Pak Prajuto dan rekan-rekan anggota milis,

Bila saya tumpangtindihkan antara peta-peta terbaru cekungan sedimen Indonesia 
produk Lemigas (2008), BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI (2008), dan Badan Geologi (2009), 
serta mengacu kepada peta cekungan sedimen yang selama ini kita gunakan 
(klasifikasi 60 cekungan sedimen produk IAGI -1985); maka secara kasar boleh 
saya sebutkan variasi produk-produk terbaru itu terhadap produk IAGI 1985.

Peta cekungan Lemigas (2008) bervariasi 11 %  terhadap peta cekungan IAGI 
(1985), peta cekungan BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI (2008) bervariasi 43 % terhadap 
peta cekungan IAGI (1985), dan peta cekungan Badan Geologi (2009) bervariasi 
113 % terhadap peta cekungan IAGI (1985). Maka, mudah ditebak bahwa semakin 
tinggi variasinya dari peta cekungan IAGI (1985) maka semakin besar 
perbedaannya. Variasi peta cekungan Badan Geologi terhadap peta cekungan 
BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI adalah 49 %.

Lemigas (2008) – klasifikasi 63 cekungan- membuang Pembuang Basin, tetapi 
menggabungkannya dengan Barito Basin (sebenarnya ini lebih positif sebab 
Pembuang Basin yang semula sebagai cekungan belum pernah dibor -sumur 
eksplorasi modern- tiba-tiba lompat statusnya menjadi cekungan produksi –apakah 
ini boleh dilakukan, menurut hemat saya tidak), Pembuang jangan dibuang dan 
biarkan saja tetap di peta mewakili dirinya sendiri. Lalu Muara Basin yang 
semula sub-basin Tarakan di sebelah tenggara mendapatkan status sebagai basin 
tersendiri. Asem-Asem Basin dibagi dua menjadi Asem-Asem Basin (sensu stricto) 
dan Pasir Basin. Lalu ada dua cekungan baru : Minahasa (forearc luar di utara 
Celebes Basin) dan Ombilin Basin.

BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI (2008) – klasifikasi 86 cekungan- merevisi klasifikasi 
IAGI (1985). Dalam petanya sebenarnya cekungan yang telah dikenal : 64 
cekungan, kemudian 22 cekungan lagi berasal dari depresi yang memiliki 
kemungkinan sebagai cekungan. Dari 86 cekungan itu 55 Cekungan (64%) memiliki 
data yang baik dan sisanya (36%) tidak/belum didukung oleh data yang cukup 
terutama untuk cekungan-cekungan yang muncul sebagai depresi pada anomali 
gravitasi atau batimetri. Cekungan yang merupakan hasil definisi ulang batas 
cekungan sebelumnya : Mentawai, Nias, Ujungkulon, Jawa Tengah Utara,  Bogor, 
Jawa Barat Selatan, Jawa Timur Selatan, Vera, Pasir, Berau, Banda, Meervlakte, 
Memberamo, Teer, Iwur. Cekungan yang baru ditemukan : Pendalian, Ombilin, 
Bangka Barat, Bangka, Natuna Selatan, Banyumas, Kendilo, Kalosi, Sangihe, 
Cendrawasih, Wetar, Selat Sunda, Celebes, Arafura, Sengkang Barat, Laut Timor, 
Sumba.

Badan Geologi (2009) membuat variasi yang besar. Sebagai contoh, yang 
dilakukannya atas cekungan-cekungan forearc di sebelah barat Sumatra. Wilayah 
ini dijadikan satu ”cekungan” saja oleh van Bemmelen (1949) sebagai West 
Sumatra Belt, menjadi tiga cekungan tanpa nama spesifik tetapi sebagai 
Northwest Sumatra Offshore Basins oleh Koesoemadinata dan Pulunggono (1971), 
kembali menjadi satu cekungan sebagai Sumatra Outer Arc oleh Fletcher dan 
Soeparjadi (1976), menjadi dua cekungan yaitu Sibolga dan Bengkulu oleh IAGI 
(1980), IAGI (1985), dan Lemigas (2008), kemudian direvisi menjadi empat 
cekungan oleh BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI yaitu Sibolga, Nias, Mentawai, Bengkulu, 
dan menjadi 10 cekungan oleh Badan Geologi (2009) yaitu : Sibolga, Simeuleu, 
Simelucut, Nias, Telo (tentu bukan singkong telo, tetapi ini nama pulau di 
selatan Nias), Siberut, Wunga, Mentawai, Enggano, dan Bengkulu. Klasifikasi 
Badan Geologi ini mengelompokkan cekungan menjadi tiga umur :
 Tersier, pra-Tersier, dan Tersier – pra- Tersier. Yang murni pra-Tersier ada 
lima cekungan : Nangapinoh, Embaluh Utara, Embaluh Selatan (ketiganya di 
Kalimantan Barat), Kendari, dan Banggai Selatan. Yang tumpang-tindih Tersier – 
pra-Tersier ada di Indonesia Timur (paparan barat-laut Australia sampai Papua 
dan sekitarnya), seperti juga klasifikasi BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI (2008). Karena 
ada 128, tentu banyak nama baru, tetapi rekan-rekan yang biasa bermain dengan 
regional Indonesia pasti tak akan asing dengan nama-nama itu (sepatutnyalah 
kita mengenal seluruh nama geografi Indonesia). Dalam klasifikasi Badan Geologi 
ini didelineasi cekungan baru yang namanya dekat dengan kita, misalnya : 
Cekungan Jakarta (ini bukan cekungan geohidrologi), Cekungan Kebumen-Bantul, 
Cekungan Serayu (lebih cocok disebut Serayu Utara), atau Cekungan Wonosari.

Meskipun pemetaan-pemetaan cekungan ini menimbulkan kontroversi karena variasi 
satu dengan yang lainnya yang besar (11-113 % variasi terhadap klasifikasi 
klasik IAGI-1985), sebaiknya kita melihat kreativitas dan semangat tim penyusun 
cekungan ini. Masyarakat geosains dan praktisi migas tak perlu bingung, saya 
yakin, mereka pun tak akan bingung. Masalah benar atau tidaknya kita bisa cek 
dan perdebatkan. Ketiga klasifikasi ini punya kekuatan dan kelemahannya 
sendiri. 

Lemigas dan BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI mengundang beberapa narasumber dalam studi 
cekungan ini, misalnya  Prof. Koesoemadinata, Dr. Hermes Panggabean, saya juga 
termasuk di antara narasumber. Oleh Badan Geologi, saya juga tak jarang 
diundang memberikan presentasi tentang aspek2 terkait geomigas. Tetapi, bahwa 
akhirnya Lemigas, BPMIGAS-LAPI ITB-IAGI, Badan Geologi menghasilkan produk 
jumlah cekungan yang berlainan satu dengan yang lain, tentu hak masing-masing 
institusi, yang tak harus sesuai dengan pendapat para narasumber. 

Sebuah kontroversi akan selalu lebih baik daripada stagnasi. Kontroversi 
melahirkan perdebatan, perdebatan melahirkan perkembangan ilmu pengetahuan. 
Stagnasi tak melahirkan apa-apa.

Salam,
awang


--- On Wed, 5/20/09, Prajuto <praj...@medcoenergi.com> wrote:

> From: Prajuto <praj...@medcoenergi.com>
> Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah 
> Dobel Jadi 128 Buah
> To: "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" <fo...@hagi.or.id>
> Date: Wednesday, May 20, 2009, 6:38 AM
> Pak Awang,
> 
> Kalau di "merge overlay" beberapa cekungan tersebut apakah
> memang ada perbedaan yang signifikan, yang betul-betul baru?
> Artinya apakah memang ada cekungan baru diluar 63 versi
> Lemigas dan 86 versi BPMIGAS dibanding 128 versi Badan
> Geologi.
> 
> Jangan-2 data gravitasi tersebut (+ data-2 lainnya) jika
> dianalisa ulang bisa dapat lebih dari 128 cekungan. Siapa
> tahu, namanya juga innovasi.....
> 
> Salam,
> 
> Pjt
> 
> -----Original Message-----
> From: forum-boun...@hagi.or.id
> [mailto:forum-boun...@hagi.or.id]
> On Behalf Of Awang Satyana
> Sent: Tuesday, May 19, 2009 4:30 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id;
> Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
> Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Jumlah Cekungan
> Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
> 
> 
> Saya baru kembali dari undangan sebagai salah satu
> pembicara di Lokakarya Badan Geologi di Gedung Sekjen
> Departemen ESDM tentang Cekungan Sedimen Indonesia.
> Lokakarya ini tujuan utamanya adalah ingin mengumumkan hasil
> pekerjaan Badan Geologi selama hampir enam bulan terakhir
> tentang delineasi cekungan-cekungan sedimen di Indonesia
> berdasarkan data gayaberat.
> 
> Mengapa Badan Geologi membuat peta cekungan sedimen
> sendiri, bukankah Lemigas (2008) dan BPMIGAS (2008) baru
> saja mengeluarkan dan mengumumkan peta cekungannya ? Karena,
> Badan Geologi telah menyelesaikan pemetaan geologi regional
> dan gayaberat regional seluruh Indonesia. Data ini sayang
> bila dibiarkan saja; kemudian diaplikasikanlah untuk
> kepentingan pemetaan cekungan sedimen.
> 
> Mengapa Lemigas-BPMIGAS-Badan Geologi tidak saling bekerja
> sama membuat peta cekungan sedimen dengan dukungan data yang
> kuat dan bervariasi dari berbagai instansi ? Di sini mungkin
> ada masalah koordinasi. Menurut seorang teman dari LAPI-ITB
> yang bekerja sama dengan BPMIGAS saat memetakan cekungan,
> LAPI-ITB telah berkoordinasi dengan Lemigas tentang pemetaan
> cekungan yang sedang dilakukan BPMIGAS, juga BPMIGAS-LAPI
> ITB telah menggunakan data gayaberat tahun 2000 dari P3G
> (sekarang PSG, di bawah Badan Geologi). Kalau sudah
> koordinasi, kok hasilnya berbeda antara Lemigas, BPMIGAS,
> dan Badan Geologi, dan masing2 mengeluarkan versinya sendiri
> ? Lemigas keluar dengan 63 cekungan, BPMIGAS keluar dengan
> 86 cekungan, dan kini Badan Geologi keluar dengan 128
> cekungan sedimen.
> 
> Meskipun tadi Pak Menteri ESDM diminta membubuhkan tanda
> tangan  pada peta 128 cekungan sedimen hasil Badan
> Geologi, dan Pak Purnomo dalam sambutannya mengatakan bahwa
> para pejabat di lingkungan ESDM mesti mengganti kata-kata 60
> cekungan menjadi 128 cekungan saat menyampaikan sambutan,
> mestinya itu jangan ditafsirkan menjadi semacam legalisasi
> atas peta cekungan sedimen Badan Geologi. Mengapa ? Sebab,
> pemetaan cekungan sedimen Badan Geologi baru langkah awal.
> Pekerjaan selanjutnya adalah berhubungan dengan PND untuk
> memeriksa data migas di setiap cekungan seperti ketebalan
> sedimen dll. Juga, peta cekungan yang berdasarkan data
> gayaberat ini masih banyak mendapatkan kritik dan saran.
> 
> Lalu, dalam minggu-minggu ke depan ada pula rencana
> BPMIGAS-Badan Geologi-Lemigas akan duduk bersama tentang
> pemetaan cekungan ini. Pak Sukhyar, Kepala Badan Geologi,
> tadi ngobrol dengan saya dan mengatakan, memang ini semacam
> ekspose pertama, yang mungkin mengagetkan dengan 128
> cekungan baru; supaya mendapat perhatian dari instansi
> terkait dan kalangan industri.
> 
> Saya ringkaskan sedikit jalannya Lokakarya tadi. Ada lima
> pembicara : (1) Pak Imam Sobari (Badan Geologi), (2) Pak
> Syaiful Bachri (Badan Geologi), (3) Pak Nazhar Buyung (Badan
> Geologi), (4) Pak R.P. Koesoemadinata (Prof Em. ITB), (5)
> Awang Satyana (BPMIGAS).
> 
> Pak Sobari mempresentasikan hal berjudul "Delineasi
> Cekungan Sedimen di Indonesia Berdasarkan Anomali Gaya
> Berat". Data anomali Bouguer di darat dan free-air di laut
> digunakan sebagai data dasar delineasi cekungan. Ciri
> cekungan berdasarkan data gayaberat : pola kontur tertutup,
> menurun ke arah pusat, terdapat perbedaan rapat massa antara
> sedimen Tersier, pra-Tersier, basement kerak atas dan
> basement kerak bawah. Dengan cara ini ditemukan dan
> didefinisi ulang menjadi total 128 cekungan.
> 
> Pak Syaiful mempresentasikan hal berjudul, "Penyusunan
> atlas Cekungan Sedimen Indonesia Berdasarkan Data Gaya Berat
> dan Geologi. Peta geologi permukaan seluruh Indonesia,
> terutama tinggian2 basement/meta-sedimen dipakai sebagai
> batas cekungan. Atlas atas 128 cekungan akan dibuat
> menggunakan berbagai data geologi regional, gayaberat,
> stratigrafi, remote sensing. Juga pencarian data ke instansi
> lain akan dilakukan untuk menyusun atlas ini, misalnya
> BPMIGAS, Lemigas, PND. Jumlah cekungan 128 (darat 51, laut
> 77, Tersier 85, pra-Tersier 6, Tersier-pra-Tersier 37).
> 
> Pak Nazhar mempresentasikan hal berjudul, "Hubungan antara
> Zone-Zone Gaya Berat dengan Struktur Geologi Dominan di
> Indonesia. Trend-trend anomali Bouguer/free air di Indonesia
> dibagi-bagi, kisarannya antara -150 mGal s.d. +320 mGal.
> Trend yang menunjukkan cekungan sedimen berada pada 0-+ 60
> mGal, sedangkan cekungan yang produktif dan potensial ada
> pada kisaran +20 s.d. +40 mGal. Gejala-gejala tektonik
> regional umumnya berhubungan dengan anomali negatif antara
> -150 s.d 0 mGal.
> 
> Pak Koesoema membahas hal tentang "Konsep Cekungan".
> Dibahas secara back to basic apakah yang dimaksud dengan
> cekungan itu. Hati-hati membedakan cekungan fisiografik,
> cekungan struktural, cekungan sedimen, cekungan minyak. Pak
> Koesoema mendefinisikan cekungan sedimen sebagai : bagian
> kerak Bumi tempat lapisan sedimen diendapkan lebih tebal
> secara signifikan dibandingkan sekelilingnya". Dibahas juga
> bagaimana kebingungan yang terjadi dalam delineasi cekungan
> sebab akan ditentukan oleh berapa cut-off kontur isopach
> yang dipakai. Ditampilkan beberapa kasus delineasi cekungan
> sedimen di Indonesia yang berbeda-beda. Terakhir dibahas
> klasifikasi cekungan berdasarkan tektonik.
> 
> Awang membahas hal berjudul, "Pemanfaatan Informasi
> Cekungan Indonesia dalam Lingkup Bidang Energi". Di awal
> presentasi dibahas variasi klasifikasi cekungan sedimen
> Indonesia yang pernah terjadi, baik dari Koesoemadinata dan
> Pulunggono (1971) untuk Indonesia Barat, Hamilton (1974)
> yang tak menunjukkan batas cekungan tetapi hanya kontur
> isopach, Fletcher-Soeparjadi (1976) klasifikasi 28 cekungan,
> IAGI (1980) : 40 cekungan, IAGI (1985) 60 cekungan,
> Pertamina-Beicip (1992) : 66 cekungan, Lemigas (2008) : 63
> cekungan dan BPMIGAS (2008) : 86 cekungan. Kemudian dibahas
> status eksplorasi-produksi migas cekungan-cekungan di
> Indonesia. Menekankan bahwa produksi migas menurun terus
> dalam lima tahun terakhir dan cadangan migas Indonesia tak
> pernah naik signifikan. Intinya karena cekungan-cekungan
> yang dikerjakan yang itu-itu saja (16 cekungan produksi).
> Terakhir disampaikan jenis-jenis informasi apa dari cekungan
> yang dibutuhkan kalangan industri migas untuk
>  eksplorasi dan produksi.
> 
> Sesi Tanya-Jawab yang sempat saya catat :
> 
> Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama P3G) : tak ada
> yang namanya cekungan pra-Tersier itu sebab semua batuan
> pra-Tersier di Indonesia adalah alokton.
> 
> Setiabudi-EMP : bagaimana pengusahaan CBM/GMB (gas metana
> batubara) di Indonesia sebab  beberapa cekungan migas
> pun menjadi cekungan-cekungan CBM.
> 
> Nachrowi-PPT Migas : dalaman Kendeng yang anomali
> negatifnya tinggi, mengapa jalur kaya minyak padahal jalur
> anomali negatif umumnya seperti palung.
> 
> Wawan Gunawan-ITB : harusnya bukan anomali Bouguer yang
> dipakai untuk pemetaan ini, tetapi anomali sisa; juga angka
> rapat massa mestinya tak satu angka untuk setiap jenis
> batuan, tetapi bervariasi.
> 
> Sigit Prabowo-Marathon : bagaimana status data 44 cekungan
> yang non-produktif (klasifikasi 60 cekungan).
> 
> Terakhir, Pak Koesoemadinata diminta memberikan komentar
> tentang pemetaan cekungan ini. Menurut Pak Koesoema,
> boleh-boleh saja setiap institusi mengeluarkan cekungan
> menurut versinya masing-masing, itu lebih untuk kepentingan
> strategis misalnya mengundang investor; tetapi yang namanya
> mendelineasi cekungan itu bukan hal mudah sebab sangat
> relatif bergantung kepada metode yang dipakai. Biar saja
> data gayaberat yang lengkap ini dibuka ke publik (user) dan
> biar saja mereka yang mendelinesinya. Perusahaan2 minyak
> besar punya research center-nya sendiri yang mengeluarkan
> pemetaan basin menurut pendapatnya sendiri -tak akan
> terpengaruh oleh pemetaan cekungan-cekungan yang dilakukan
> akhir2 ini.
> 
> Pada awal presentasi, Pak Koesoema berpendapat kok sekarang
> menjadi trend memetakan cekungan-cekungan itu, dan terjadi
> proliferasi, bertambah banyak, seperti pemekaran wilayah
> kabupaten saja....
> 
> Demikian sedikit laporan pengamatan saya.
> 
> Untuk Pak Rovicky, sayang sekali peta 128 cekungan sedimen
> Badan Geologi (128) hanya ada cetakan hitam putihnya di
> kertas yang dibagikan. Poster besarnya ada di tempel di
> ruangan, sayang juga tak ada digitalnya di bahan presentasi
> yang saya copy, belum boleh dipublikasi barangkali....? Saya
> sedang mengusahakannya meminta kepada Panitia Lokakarya.
> 
> salam,
> awang
> 
> 
> 
> --- On Tue, 5/19/09, Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
> wrote:
> 
> > From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
> > Subject: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI
> Tambah Dobel Jadi 128 Buah
> > To: "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>,
> "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>
> > Date: Tuesday, May 19, 2009, 1:32 PM
> > Dimana bisa mendapatan informasi ini
> > ?
> >
> > RDP
> > ==============================
> > 19/05/2009 09:35 WIB
> > Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
> >
> > detikFinance
> >
> > Jakarta- Jumlah cekungan di Indonesia bertambah dua
> kali
> > lipat.
> > Jika di tahun 2006 hanya sebanyak 60 buah cekungan
> geologi
> > saat ini diketahui
> > jumlahnya sudah mencapai 128 buah.
> >
> > "Saya selalu sampaikan kalau jumlah cekungan di
> Indonesia
> > sekitar 60 buah,
> > tapi mulai pagi ini angka magic itu sudah berubah,"
> kata
> > Menteri ESDM
> > Purnomo Yusgiantoro dalam sambutannya pada Lokakarya
> > Cekungan Sendimen
> > Indonesia,
> > di Gedung ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta,
> > Selasa (19/5/2009).
> >
> > Purnomo menjelaskan berdasarkan hasil penelitian
> Badan
> > Geologi Departemen
> > dilaporkan, saat ini jumlah cekungan sendimen di
> Indonesia
> > sudah
> > bertambah menjadi
> > 128 buah.
> >
> > "Jadi nanti para Dirjen ataupun menteri yang baru
> jangan
> > lupa kalau
> > sekarang jumlah cekungan kita bukan 60 lagi tapi sudah
> 128
> > buah,"
> > jelasnya.
> >
> > Menurut Purnomo, pihaknya nanti akan membuat atlas
> cekungan
> > sendimen yang bisa
> > digunakan untuk membantu kegiatan ekplorasi produksi
> dan
> > kegiatan perminyakan
> > lainnya. "Ini akan bantu untuk temukan
> cadangan-cadangan
> > migas yang
> > baru," ungkapnya.
> >
> > Sementara itu, Kepala Badan Geologi, R Sukyar
> menyatakan
> > penemuan tersebut
> > dapat menjadi target eksplorasi bagi para pelaku usaha
> di
> > bidang energi.
> >
> > "Bagi pengembang ini akan menjadi informasi baru yang
> akan
> > menjadi
> > target-target ekplorasi di masa yang datang,"ungkap
> > Sukyar.
> >
> > Sebelumnya data ditjen migas mencatat jumlah cekungan
> > hidrokarbon di Indonesia
> > sampai akhir tahun 2006 berjumlah 60 cekungan, dengan
> > perincian: 16 cekungan
> > sudah berproduksi: 8 cekungan terbukti mengandung
> > hidrokarbon tetapi belum
> > berproduksi: 14 cekungan sudah dibor tapi belum
> menemukan
> > hidrokarbon: dan
> > sisanya 22 cekungan masih belum dilakukan pemboran
> > eksplorasi.
> > --
> > http://rovicky.wordpress.com/2009/05/15/pak-boediono-diperlukan-dimana/
> >
> >
> --------------------------------------------------------------------------------
> > PP-IAGI 2008-2011:
> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> > biro...
> >
> --------------------------------------------------------------------------------
> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> > 13-14 Oktober 2009
> >
> -----------------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to:
> > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
> > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
> to
> > information posted on its mailing lists, whether
> posted by
> > IAGI or others. In no event shall IAGI and its members
> be
> > liable for any, including but not limited to direct
> or
> > indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> > resulting from loss of use, data or profits, arising
> out of
> > or in connection with the use of any information
> posted on
> > IAGI mailing list.
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> >
> >
> 
> 
> 
> 
> ______________________________________________
> The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
> fo...@hagi.or.id
> | www.hagi.or.id
> * PIT HAGI ke 34, 8-13 November 2009, Yogyakarta
> * Kunjungi http://pit34hagi.web.id/ untuk info lebih lanjut
> 
> This e-mail and any information contained are confidential
> and legally privileged.  It is intended solely for the
> use of the individual or entity to whom it is addressed and
> others authorized to receive it.  If you are not the
> intended recipient, you are hereby notified that any
> disclosure, copying, distribution or taking any action in
> reliance on the contents of this e-mail is strictly
> prohibited and may be unlawful.  If you have received
> this e-mail in error, please notify us immediately by
> responding to this e-mail or by telephone MedcoEnergi IS
> Division Helpdesk on +62 21 83991234 then delete this email
> including any attachment(s) from your system. 
> MedcoEnergi does not accept liability for damage caused by
> any of the foregoing.  This e-mail is from PT
> MedcoEnergi Internasional Tbk and Subsidiaries, having
> Registered Address at Graha Niaga Level 16, Jakarta,
> Indonesia.
> 
> ______________________________________________
> The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
> fo...@hagi.or.id
> | www.hagi.or.id
> * PIT HAGI ke 34, 8-13 November 2009, Yogyakarta
> * Kunjungi http://pit34hagi.web.id/ untuk info lebih lanjut
> 




--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke