsb. Lebih baik HAGI terlibatlah. M. Untung - Original Message - From: Maryanto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 03, 2003 11:55 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika Saya senang bila memang ada arah pada keterbukaan data. Bagaimana keterbukaan data perminyakan di AS, atau dimana yang terbuka ? Setahuku, data well setelah hanya 2 th. Bagaimana seismik ? Apa kerugian dengan keterbukaan data ? Perundangan memang jelas masih menyaratkan ketertutupan. Data tak boleh keluar negri tanpa ijin BPMigas. Harga data barangkali terdapat pada penjualan data pada penawaran daerah baru. Ada yang lain ? Berapa harga data waktu pengambilan waktu masuk penawaran daerah baru ? Keterbukaan akan menghasilkan kebebasan penelitian. Hal ini bisa meningkatkan harga jual suatu daerah. Setiap institusi, konsultan, akan lebih bisa menganalisa daerah yang belum di explor, atau daerah yang pelu explor lanjutan. Dengan ini saya harapkan ke-bagusan (juga kejelekan) daerah akan lebih bisa di-asses, dan lalu malah temukan ladang-ladang baru buat menambah cadangan Indonesia. Perhitungan rugi dipenjulan data tadi dibanding keuntungan ditemukan cadangan baru, bisa mulai dihitung, dan lalu pilih mana yang lebih menguntungkan. Kumimpikan keterbukaan akan lebih untung. Keterbukan data di AS jadikan explor yang sangat intensif. Bule disini bandingkan bahwa cadangan belum ditemukan dibanding reserve yang ada : AS 10 %, Indonesia 50 %, Tim-teng 50 %, dst. Betatapapun begitu, saya tak lihat dia tunjukkan data yang dipakai tuk statistik itu wong gag ada yang bisa tentukan besarnya cadangan yang belum ditemukan kok. Dat lain, misalnya intensifnya area yang di explor, barangkali ilhami penghitungan tadi. Yuk-yuk explor lagi yuk... Salam, Maryanto. -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 03, 2003 11:21 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Membeli data geology / perminyakan Indonesia di Amerika Kalau melihat gejala serta trend global saat ini, rasanya sulit mempertahankan policy closed file. Keterbukaan selalu saja dituntut dimana saja. Nah kalau mau melihat secara strategis (jangka panjang) barangkali policynya yg musti 'mengikuti' perkembangan jaman (sebelum jauuh ketinggalan). Rasanya tidak mungkin mempertahankan kebijakan file tertutup lagi utk data-data dasar ini. Bahkan data 'secret'nya CIA saja sudah banyak yg dibuka setelah sekian tahun. Kecuali kita punya power lain untuk menjaga kebijakan ini. Kebijakan tertutup closed file policy ini mungkin diberlakukan utk jangka waktu tertentu saja (1-2 tahun) tentunya berbeda tergantung jenis datanya (wel log berbeda dengan seismic dll). Setelah itu data ini menjadi terbuka tetapi masih dikelola Negara (cq migas). Dan nantinya setelah sekian tahun (5-10 tahun menjadi public domain (??). Utk saat ini mungkin Migas ( an. negara) dapat menayakan (menegur) pihak universitas tsb ttg data yg dimilikinya dan kalau bisa utk tidak menyebarkan data tsb sehubungan dengan kebijakan Indonesia. Tapi aku ya ndak yakin akan diperhatikan oleh uni tsb (Utah) :( Solusi yg mudah ya skalian ajah dibuat terbuka .. ka ... -- open policy. ?? tertutup hanya utk 2 tahun saja) ... Emang sepertinya data sebagai nilai proprietary menjadi tak berharga. Namun barangkali dengan cara ini para penjual pasar gelap malah jadi ndak bisa mendapatkan untung (sukur-sukur malah banyak yg tahu dan tertarik dengan Indonesia :). Dan seandainya toh data tersebut dianalisa dan diketahui isinya ... mungkin hasil olah pikir ini yg mempunyai nilai dan dapat dijual belikan sebagai sebuah hasil kajiannya ... sdangkan nantinya barangkali bentuk investasi yg masuk ke Indonesia sudah bukan lagi urusan pengadaan data tapi bener-bener usaha
[iagi-net-l] IAGI-HAGI JCJ2003 COURSE CANCELATION
Dear IAGI-HAGI Distinguished Members, We apologize that due to complications beyond our control, we have to cancel one of our planned course: REGIONAL TO RESERVOIR SCALE, STRUCTURAL STYLES IN RIFTS AND DELTAS, to be given by Dr. Christopher K. Morley, on December 08-10, 2003 at Le Meridien Hotel, Jakarta. All of the advance payment regarding the course will be returned immediately after we receive the bank note. Thank you for your cooperation. Best regards, Bob Wikan H. Adibrata IAGI-HAGI JCJ 2003 Course Section