----- Original Message -----
 
Beberapa Hadits Palsu

Rosululloh SAW bersabda, "Barangsiapa yang berlaku dusta kepadaku dengan sengaja, maka hendaklah ia bersiap-siap untuk menduduki kursinya yang terbuat dari api neraka."

Alloh SWT berfirman, "Perhatikanlah, betapa mereka mengada-adakan dusta terhadap Alloh? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka)." (QS. An-Nisaa, ayat 50)

Melalui ayat ini Alloh SWT menegaskan bahwa berdusta itu adalah salah satu perbuatan dosa besar, terlebih lagi jika dilakukan terhadap Alloh dan rosul-Nya.

Ada beberapa hadits yang mayoritas umat Islam mengenalnya sebagai hadits Nabi Muhammad SAW, (terkenal) padahal tidak, sebenarnya hadits itu dhoif (lemah), bahkan maudhu' (palsu). Di akhir pembahasan, Insya Alloh, akan kami jelaskan tentang kedudukan dari hadits dhoif (lemah) ini.

Alloh berfirman, "Dan janganlah kamu mengikuti apa-apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra', ayat 36)

Di bawah ini akan kami uraikan beberapa hadits-hadits dho'if, maudhu, dan hadits-hadits di antara keduanya. Ini bertujuan agar setiap Muslim haruslah memberi perhatian khusus terhadap setiap hadits yang dibacanya. Ingat! Hadits-hadits ini banyak dimuat dalam kitab-kitab tafsir, cerita, dan kitab-kitab pendidikan Islam yang beredar:

1. Tuntutlah ilmu walaupun ke negeri Cina!
Ini bukanlah hadits Rosululloh SAW melainkan hadits maudhu' (palsu) yang diriwayatkan oleh 'Uday, Ibnu 'Abdu al-Bar di dalam Jaami' Bayaan al-'Ilm wa Fadhlih, dan Abu Naa'im di dalam Akhbaar Ashbahan. Di antara sanadnya adalah Thorif ibnu Salman, seorang yang, kata Al-Bukhari, ingkar Sunnah dan tidak dapat dipercaya.

2. Beramallah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selama-lamanya dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok pagi.

Perkataan ini bukanlah dari Rosululloh SAW sekalipun Ibnu Qutaibah menyebutkannya dengan sanadnya yang marfu' (disandarkan kepada Rosululloh SAW)

3. Kita telah kembali dari jihad yang paling kecil menuju jihad yang paling besar
Ungkapan ini bukanlah hadits Rosululloh SAW karena matan (nash) dan sanad (perawi) nya tidak shahih sama sekali. Juga karena jihad yang paling besar itu bukanlah jihad melawan hawa nafsu, melainkan jihad (berperang) melawan orang-orang kafir. Sebab, berjihad melawan orang kafir ini telah termasuk padanya jihad memerangi hawa nafsu. Maka, bagaimana mungkin Rosululloh SAW akan mengatakan, "Kita telah kembali dari jihad yang paling kecil (yakni berperang melawan orang-orang kafir) menuju jihad yang paling besar (berperang melawan hawa nafsu)

4. Berpuasalah kalian, niscaya kalian akan sehat!
Hadits ini sanadnya lemah. Ath-Thabrani menyebutkan di dalam al-Ausath dan Abu Naa'im di dalam ath-Thib an -Nabawi bahwa hadits ini termasuk hadits Abu Hurairah, namun sanadnya lemah.

5. Ada 2 kelompok di kalangan umatku yang jika mereka baik, maka baiklah seluruh manusia, dan jika mereka rusak, maka rusaklah seluruh manusia. Mereka itu adalah para umaro' (pemimpin) dan ulama'.
Ini bukanlah hadits Rosululloh SAW melainkan hadits maudhu' (palsu). Hadits ini disebutkan oleh Abu Naa'im dalam al-Hilyah dan Ibnu 'Abdu al-Bar dalam Jaami' Bayaan al-'Ilm wa Fadhlih. "Di antara sanadnya adalah Muhammad Ibn Ziyad, seorang yang buta matanya sebelah dan terkenal pendusta,'Kata Ahmad.

Diambil dari buku, "Ada benalu di tubuh Sunnah"
Karya DR. 'Aa'id 'Abdullaah al-Qarnii

Kirim email ke