Robby, Terima kasih input-inputnya. Ya saya pernah membaca publikasi2 keluaran SE Asia Research Group (Hall, Nichols, Malaihollo, dkk.) untuk Halmahera juga unpublished reports dari oil companies yang pernah mengevaluasi Weda Basin (a.l. Enterprise, Premier, Santa Fe) juga operatornya sekarang. Berikut beberapa komentar saya.
1,3,4 Tidak semua setuju bahwa Obi dan Bacan adalah detached micro-continents dari Australia atau katakanlah Kepala Burung yang di-emplacement ke tempatnya yang sekarang oleh Sorong Fault. Batuan2 granitik seperti di Obi-Bacan bisa dibentuk lokal dalam sistem island-arc. Misalnya assemblage plagiogranit yang secara petrokimia dan mineralogi berbeda dengan batuan2 leucocratic yang terbentuk di lingkungan benua. Bacan lebih lagi menunjukkan karakter batuan yang subduction-related. Sibela continental suite-nya harus jelas dulu dating absolutnya (belum ada data sampai saat ini, baru sekedar interpretasi di Malaihollo dan Hall, 1996 itu) dan apakah Australian-related (bisa dilihat dari crossplot isotop Pb dan Nd, data yang ada dari Vroon et al. 1996 terkontaminasi volkanik jadi tidak valid). Hanya posisi Obi-Bacan saja yang terletak di antara splay Sorong Fault sehingga sangat menggiring ke interpretasi bahwa ini detached continental crust dari Australia, tetapi dimensinya bisa m eragukan. 2 Banggai Sula kelihatannya tidak diragukan bahwa ini detached continental crust yang di-docking ke Sulawesi Timur oleh Sorong Fault. Tomori Basins di depannya bisa saja merupakan kembaran dari Salawati yang pernah ditulis Charlton (1996). Dan sekuen benua di sini memang sangat lengkap dan sangat mirip dengan sekuen benua di utara Australia continent termasuk sedimen Tersiernya. Plotting data isotop Pb dan Nd-nya pun decisive bahwa ini Australian-origin. 5 Ofiolit di Lengan TL dan Tenggara terimbrikasi dengan sedimen laut dalam berumur Mesozoikum, ini akan berimplikasi kepada umur emplacement ofiolit dan keberadaan “landmass” yang selama ini diduga ada oleh oil companies yang pernah mengevaluasi daerah ini. 6,7,8,9 “Landmass” sangat disukai keberadaannya oleh oil companies yang pernah mengevaluasi dan bekerja di sini. Kenapa, tentu saja mereka membayangkan seperti Sundaland yang dikelilingi oleh prolific basins dari NSB, CSB, SSB, Sunda, NW Jawa, NE Jawa, Barito, dan Kutei. Apa landmass di Indonesia Timur ? Tentu saja Sahul land yang ujung utaranya mendasari Salawati Basin (karena itu Salawati Basin layak saja kita sebut foreland basin). Mari kita lihat apakah ada Landmass di sekitar Weda Basin. Ophiolite province menyusun busur timur Halmahera termasuk Gebe, Gag, dan Waigeo ke tenggaranya. Tidak ada continental crust di utara Sorong Fault pada saat ini (kecuali Bacan bisa juga kalau semua data yang diperlukan seperti di atas confirmed). Dulu ada, yaitu massa Banggai Sula yang telah tertransfer sekarang ke timur Sulawesi. Sedimentasi Kais secara regional di Salawati Basin memang mengharuskan ada massa daratan di utara Sorong Fault pada Paleogen-Miosen Tengah. Sejak tertransfer ke barat, tak ada lagi landmass di utara Sorong Fault. Ophiolite province di timur Halmahera adalah massa obducted dari Phillipine Sea Plate terhadap island arc Halmahera Arc yang terbentuk sejak 11.5 Ma. Artinya, umur emplacement ofiolit post 11.5 Ma. Berarti pula, kalau gerak utama Sorong Fault di batas Mio-Plio (6-5 Ma), maka di sekitar Weda Basin sudah oceanic crust yang obducted. Tak ada landmass. Ada landmass Banggai-Sula, tetapi ia sudah bergerak ke barat. Yang penting sekarang, adalah mencermati rekonstruksi tektonik palinspastic mengembalikan Banggai-Sula ke tempat di utara Salawati dan bagaimana posisi relatif Weda Basin saat itu. Salam, Awang mrobby <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Pak Awang, saya pernah membaca juga laporan sebuah company perihal kondisi Halmahera Basin (dan weda basin) dan sekitarnya (mungkin bapak juga pernah membacanya), berikut beberapa point yang saya anggap cukup penting: 1. Beberapa kerak yang terpisah dari Lempeng Australia akibat terjadinya sesar Sorong adalah : Banggai Sula (termasuk Basin Tomri), dan Obi. Sedangkan menurut Malaihollo dan Hall (1996), Bacan juga merupakan bagian dari Lempeng Australia. 2. Pada Banggai Sula, memiliki rentang sekuen stratigrafi pada umur Paleozoikum hingga kuarter. Terdapat kemiripan deskripsi pada litologi basement di kepala burung (Garrard et al, 1988), yang berumur sekitar Trias. 3. Namun pada pulau Obi, ciri yang terlihat sebagian besar menunjukkan ciri bahwa pulau tersebut tersusun atas batuan lempeng Samudra, walaupun di selatannya juga terdapat endapan dari kerak benua. Tetapi di Utaranya terdapat Pulau tapas yang tersusun atas batuan metamorf yang identik dengan kerak Benua Australia. Sehingga dapat diasumsikan bahwa dasar Pulau Obi merupakan basement Kerak benua Australia yang telah di obduksi atau dapat pula terintrusi secara tektonik oleh batuan serpentinit dari dari lempeng samudera. 4. Pulau Bacan, tersusun atas batuan kerak samudera dan kerak benua (Malaihollo dan Hall, 1996). Batuan tertua merupakan bagian dari kerak benua Sibela (phylites, quartzo-feldpathic phyllites, staurolite garnet mica schists, gneisses, dll). Kemungkinan mekanisme pembentukan: a. Kompleks Sibela merupakan batas collision antara lempeng Australia dan lempeng Philippine pada Awal Miosen. b. Batuan kerak benua ?collided? oleh lempeng Philippine selama Awal Miosen dan selanjutnya tergeserkan oleh sistem pensesaran Sorong hingga sekarang. 5. Berdasarkan singkapan batuan di halmahera, umumnya tersusun atas batuan kerak samudera, termasuk batuan ultrabasa yang berumur Mesozoikum di Utara, bagian Utara dan busur Tenggara, dan juga busur vulkanik dan endapan vulkanik dari bagian barat busur utara. 6. Menurut Nicholls dan Hall (1991), batuan basement Halmahera tersusun atas forearc Oligosen dan/atau batuan ofiolit. Sedangkan menurut Enterprise Oil (1990), berdasarkan interpretasi seismik, cekungan Weda mengandung endapan Plaeozoikum dan Mesozoikum dari kerak benua Australia, dan batuan Oligosen dari kerak samudra. 7. Dengan asumsi bahwa di Weda basin dan Widi platform didasari oleh kerak. australia yang ter?emplaced? oleh batuan kerak samudra philippine, maka prosesnya didapat dari: a. Collision antara kerak benua australia dan samudra Philippine b. Selain itu secara bersamaan terjadi pula pergeseran akibat sistem sesar sorong. 8. Dasar pemikiran pergerakan yang terjadi adalah mengiri (sinistral) adalah dilihat dari data rekaman proses pengendapan. Setelah pembentukan Karbonat Miosen di Weda, adalah pengendapan batuan sedimen yang tebal pada Miosen ? Pliosen Bawah. Hal ini menandakan bahwa bahwa south halmahera basin dan weda basin berada pada landmass yang besar sebagai sumber batuan klastiknya. Setelah Akhir Pliosen, pengendapan di Weda dan South Halmahera menjadi cekungan laut dalam. Hal ini mengakibatkan Halmahera terpisah dari landmass yang sebelumnya menjadi sumber sedimen sehingga sedimentasi terhenti.Di cekungan Salawati, dengan menerusnya suply sedimen sehingga menghasilkan endapan cekungan yang lengkap. 9. Hanya pada Akhir Pliosen hingga Pleistosen, batuan Oceanic (sekarang telah tersejajarkan dengan Salawati Basin diseberang Sesar Sorong) yang mempengaruhi pengendapan di Formasi Klasaman atas dan Formasi Sele. Landmass yang telah mensupplay Salawati Basin di Miosen Atas hingga Pliosen, saat ini telah bergeser. demikian mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan... terima kasih. Mohd. Robi Amri (geo '96) On Wed, 6 Oct 2004 02:18:42 -0700 (PDT) Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pak Gumilar, > > Jadi ingat Kongsi Dagang Belanda (VOC -) he2... > > Halmahera boleh sama dengan Sulawesi, tapi tak ada >polarity reversal di sini. Yang unik di Halmahera adalah >bahwa ada double subduction dengan Sangihe di mana kerak >samudra Laut Maluku menunjam ke kedua arah ke barat >membentuk Sangihe volcanic arc dan ke timur membentuk >Halmahera volcanic arc. Maka di tengah Laut Maluku ada >jalur tinggian utara-selatan yang dikenal sebagai >Talaud-Mayu Ridge, itu uplifted Molucca Sea Plate yang >melengkung akibat double subduction ke Sangihe dan >Halmahera. Maka tak heran kalau Jailolo, Gamalama, >Makian, Gamkonora, Ibu, Dukono adalah andesitik. Tapi >coba lihat jalur subduksinya dan busur Halmahera barat >tetap cembung ke Laut Maluku kan, maka ia bukan reversed >island arc. > > Di sini sistem yang mirip2 Banggai-Sula adalah Obi >Bacan, tapi tak sekontinental Banggai Sula, dan tak ada >escape tectonics di sini sebab tak ada benturan indentasi >oleh massa benua apa pun. Sebuah company pernah >menganggap Halmahera Basin (Weda Basin) adalah foreland >basin, ha..mana landmass- nya. Kepala Burung ? Tentu ini >bukan sistem Halmahera lagi. > > Jadi bentuk pulau boleh sama, tapi punya cerita tektonik >yang lain. > > Salam, > awang > > > "Gumilar, Bambang BSP-EPE/41" ><[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pak Awang, > Terima kasih atas "perkongsian pengetahuan"-nya (Malay >for Knowledge Share). > > Karena bentuknya hampir sama, cuma ukurannya yang lebih >kecil. Apakah Halmahera juga senasib dengan Sulawesi? >Mungkin lebih parah lagi karena kepalanya (Morotai) dan >betisnya (Bacan) sampai terlepas(?) begitu. Pasti >"perut"nya tertinju sangat kuat sekali. > > Tapi mungkin juga berbeda ya!? Apakah tangan-tangan >Halmahera (dominan Ofiolit) adalah saudaranya >Banggai-Sula? Diketahui bahwa benjolan di punggungnya >(Jailolo, Gamalama, Makian) dan tengkuknya (Gamkonora, >Ibu, Dukono) adalah andesitik. > > Wassalam, > > B.Gumilar > "yang hampir lupa tektonik lempeng" > > -----Original Message----- >From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: 06 October 2004 13:56 > To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] > Subject: [iagi-net-l] Sulawesi : Sedikit Saja dari >Tempat di Bumi > > > Mungkin lepas dari pengamatan kita, banyak bukti >tektonik menunjukkan bahwa Sulawesi dan keempat lengannya >yang sekarang dulunya tidak berkonfigurasi seperti itu. >Sulawesi adalah salah satu dari sedikit sekali busur >kepulauan di dunia yang menunjukkan polaritas terbalik >akibat benturan indentasi. > > Dalam geometri-stereometri bola seperti globe Bumi, maka >semua jalur penunjaman kerak samudra harus berpola >mencembung relatif terhadap lautan. Maka kita akan >melihat contoh yang ideal dari semua sistem busur >kepulauan di wilayah "ring of fire" sejak dari barat >Alaska di Kamchatka-Kuril-Jepang-Filipina-Manus trench di >utara PNG-Bismarck-Solomon-New Hebrida-New Caledonia-New >Zealand. Semuanya mencembung terhadap Samudra Pasifik. >Atau untuk gampangnya, lihat saja jalur penunjaman >Sumatra-Jawa-Busur Banda, ini mencembung terhadap Samudra >Hindia dan Kerak Benua Australia yang menyusup di bawah >Busur Banda. Stereometri bola mengharuskannya seperti >itu. > > Dan...hukum ini tak dipatuhi oleh Sulawesi sebab kedua >busur Sulawesi mencekung relatif terhadap Samudra Pasifik >di timurnya yang dulu menyusup di bawah busur-busur >Sulawesi. Apa memang Sulawesi bandel terhadap hukum itu ? >Tidak. Dulu, paling tidak sebelum mikrokontinen >Banggai-Sula menghantamnya dari sebelah timur, yaitu >katakanlah pre-Miosen Akhir, busur2 Sulawesi tetap >mencembung terhadap Pasifik. Saat busur barat lepas dari >Kalimatan Timur di Paleogen, ia tetap mencembung, juga >pada saat busur timurnya berkolasi (collage, docking) ke >busur barat. Nah, pada saat mikrokontinen Banggai-Sula >lepas dari utara Kepala Burung melalui rel Sorong Fault >di sekitar Miosen Akhir, maka konfigurasi Sulawesi >berubah drastis. Semua busur yang tadinya mencembung >perlahan-lahan mencekung, persis seperti orang yang >ditinju perutnya dan membungkuk menahan sakit. > > Lengan utara berotasi ke selatan clockwisely, lengan >tenggara berotasi ke utara anti-clockwisely membuka Teluk >Bone. Dan mematuhi hukum escape tectonics, di mana ada >indentasi terjadi maka harus ada escaped blocks yang >diakomodasi oleh strike-slip faults besar, begitulah, >sesar2 besar mendatar terjadi diseluruh tubuh Sulawesi. >Sesar2 strike-slip besar malang-melintang merancah tubuh >Sulawesi sebagai release tension akibat kompresi >indentasi Banggai-Sula. Lihatlah Palu-Koro, Matano, >Lawanopo, Kolaka, Walanae, Minahasa Faults semua >berdivergensi memencar dari titik indentasi - persis saat >massa benua India menghantam Eurasia dan Cimmerian Blocks >- sesar2 escaped... > > Berharga mencermati riwayat tektonik Sulawesi, tidak >banyak tempat di Bumi yang seperti ini...yang polaritas >busurnya terbalik. > > Salam, > awang > > > > > --------------------------------- > Do you Yahoo!? > vote.yahoo.com - Register online to vote today! > > --------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: >[EMAIL PROTECTED] > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: >http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan >Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy >Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau >[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi >Dahlius([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Database Geologi : Aria A. >Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) > --------------------------------------------------------------------- > > > __________________________________________________ > Do You Yahoo!? > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection >around > http://mail.yahoo.com =========================================================================================== "Gabung INSTANIA, dapatkan XENIA. Daftar di www.telkomnetinstan.com, langsung dapat akses Internet Gratis.. Dan ..ikuti "Instan Smile" berhadiah Xenia,Tour S'pore, Komputer,dll, info hub : TELKOM Jatim 0-800-1-467826 " =========================================================================================== Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT --------------------------------- Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/geounpad/ To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. --------------------------------- Do you Yahoo!? vote.yahoo.com - Register online to vote today!