Asmwbkth...
   
  Satu fakta yang baik... InsyaALLAH,  kita boleh gunakan untuk berdakwah 
kepada orang kafir keturunan Cina di Malaysia...  Yeee Chiek Shooon Leee... 
(All the best to you), InsyaALLAAH.  {selepas kamu beriman kepada ALLAH Swt.}
  Bao-Chung... (Take care)!  
   
  AKAD
  ============================================
   
   
  [EMAIL PROTECTED]: 
              Terima kasih sally.
  Maklumat seperti ini hendaklah disebarkan dengan meluas

[EMAIL PROTECTED]  wrote:
          Islam masuk Cina bersamaan dengan 
  hijrahnya Rasulullah saw 
   
   
  Judul asli : Kini, Hampir 200 Juta Muslimin ada di Cina
Dari Majalah ARANA ed.1 vol.3

   
  Muslimin dan muslimat di daratan Cina tercatat sebagai kaum yang menjalankan 
ibadah dengan  ketat. Wajah mereka berseri sebagaimana laiknya wajah yang  
dibasuh dengan air bersih dan suci  lima kali dalam sehari. Jumlah mereka 
hampir 200 juta  dari 1,5 milyar penduduk Cina.
  
  Bangunan masjid ada dimana-mana. Di Beijing ada dua masjid agung. Pertama 
masjid Tung-tse di pusat kota dan kedua masjid di kawasan Niu-jie  yang sudah 
berusia sekitar 1.000 tahun. Niu-jie adalah kawasan pemukiman Islam yang 
dibelah oleh  jalan sepanjang 5 km dan disana berderet supermarket  serta 
restoran menjual makanan halal.
  
  Kemesraan kehidupan ummat Islam di bumi Chung Kuok ini berakar pada masa 
kehidupan Nabi  Muhammad saw (570-632M) dan masa Dinasti Tang (618-905M). Pada 
masa Kaisar Tai Tsung (627-649M), kaisar kedua, Rasulullah mengucapkan sabda 
yang terkenal itu, “Tuntutlah ilmu walau ke Negeri Cina”.
  
  Sepeninggal Rasulullah,  pada 636M, Khalifah Umar ibn Khattab mengirim Saad 
ibn Abi-Waqqash untuk merebut ibukota imperium Parsi, Cresiphon. Pada 641M 
Islam menguasai seluruh wilayah imperium Parsi sampai perbatasan pegunungan 
Thian San di Asia Tengah. Khosru Yezdegird III (632-651M), khosru terakhir 
melarikan diri dan minta bantuan Kaisar Yong Hui  untuk merebut kembali 
wilayahnya.
  
  Yezdegird III pada 30H/651M bergerak memasuki wilayah Khurasan untuk merebut 
ibukota Merv. Panglima Ahnaf ibn Kais  Al Tamimi berhasil memukul mundur 
pasukan gabungan Cina dan Parsi. Yezdegird III terbunuh di tepi sungai 
Sir-Darya. Peristiwa ini terjadi masa pemerintahan Khalifah Ustman ibn Affan 
(23-35H/644-656M). 
  
  Khalifah Utsman bereaksi keras atas intervensi Cina. Dia mengirim delegasi ke 
ibukota Cina, Changan,  membawa nota  memperingatkan langkah Kaisar Cina. 
Delegasi dipimpin oleh Panglima Besar Saad ibn Abi-Waqqash. Perjalanan Saad ibn 
Abi-Waqqash itu tercatat dalam kitab Chee Chea Sheehuzoo (Perihal Kehidupan 
Nabi) yang ditulis oleh Lui Tschih, penulis muslim Tionghoa pada abad ke-18.
  
  Panglima Saad ibn Abi-Waqqash bertemu dengan  Yong Hui. Kaisar Cina minta 
maaf atas kejadian itu. Sengketa selesai dan Saad kembali ke Madinah.
  
  Selain itu masih ada catatan resmi pihak Tiongkok yang menyebutkan pada abad 
ke-5 Masehi, sebelum agama Islam lahir, armada dagang Tiongkok telah berlayar 
sampai Teluk Persia. Selanjutnya, catatan resmi dinasti Sui (605-618M), yang 
digantikan oleh dinasti Tang, juga menyebutkan hal itu.
  
  Orang Arab sudah memperdagangkan hasil produksi Cina sebelum  memeluk agama 
Islam. Banyak pula  yang berlayar ke Cina setelah memeluk agama Islam. 
Tiongkok, ketika itu, terkenal sebagai negeri yang paling maju di dunia.
  
  Sejarah mencatat, dinasti Tang (618-905M) menyediakan tempat kediaman khusus 
bagi orang asing di Bandar Kwang Chow (Kanton), Chang Chow dan Chuan Chow. 
Bandar Kanton itu berada di Kwantung dan dua yang lain berada di Fukien. 
Orang-orang asing  (Arab, Persia, Yahudi, Nasrani), diizinkan berdagang dengan 
orang Tionghoa di bandar-bandar yang telah ditetapkan.
  
  Ada pula catatan yang mengungkap bahwa keturunan orang-orang Arab  yang telah 
berada di Tiongkok sebelum  Islam lahir, memeluk agama Islam di Tiongkok. Hal 
tersebut bisa terjadi karena ada sahabat Nabi Muhammad saw yang berlayar ke 
Cina pada sekitar 618M. Saat itu Rasulullah mengizinkan pengikutnya hijrah ke 
Ethiopia untuk menyelamatkan diri dari siksaan kaum jahiliah.
  
  Rombongan yang hijrah ke Ethiopia berjumlah 101 orang dipimpin oleh Jaafar 
bin Abi Thalib. Dalam jumlah itu termasuk Saad ibn Lubaid. Dia merasa tidak 
serasi dengan kehidupan di Ethiopia lalu berlayar dari Teluk Aden ke wilayah 
lain.
  
  Armada Arab dari Teluk Aden dan Teluk Parsi biasanya berlayar ke arah timur 
pada bulan Mei dan Juni dan pulang kembali Oktober dan November mengikuti angin 
musim. Kapal yang membawa Saad ibn Lubaid tiba di bandar Kwang Chow (Kanton). 
Di bandar itu dia bertemu dengan orang senegerinya yang belum memeluk agama 
Islam.
  
  Saad Ibn Lubaid pun menyebarkan ajaran Islam kepada orang-orang Arab di 
Kanton antara 9H dan 14H. Ini terjadi sekitar 20 tahun sebelum ada hubungan 
diplomatik antara dinasti Tang di Tiongkok dan daulat Umayyah (661-760M) di 
Timur Tengah. Orang Tionghoa memanggil Arab muslim dengan panggilan “Arab 
berjubah putih”. 
  
  Saad adalah seorang Al Shahabi yang nama lengkapnya Saad ibn Lubaid Alhabsyi. 
Dia punya teman bernama Yusuf. Saad dan Yusuf giat dalam penyiaran ajaran 
Islam. Saad di Chuan Chow dan Chang Chow, dan  Yusuf di Kwang Chow (Kanton).
  
  Kegiatan mereka berbekas dengan keberadaan Kwang Tah Se (masjid dengan menara 
cemerlang) di Kanton dan kehadiran Chee Lin Se (masjid dengan tanduk- menara- 
satu). Itu adalah dua masjid tertua yang dibangun di Tiongkok sekitar tahun 
640M. Selain itu kepentingan azan, menara masjid  yang di Kanton yang berusia 
lebih dari 1.360 tahun itu juga dijadikan mercu-suar bagi kapal yang memasuki 
bandar Kanton.  
  
  Banyak turunan muslim Tionghoa yang memakai nama keluarga SAA, singkatan dari 
nama Saad, penyiar agama  Islam pertama di Tiongkok. Tercatat pula Laksamana 
Saa Ching Ping yang harum namanya pada saat Republik Tiongkok menumbangkan 
Dinasti Manchu (1644-1911M). Ada pula nama keluarga Yui, singkatan dari Yusuf, 
penyiar Islam pertama yang menemani Saad.    
  
  Penyiaran agama Islam di kalangan orang Arab yang bermukim di Tiongkok 
berlangsung tanpa hambatan. Hal ini terjadi karena kenyataan sejarah semua 
orang Arab di Arabia sudah memeluk agama Islam menjelang Nabi Muhammad wafat. 
Lalu-lintas melalui jalur laut dewasa itu memudahkan membawa berita dari Arab 
ke Tiongkok.
  
  Orang-orang Arab telah berabad-abad tinggal di Tiongkok. Telah pula terjadi 
perkawinan antara orang Arab dan Tionghoa,  Islam pun berkembang dengan cepat. 
Saad dan Yusuf memperlihatkan keteladanan seorang Muslim dan pengaruh dari 
keteladanan ini besar sekali.
  
  Fakta ini menunjukkan  agama Islam berkembang lebih dahulu dibandingkan 
dengan wilayah lain di luar Arabia. Di Tiongkok agama Islam tidak berkembang 
lewat peperangan. Keadaan ini sama dengan perkembangan Islam di Asia Tenggara.  
       
  
  Menjelang akhir masa dinasti Tang, terdapat sekitar 120.000 imigran di 
Tiongkok, 80% -nya adalah orang Arab. Selebihnya orang Parsi, Nasrani dan 
Yahudi. Begitu pula masa dinasti Sung. Ini menunjukkan hubungan yang erat 
antara Tiongkok dan Arab.
  
  Catatan dinasti Tang menunjukkan telah berlangsung 37 kali  protokol 
diplomatik antara perutusan  Arab dan Tiongkok. Catatan resmi ini dipungut dari 
Outline of Islamic History in China, buku karya Muhammad Pai Shou Yi, cetakan 
1945. Catatan lain menunjukkan hubungan antara pemerintah Islam dan Tiongkok 
terjadi pada tahun 755M.
  
  Saat itu di Tiongkok terjadi pemberontakan yang dipimpin An Lu Shan, gubenur 
Pinglu. An Lu Shan merebut ibukota Changan dan Kaisar  Hsuan Tsung serta 
keluarga mengungsi ke kota I-Cheh (sekarang Chengtu) di wilayah Szechuan. An Lu 
Shan menyatakan diri sebagai kaisar dengan gelar Kaisar HsiungWu.
  
  Perutusan dikirim ke Baghdad menemui Khalifah Al Manshur (136-158H/754-775M). 
Khalifah menyambut baik utusan  Tiongkok dan mengirim pasukan dalam jumlah 
besar  dari Khurasan. Pasukan  menyeberangi pegunungan Thian San,  masuk 
wilayah Sinkiang, wilayah Kansu dan terus menerobos ke ibukota Changan.  Pada 
775 M Changan direbut. Sebulan kemudian ibukota kedua, Loyang, direbut. An Lu 
Shan  terbunuh dalam pertempuran. Kaisar Hsuan Tsung  kembali ke ibukota 
Changan. 
  
  Sebagian besar pasukan Islam kembali ke Khurasan. Sekitar 4.000 orang yang 
bujangan menetap di Changan. Mereka menikahi wanita Tiongkok. Data ini 
diperoleh dari sensus tahun 760, masa Kaisar Chin Chung, dari dinasti Tang.
  
  Tiga dinasti di Tiongkok, Tang, Sung dan Yuan melahirkan sejumlah tokoh besar 
 masyarakat Muslim yang menghormati adat istiadat Tionghoa, dan loyal terhadap 
Tiongkok. Kaum muslim Tiongkok bersama dengan non muslim membangun sebuah 
khilafah Islam yang dikenal dengan Dinasti Ming (1368-1644M). Kemudian Dinasti 
Manchu (Mongol) menguasai Tiongkok sampai dengan 1912M. Lalu dimulailah masa 
Republik Tiongkok yang dipelopori oleh Dr. Sun Yat Sen (1912 sampai kini) 
  
  Satu hal yang perlu dicatat bahwa kaum Muslimin Tiongkok bahu membahu dalam 
membangun Tiongkok baru. Dr. Sun Yat Sen memuji peran pahlawan Tionghoa yang 
beragama Islam dalam membangun Republik Tiongkok. Sampai kini kaum Muslimin 
Tiongkok masih tetap berperan.
  
  - Abu Sally.
  ( Tulisan ini ditulis ulang dari buku  The Muslim in China yang ditulis oleh 
Haji Ibrahim Tien Ying Ma) 

    
Recommended sites:
Angkatan Belia Islam Malaysia  : http://www.abim.org.my
Jamaah Islah Malaysia          : http://www.jim.org.my
Radio Islam Kuliyyah           : http://www.kuliyyah.com
Palestinkini Info              : http://www.palestinkini.info
Partai Keadilan Sejahtera      : http://pk-sejahtera.org
Fiqh Siber                     : http://al-ahkam.net/
The Muslim Brotherhood         : http://ikhwanweb.com
Hidayahnet website             : http://hidayahnet.multiply.com/                
           







   

       
---------------------------------
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.  Join Yahoo!'s user panel 
and lay it on us.

Kirim email ke