Assalamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa barokatuhu

Belakangan ada pendapat yang mengatakan bahwa semua
agama itu sama atau benar, cuma beda “teknis
pelaksanaannya.” Menurut mereka, jika semua penganut
agama, entah itu Yahudi atau Nasrani, beriman, maka
mereka semua masuk surga. Mereka memakai ayat seperti
di bawah ini sebagai argumen mereka:

“Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi,
orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa
saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada
Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan
menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.” [Al Baqoroh:62]

Pendapat mereka separuh benar. Orang Yahudi, Nasrani,
dan Shabiin yang dimaksud adalah mereka yang hidup
ketika Nabi Muhammad dan Al Qur’an belum diturunkan
dan mereka benar-benar “Beriman kepada Allah.” Pada
saat itu, karena Nabi Muhammad belum ada, mereka
berpegang teguh pada Kitab yang diturunkan pada mereka
tanpa mengubah maknanya atau mentafsirkan sesuai hawa
nafsu mereka serta patuh pada Nabi yang diutus pada
mereka (Daud, Musa, Isa, dan lain-lain).

Begitu Nabi Musa diutus, maka orang yang beriman pada
Allah dan Rasulnya, yaitu Musa, serta beriman dan
menjalankan perintah Taurat, maka mereka adalah orang
yang beriman. Yang ingkar kepada Nabi Musa dan kitab
suci Taurat adalah orang yang kafir.

Begitu Nabi Isa diutus, maka orang yang beriman pada
Allah dan Rasulnya, yaitu Isa, serta beriman dan
menjalankan perintah Injil, maka mereka adalah orang
yang beriman. Yang ingkar kepada Nabi Isa dan kitab
suci Injil adalah orang yang kafir.

Tapi begitu Nabi Muhammad telah diutus kepada mereka,
wajiblah mereka beriman baik kepada Ke-Nabian
Muhammad, maupun pada Kitab Suci Al Qur’an yang
diturunkan Allah. Ini adalah konsekwensi jika mereka
BERIMAN kepada ALLAH. Jika mereka mengingkari, berarti
mereka kafir kepada Allah atau tidak beriman kepada
Allah.

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah
kepada Al Qur'an yang diturunkan Allah", mereka
berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang
diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al
Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur'an
itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang
ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu
membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang
yang beriman?"” [Al Baqoroh:91]

Ayat Al Qur’an yang di bawah menegaskan bahwa ketika
Muhammad datang wajiblah seluruh manusia beriman
kepadanya dan mengikuti ajarannya. Jika tidak, berarti
mereka bukan saja kafir kepada Muhammad, tapi juga
kafir kepada Allah. Dengan demikian, mereka bukan lagi
orang yang disebut beriman kepada Allah sebagaimana
yang disebut dalam surat Al Baqoroh ayat 62.

“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul
(Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran
dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih
baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu
tidak merugikan Allah sedikitpun) karena sesungguhnya
apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan
Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.” [An Nisaa’:170]

Ayat Al Bayyinah 1-6 menjelaskan bahwa Ahli Kitab
(kaum Yahudi dan Nasrani) yang mengingkari Nabi
Muhammad dan Al Qur’an sebagai orang yang kafir dan
akan masuk neraka, bukan surga sebagaimana pendapat
segelintir orang:

“Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang
musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan
meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka
bukti yang nyata,” 

(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang
membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al
Qur'an),

di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus.

Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang
didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah
datang kepada mereka bukti yang nyata.

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus.

Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan
orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam;
mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk. [Al Bayyinah:1-6]

Allah juga menegaskan bahwa agama yang diterima di
sisi Allah hanyalah Islam:

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah
hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang
telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang
ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap
ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat
hisab-Nya.” [Ali Imron:19]

Jadi jika kita tidak mengambil ayat Al Qur’an
sepotong-sepotong, niscaya kita dapat lebih memahami
maksud ayat yang sebenarnya. Ibarat puzzle, satu
potong saja tidak bisa memperlihatkan keseluruhan
gambar yang sebenarnya.

Jika ada beberapa ulama atau cendekia Muslim yang
berbeda pendapat, hendaknya kita tidak taqlid atau
membeo saja pada mereka tanpa mengkaji ayat-ayat Al
Qur’an dan Hadits untuk menyelidiki siapa yang benar.

“.. Pada suatu hari, ketika Rasulullah s.a.w berada
bersama kaum muslimin, datang seorang lelaki kemudian
bertanya kepada Nabi: Wahai Rasulullah! Apakah yang
dimaksudkan dengan Iman? Lalu Nabi bersabda: Kamu
hendaklah percaya yaitu beriman kepada Allah, para
Malaikat, semua Kitab yang diturunkan, hari pertemuan
denganNya, para Rasul, percaya kepada Hari
Kebangkitan, dan percaya kepada takdir yang baik atau
yang buruk.” [Bukhori-Muslim]

Dari hadits di atas, kita bisa mengetahui bahwa
keimanan itu meliputi 6 masalah, di antaranya, selain
percaya kepada Allah juga percaya kepada Nabi dan
Kitab Sucinya. Jika ada yang mengingkari Nabi Muhammad
dan Al Qur’an, maka mereka bukanlah orang yang
beriman.

Ummat Nasrani menyembah 3 oknum sebagai Tuhannya,
yaitu Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Roh Kudus. Adakah
agama itu sama dengan agama Islam yang justru
memerintahkan kita untuk menyembah hanya Satu Tuhan,
yaitu Allah semata?

 

“Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu.

Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,

dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". [Al
Ikhlas 1:4]

 

Berdasarkan ayat di atas, samakah agama Islam dengan
agama Nasrani? Beda bukan? Jadi secara prinsip, agama
kita jauh berbeda dengan agama mereka. Kita dilarang
menyembah tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah:

 

“Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah
tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah".
Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu,
sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan
tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat
petunjuk".” [Al An’am:56]

 

“Katakanlah (ya Muhammad): "Sesungguhnya aku dilarang
menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah
setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari
Tuhanku; dan aku diperintahkan supaya tunduk patuh
kepada Tuhan semesta alam.” [Al Mu’min:66]

 

Bahkan dalam ayat An Nisaa:171, Allah menegur Ahli
Kitab karena menyembah Isa sebagai Tuhan:

 

“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas
dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap
Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa
putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang
diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya
kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan
janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga",
berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik
bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha
Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit
dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah
sebagai Pemelihara.” [An Nisaa:171]

 

Dalam surat Al Kafiruun juga ditegaskan bahwa dalam
soal Aqidsh/Tauhid, tidak ada kompromi, sehingga ummat
Islam diperintahkan agar berkata:

 

“Katakanlah: Hai orang-orang Kafir. Aku tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak akan
menyembah apa yang kamu sembah…Bagimu agamamu dan
bagiku agamaku”

 

Toleransi antar  ummat beragama memang harus
dijalankan, karena Al Qur’an sendiri mengatakan tidak
ada paksaan dalam beragama. 

 

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang sesat….” [Al Baqoroh:256]

 

Sebaliknya ummat Islam tidak boleh berlebihan
menyatakan bahwa semua agama itu benar, karena itu
sudah merupakan perusakan terhadap aqidah. 

 

Ummat Nasrani sendiri giat mendirikan banyak gereja,
lembaga pendidikan, serta lembaga missionaris dan
mengirim missionaris dari berbagai penjuru dunia
(Amerika dan Eropa) ke Indonesia untuk
meng-Kristen-kan penduduk Indonesia. Hal itu tentu
tidak akan mereka lakukan jika mereka meyakini bahwa
semua agama itu sama, sebagaimana yang dilakukan oleh
segelintir orang yang mengaku beragama Islam.

 

Wassalamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa barokatuhu


Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]


        
                
______________________________________________________
Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
http://store.yahoo.com/redcross-donate3/
_______________________________________________
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Kirim email ke