Meraih Cinta Ilahi
Oleh AHMAD SAHIDIN

Jalaluddin Rakhmat dalam buku Meraih Cinta Ilahi, menuturkan bahwa
Allah memelihara manusia bukan hanya dengan kebahagiaan atau
kegembiraan, tapi juga dengan penderitaan dan kesedihan. Tujuannya
adalah agar kita lebih sadar dan berupaya mencapai kesempunaan.
Artinya, bahwa dengan musibah sebenarnya kita sedang dituntut untuk
peka dan peduli sekaligus berikhtiar melakukan pemeliharaan kehidupan
manusia dan alam dengan sebaik-baiknya.

Pada konteks ini Allah percaya bahwa manusia sanggup memikul perintah
dan larangan-Nya; karena telah diberikan potensi-potensi (akal, hati
dan indera) dan kesiapan untuk menerima segala yang ada dan melekat
pada dirinya (taklifi). Artinya, dalam kehidupan di dunia ini manusia
merupakan khalifah yang harus hidup berdasarkan peran dan tugasnya
serta siap bertanggungjawab atas akibat yang akan diterimanya. Dan
kita harus mulai introspeksi bahwa fenomena tersebut merupakan teguran
dari Allah atas kelalaian terhadap saudara kita dan terhadap perintah
maupun larangan-Nya.

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah; supaya kamu
jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu
jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan
Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”
(QS Al-Hadiid [57] : 22-23).

Ayat tersebut begitu menyentak hati karena berkaitan dengan pelbagai
bencana yang hadir di negeri ini. Mungkin ini sebuah ketentuan
ilahiyah. Artinya, semua hal yang berkaitan dengan manusia, alam,
dunia, dan makhluk-makhluk lain tidaklah paripurna. Sebab ada Yang
Mahasempurna, laisya kamislihi syaiu`n—Allah itu tidak ada
bandingannya alias tidak sama dengan ciptaan-Nya. Dialah pemegang
semua ketentuan dan kejadian semua ciptaan dan makhluk-Nya. Inilah
kekuasaan Allah. Inilah yang menyadarkan kita bahwa manusia itu tidak
ada apa-apanya. Manusia dan kehebatannya, tidaklah mampu melawan
ketentuan Yang Mahadahsyat, Allah. Manusia adalah makhluk yang tidak
sempurna—meskipun prencanaan dan antisipasi telah dilakukan
sebelumnya. Rencana Allah lebih hebat dan luar biasa dari kehendak
makhluk-Nya.

Bukankah dengan seringnya tubuh kita begerak, darah dan otot-otot kita
tidak kaku dan tidak membeku? Bukankah dengan seringnya derita
menimpa, diri kita akan semakin tangguh dan kebal hingga lebih siap
menghadapi pelbagai cobaan yang menghadang kita? Dan apabila ini
pelipur lara, anggaplah begitu. Setidaknya untuk menjadi bahan
introspeksi (muhasabah), bahwa negeri ini butuh perbaikan-perbaikan.
Dan kita harus memulainya. Seperti kata KH Abdullah Gymnastiar, mulai
dari diri kita, mulai dari yang terkecil, dan mulai dari saat ini (3
M). Camkan ini, bila kita masih menganggap diri sebagai manusia—boleh
jadi engkau tak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu (QS
Al-Baqarah [2] : 216).

AHMAD SAHIDIN,  pekerja buku.


------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/kisunda/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    kisunda-dig...@yahoogroups.com 
    kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke