" Kini para syuhada Karbala telah tiada, dan tinggalah kita. Para
syuhada itu telah berbicara, namun kita tak menggubrisnya. Mereka
telah berani memilih mati dikala tidak bisa lagi untuk tetap hidup.

Mereka telah pergi, tapi kita tanpa malu-malu tetap tinggal. Kita
telah tinggal selama beratus-ratus tahun. Bisa dibayangkan betapa
orang akan menertawakan kita; bahwa kita, perwujudan kehinaan dan
kerendahan, sedang menangisi Husein dan Zainab, perwujudan kemegahan
dan keagungan.

Apakah ini maksudnya dikala Husein, yang menyaksikan semua yang
dicintainya terbunuh dan tiada satu pun berdiri dihadapannya selain
musuh penjarah nan terkutuk itu, berseru, “Adakah yang bisa
membantuku!” bukankah ia mengetahui bahwa tak seorang pun bisa
membantunya? Ia telah melontarkan pertanyaan ini didepan sejarah
mendatang manusia. Pertanyaan ini ditujukan bagi masa mendatang dan
bagi kita. Pertanyaan ini mengungkapkan harapan Husein pada para
pecintanya. Dengan pertanyaan ini, ia mengumumkan seruannya kepada
para penghormat syahadah dan syuhada.

Namun, kita tak mempedulikan undangan ini, harap-bantunya, pesan
bantuan Husein yang meminta orang-orang Syi'ah serta
pengikut-pengikutnya di setiap masa dan generasi. Malah kita
mengumumkan kepada orang-orang bahwa Husein membutuhkan airmata dan
tangis semata. Ia telah wafat. Ia cuma memerlukan ratap tangis, bukan
seorang syahid yang bangkit bersaksi, seorang yang meminta pengikut
kapan saja dan dimana saja. Ya, mereka meminta kita untuk terus
berkata, “Tidak”.

Setiap revolusi berwajah dua. Wajah pertama yakni darah, dan wajah
kedua yaitu pesan. Syahadah artinya bersaksi. Para pemilih mati-merah
guna menunjukkan cintanya kepada kebenaran yang sedang dihancurkan dan
yang merupakan senjata tunggal untuk jihad merupakan nilai-nilai yang
berangsur-angusr punah.

Hidup, bersaksi, bukan saja dihadapan Allah swt, tapi juga dihadapan
ummat apa saja, kapan saja dan dimana saja. Mereka yang mau dihina
demi tetap hidup dan bungkam, adalah mayat-mayat kotor sejarah. Tapi,
mereka yang memilih matinya sendiri, yang dengan ikhlas tampil bersama
Husein untuk dibantai, padahal beratus-ratus hujjah (dasar) agama
masih membolehkan mereka untuk tetap hidup, mereka tidak mau itu dan
matilah mereka. Hidupkah mereka atau para peninggal Husein, yang mau
dihina, mamatuhi Yazid demi hidup yang hina? Mana yang tetap hidup?
Yang hidup yaitu yang memandang hidup bukan sebagai jasad yang hidup.
Yang hidup ialah yang merasakan eksistensi Husein sambil bersaksi
terhadap eksistensinya dengan segenap keberadaaannya. Yang hidup yakni
yang memandang hina mereka yang mau dihina demi hidup sebagai mayat.

Mereka memaparkan, mengajarkan dan berpesan bahwa ketidakmampuan tidak
melepaskan anda dari kewajiban melawan penindasan dan ketidakadilan.
Syahadah menolak alasan yang mengatakan bahwa menang hanyalah
menaklukan musuh. Syahid ialah orang yang, dikala tak mampu
menaklukkan musuh, meraih kemenangan dengan kematiannya sendiri dan
jika tak bisa mengalahkan musuh, ia meng aibkan nya.

Syahid adalah jantung sejarah. Jantung mengalirkan darah keseluruh
tubuh, sedang syahid mengalirkannya keseluruh sejarah. Dalam suatu
masyarakat yang sedang sekarat, dalam suatu masyarakat yang
orang-orangnya sedang kehilangan iman, dalam suatu masyarakat yang
mati-lamban, dalam suatu masyarakat yang pasrah, dalam suatu
masyarakat yang dimana tanggungjawab tidak digubris, dalam suatu
masyarakat dimana iman insan terlupakan, dalam suatu masyarakat yang
berhenti berproduksi, dan suatu masyarakat yang berhenti berproduksi
dan bergerak, syahid, sebagai jantung, mengalirkan darah ke seluruh
mayat kering dan bangkai-bangkai beku masyarakat.

Keagungan terpenting syahadahnya yaitu bahwa ia memberikan iman baru
kepada suatu generasi. Jadi, syahid selalu hadir dan abadi!

Husein telah mengajarkan kepada kita pelajaran lain lagi yang lebih
penting daripada syahadahnya, yaitu, ia tidak menyelesaikan Hajinya,
tetapi mendahulukan syahadahnya. Ia tidak menyelesaikan Hajinya yang
merupakan pembaruan perjuangan leluhurnya – perjuangan kakek dan
ayahnya. Ia tidak menyelesaikan Hajinya, tetapi memilih syahadah. Ia
tidak menyelesaikan Hajinya guna mengajarkan kepada semua penunai haji
di sepanjang sejarah, demi menjawab semua pendo'a di sepanjang
sejarah, guna menyeru semua pengikut Ibrahim yang beriman, jika
kezaliman sosial ada disekeliling manusia, andai tiada tujuan, bila
tiada Husein, tapi Yazid yang ada, maka thawwaf mengelilingi Baitullah
berarti thawwaf mengelilingi rumah berhala (sama halnya dengan zaman
yang terjadi sebelum Rasul saw).

Kala Husein menghentikan upacara Hajinya dan menuju Karbala, maka para
penerus Thawwaf, setelah Imam Husein pergi, setali tiga uang dengan
para pengitar Istana Hijau Muawiyyah, sebab syahid adalah orang yang
hadir. Ia hadir disetiap arena kebenaran dan kepalsuan, disetiap jihad
melawan penindasan dan ketidakadilan. Ia hadir dan niat kehadirannya
yakni untuk berpesan kepada setiap orang: andai anda tidak hadir di
medan tempur kebenaran dan kepalsuan selama hidup anda, apa yang anda
lakukan sama saja. Entah anda shalat, entah anda pemabuk, sama saja!

Syahadah di medan tempur abadi sejarah antara kebenaran dan kepalsuan.
Bagaimana kalau absen? Para peninggal Husein, tidak hadir dan tidak
menyertainya dalam syahadahnya, semuanya setali tiga uang – entah
mereka itu para peninggal Husein dan ikut Yazid serta menjadi agennya,
atau mereka itu penuju altar-altar shalat, mengharap surga, dengan
aman dan damai dan meninggalkan Husein, demi menghindar diri dari
kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan konflik antara kebenaran dan
kepalsuan, lari menyelusup ke altar-latar rumah guna berdo'a kepada
Allah, entah itu mereka bungkam karena takut.

Dimanapun Husein hadir – dan ia hadir disetiap abad dan zaman –
siapapun tidak bersamanya, entah beriman atau atheis, entah bajik atau
jahat – semuanya sama!

Menurut satu prinsip ideoogi Syi'ah, alam setiap aksi bergantung pada
Imamah, kepemimpinan. Tanpanya, segalanya sia-sia, dan memang itu
sia-sia! Nah, kini Husein telah mengumumkan kehadirannya disetiap
masa, didepan segala generasi, disemua pertempuran, disetiap jihad,
disemua medan tempur di bumi ini dan di segala zaman. Ia telah syahid
di Karbala demi membangkitkan segala zaman dan generasi.

Anda dan saya harus menangis sedih mengapa kita tidak hadir. Setiap
revolusi mempunyai dua wajah: darah dan pesan. Husein dan para
sahabatnya melaksanakan misi pertama: Darah!

Misi kedua adalah syahadah, beban berpesan kepada dunia ada di pundak
Zainab – seorang wanita yang keberaniannya patut ditelaah. Misi Zainab
lebih berat dan lebih sulit daripada misi kakaknya. Mereka yang berani
memilih ajalnya sendiri sungguh telah membuat pilihan yang mulia,
namun tanggung jawab mereka yang masih hidup sangat berat. Zainab
masih hidup. karavan yang penuh budak berjalan dibelakangnya. Barisan
musuh didepannya. Maklumat misi kakaknya ada dipundaknya. Ia memasuki
kota. Ia baru datang dari medan tempur. Ia baru saja meninggalkan
taman merah syahadah dan busananya berlumuran parfum bunga merah
merona. Ia mamasuki kota penjahat, kota penguasa, penindasan dan
pembantaian.

Dengan tenang dan lantang, ia umumkan kepada penguasa dan orang-orang
yang sadis, para agen nan hina, para algojo, para sisa kolonialisasi
dan kediktatoran: “Terima kasih Ya Allah, atas segala kemuliaan dan
kemurahan yang telah Engkau anugerahkan kepada keluarga kami:
kemuliaan kenabian dan kemuliaan syahadah!”.

Zainab bertanggung jawab memaklumkan pesan mereka yang telah bersaksi,
lantaran ia masih hidup dan harus berbicara demi para syuhada yang
telah dibungkam para algojo.

Jika darah tidak mempunyai pesan, tentu tidak akan dibicarakan dalam
sejarah. Andai darah tidak berpesan kepada semua generasi, algojo
tentu akan mengerangkengnya selama masa tertentu. Bila Zainab tidak
memaklumkan pesan Karbala kepada sejarah, Karbala tentu akan sepi dan
mereka yang membutuhkan pesan semacam itu tentu akan gagal meraihnya.
Pesan mereka yang berbicara dengan darahnya tentu tidak akan sampai
kepada siapa pun.

Inilah sebabnya mengapa misi Zainab begitu berat dan sulit. Pesan
Zainab adalah untuk semua insan – untuk para penangis kematian Husein,
untuk semua yang menundukkan kepalanya ke ambang-pintu iman Husein,
untuk semua yang yakin seperti Husein bahwa 'Hidup adalah iman dan
jihad'.

Pesan Zainab - “Siapa pun berhubungan dengan komitmen terhadap
keluarga ini – siapa pun mengimani misi Muhammad – berpikirlah dan
pilihlah – siapa pun kalian, apa generasi kalian, dimana pun kalian
berada, dengarkan pesan para syuhada Karbala:
--- 'Yang bisa hidup mulia, bisa mati mulia' ----

“ Wahai yang mengimani pesan tauhid Illahiah, Al-Qur'an, jalur Ali dan
keluarganya dan wahai yang datang setelah kami, pesan keluarga kami
kepada insan yaitu seni bagaimana hidup mulia dan bagaimana mati
mulia”.

“Jika kalian agamawi, kalian bertanggung jawab terhadap agama kalian.
Si bebas juga bertanggung jawab terhadap kebebasan insani. Bersaksilah
dimasa kalian. Bersaksilah dalam konflik antara kebenaran dan
kepalsuan di zaman kalian. Dimanapun para syuhada kami bersaksi,
mereka sadar, hidup dan senantiasa hadir. Mereka adalah simbol dan
saksi kebenaran dan kepalsuan, tujuan dan nasib insan”.

Syahid memiliki semua ini. Setiap revolusi berwajah dua: darah dan
pesan. Siapa pun telah memilih tanggung jawab menerima kebenaran,
siapapun mengetahui makna tanggung jawab, siapapun mengerti tanggung
jawab kemerdekaan insani, harus tahu bahwa dalam medan perjuangan
abadi sejarah – Setiap tempat adalah Karbala, setiap bulan adalah
Muharram, setiap hari adalah Asyura. Nah pilihlah: darah atau
berpesan, menjadi seperti Husein atau Zainab, kalau tidak mau absen
dan ingin selalu hadir.

Bagaimana diri Husein yang menakjubkan itu diekspresikan lengkap dalam
satu ceramah dan Zainab lah yang melengkapinya, dan misi Zainab
setelah syahadah adalah:

Mereka yang telah mati, bertindak seperti Husein
Mereka yang masih hidup, harus bertindak seperti Zainab
Kalau tidak, mereka adalah Yazid!

=> http://www.kompasiana.com/ahsa


-- 
http://www.kompasiana.com/ahsa


------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/kisunda/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    kisunda-dig...@yahoogroups.com 
    kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke