Re: [iagi-net-l] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina diBlok Cepu

2005-08-12 Terurut Topik Awang Satyana
Di wilayah Jawa Timur onshore, dengan play yang sama, (Kujung/Prupuh/Mudi 
target), Exxon mengajukan sumur dengan anggaran sekitar 775-825 US$/ft; 
Pertamina sekitar 300-400 US$/ft, JOB Pertamina-Petrochina Tuban sekitar 
375-450 US$/ft; Lundin Blora sekitar 450-550 US$/ft, Lapindo Brantas sekitar 
550-650 US$/ft. Masih Exxon yang paling tinggi kan ? Tepatnya, lebih daripada 
dua kali anggaran usulan Pertamina.
 
Adalah menjadi tugas BPMIGAS untuk memotong anggaran2 itu sampai batas 
kewajaran. Belum lama ini, saya memotong sekitar 15 juta US$ anggaran tiga 
sumur di Indonesia Timur yang diajukan terlalu tinggi oleh operatornya. 
 
Kelak, anggaran2 itu akan ditagihkan ke Negara sebagai cost recovery. Bagaimana 
halnya kalau tidak kita turunkan dari awal  ? Tentu saja pendapatan Negara akan 
berkurang. 
 
Terus-terang saja, banyak kontraktor yang royal dan hambur, dengan satu pikiran 
saja : toh di-cost recovery ini. Hm...jangan menganggap itu selalu mudah.
 
Terus-terang juga,  Jeruk-1  Jeruk-2 di Selat Madura termasuk paling hebat 
discoverynya sejak 2000 ini di Indonesia, tetapi manisnya Jeruk ini menjadi 
asam oleh biayanya yang memegang record sumur termahal di Indonesia karena 
problem mekanisnya. Kelak, Jeruk ini akan meninggalkan bom waktu berupa sunk 
cost yang sangat besar.
 
Masih banyak contoh yang lain, hanya mengemukakan : di satu pihak BPMIGAS 
berperan sebagai partner, di lain pihak menjadi pengontrol yang harus ketat. 
 
Saya berharap para tenaga nasional di oil company asing dapat berperan juga 
sebagai pengawas pihak asingnya, sebab saya temukan banyak pihak asing 
berpendirian kalau bisa ditimpakan ke Indonesia maka timpakan saja ke 
Indonesia (!)
 
Nah, BPMIGAS tak mungkin mengontrol sampai ke mikro-detail bukan ? Maka saya 
berharap tenaga nasional di oil company asing sekaligus menjadi pengingat atau 
pengawas juga. Kadang2 saya dapat juga masukan dari tenaga2 nasional ini yang 
langsung disampaikan kepada saya, nah..ini bisa jadi amunisi saya untuk 
perang anggaran dengan pihak asing mereka. 
 
Kalau kita tidak jeli, maka kita bisa larut tanpa sadar bahwa kita sebenarnya 
tengah terlibat dalam tindakan yang sedang merugikan Indonesia.
 
salam,
awang

Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote:
Hmm, kalau aku koq sedikit worry ya...mungkin ini
pre-judicemudah-mudahan tidak beralasan.
Misalnya, JV tersebut akan mengebor dengan biaya sekian..sekian...
Nah karena partner-nya ndak punya duit, mereka akan bilang,...uupss,
nice plan, tapi kita sekarang lagi bokek nih...bisa talangin kita-kita
dulu ndak?
Lha si operator bisa saja menjawab, guys, ini proyek mahal...jadi
ente-ente musti kudu punya duit donkkalau ente bilang kagak punya
duit sekarang, ya udah, gue bisa anggep ente-ente pada kagak mau
sharing risk, jadi, gue akan sole risk dah...ente-ente kan ude pada
tau kan artinya sole risk? hasilnya bakalan gue embat sendiri..
Atau bisa juga, OK, gue bayarin dulu, ntar dipotong dari share ente-ente
deh...
Lha kalau begitu, maka akan terjadi share dilution donk.
Nah ???
BSM

Buat pak Awang,
Mungkin bisa me-release estimasi drilling cost dari operator disekitar
blok tersebut untuk similar play? Sesama di onshore aja dah. Porong-1?
Kembang Baru? Grigis Barat? Kedungtuban? Sukowati-nya Petrochina?
Ntar dibandingin dengan proposal beliau ini?
Apakah pemerintah aware terhadap hal yang satu ini? Kalau belum, duh,
saying donk...

-Original Message-
From: Batara Sakti Simanjuntak [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, August 10, 2005 4:44 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina
diBlok Cepu

Pemerintah (pusat) memberi Pertamina 45 %, dan Pemda (beberapa)
Kabupaten 
10%, sedang Exxon juga 45%, lalu ketiganya mesti membentuk perusahaan
baru, 
sehingga tak ada yang berfungsi sebagai mayoritas. Ini naif sekali. Lalu

siapa yang memegang operatorship ?, logikanya perusahaan baru tsb. Siapa

yang secara ril akan menyediakan dana di perusahaan baru tsb ?... Pemda
toh 
tak kan punya dana, Pertamina pun sedang kesulitan...jadi Exxon akan 
mendominasi ???

Kalau Pertamina dan Pemda sama-sama berkehendak menyatukan kekuatan
sahamnya 
sehingga menjadi mayoritas bersama boleh kan ?. Kalau pikirannya
sama-sama 
soal kebangsaan (dalam jangka panjang, seperti pandangan pak Kwik) tidak

dapatkah Pertamina  Pemda saling menyatukan diri ?. Gimana caranya 
Pertamina mendekati dan merayu Pemda ?



-Original Message-
From: Awang Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wed, 10 Aug 2005 02:17:39 -0700 (PDT)
Subject: Re: [iagi-net-l] [FW] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina
di 
Blok Cepu

 Paling juga karena dapat tekanan Paman Sam. Nanti juga di badan
 pengelola baru Cepu bentukan Exxon, Pertamina, Pemda, hendaknya
 Indonesia (Pertamina + Pemda) berdaya kuat. Harus siap menolak dan
 memotong biaya-biaya supertinggi yang biasa diajukan Exxon. Di blok2
 lain di mana Pertamina memegang participating interests hendaknya juga
 berdaya kuat 

Re: [iagi-net-l] Delta Conference January 2006

2005-08-12 Terurut Topik Awang Satyana
Benar Abah, asal papernya layak secara teknis, layak dipresentasikan di forum 
internasional, dan memberikan keuntungan buat company terkait.
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:


Salam geologi,

Ayo rame rame kirim makalah , terutama dari PT dan Lembaga2
jangan takut klalau diterima pasti
banyak yang mau bantu cariin ongkosnya.
Bene ndak pak Awang ?

YRS




__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Pemerintah Menolak Permintaan Pertamina diBlok Cepu

2005-08-12 Terurut Topik Paulus Tangke Allo
tapi nanti pekerja nasional ini akan jadi sandwich.
di satu sisi digencet dari kumpeni supaya anggarannya bisa gol.
di sisi lain, bpmigas menginginkan adanya pengurangan biaya sampai
tingkat yg wajar.

jadi serba salah


--pta


On 12/08/05, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Di wilayah Jawa Timur onshore, dengan play yang sama, (Kujung/Prupuh/Mudi 
 target), Exxon mengajukan sumur dengan anggaran sekitar 775-825 US$/ft; 
 Pertamina sekitar 300-400 US$/ft, JOB Pertamina-Petrochina Tuban sekitar 
 375-450 US$/ft; Lundin Blora sekitar 450-550 US$/ft, Lapindo Brantas sekitar 
 550-650 US$/ft. Masih Exxon yang paling tinggi kan ? Tepatnya, lebih daripada 
 dua kali anggaran usulan Pertamina.
 
 Adalah menjadi tugas BPMIGAS untuk memotong anggaran2 itu sampai batas 
 kewajaran. Belum lama ini, saya memotong sekitar 15 juta US$ anggaran tiga 
 sumur di Indonesia Timur yang diajukan terlalu tinggi oleh operatornya.

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] test

2005-08-12 Terurut Topik bahesf
salam iagi.