oleh Ahmad Sahidin

Judul               : Sang Pemusar Gelombang
Penulis             : M.Irfan Hidayatullah
Penerbit           : Salamadani
Terbit               : Cetakan I, Juli 2012
Tebal               : xviii + 500 halaman

PERKEMBANGAN novel di Indonesia semakin hari terus berubah. Dahulu
kita mengenal karya-karya sastra roman dan cerita-cerita yang
berlatarbelakang geografis atau kebudayaan sebuah daerah. Kemudian
muncul novel-novel bernuansa politik dan sejarah. Kini, mulai menjamur
novel yang mengambil inspirasi tokoh-tokoh yang mengubah dunia. Mulai
dari novel biografis Nabi Muhammad saw, ilmuwan, ulama, dan tokoh
pergerakan politik.

Untuk novel yang disebut terakhir, telah lahir dari tangan M.Irfan
Hidayatullah yang berjudul Sang Pemusar Gelombang: Sebuah Novel yang
Berpuasar pada Peri Kehidupan Syaikh Hasan Al-Hasan. Meski bukan
termasuk baru dari segi tema, tetapi buku ini memiliki kekhasan yang
tidak dimiliki novelis lainnya. Secara umum novel ini terdapat dua
seting yang berbeda: perjalanan dakwah Rosid dan perjalanan dua
aktivis kampus. Meski begitu, sama-sama menampilkan perjalanan hidup
Syaikh Hasan Al-Bana.

Dalam novel Sang Pemusar Gelombang ini dikisahkan secara terpisah
perjalanan aktivis Muslim yang terinspirasi dari tokoh sekaligus
pendiri Ikhwanul Muslimin, Hasan Al-Bana. Hasan dan Randy merupakan
dua sosok mahasiswa yang awalnya berbeda secara ideologi. Perkenalan
keduanya yang dimulai dari chatting berbuah tertariknya Hasan untuk
beralih afiliasi dari ideology sosialis menjadi islamis. Akhir dari
pertemanan keduanya pun sama berakhir pada penangkapan dalam sebuah
demonstrasi yang hampir mirip dengan tokoh Hasan Al-Bana. Kalau tokoh
Ikhwanul Muslimin meninggal ditembak, tetapi dua tokoh novel yang
ditangkap ini tidak berakhir tragis. Tidak ada kejelasan nasib akhir
dari keduanya. Tampaknya sang novelis sengaja membiarkan pembacanya
menduga-duga sendiri.

Meski tidak tuntas di akhir, perjalanan dakwah yang meniru Syaikh
Hasan Al-Bana ditempuh ayah Hasan yang bernama Rosid yang tinggal di
daerah pantai. Rosid berdakwah dan memiliki pengikut. Namun perjalanan
dakwahnya berakhir dengan kematian akibat sikap penentangannya
terhadap pengusaha hotel yang bekerjasama dengan pejabat desa yang
membangun hotel besar di tanah makam.

Membaca novel ini tidak terlalu berat dan berkerut-kerut kening.
Alurnya jelas mengekor pada perjalanan hidup tokoh pembaruan Islam
Syaikh Hasan Al-Bana. Bagi kawan-kawan mahasiswa yang berkegiatan
dalam dunia dakwah kampus atau masuk dalam organisasi pergerakan Islam
maka isi novel ini telah mewakili. Bagi aktivis yang begelut dalam
pembelaan orang-orang tertindas dan doyan demonstrasi, novel ini telah
mewakilinya.

Harus saya akui bahwa sang novelis, dengan apik berhasil memindahkan
situasi demonstrasi ke dalam bentuk tulisan yang hidup seakan-akan
kita berada di tempat demonstrasi dan melihatnya dengan nyata. Begitu
juga dengan gambaran pembantaian di pantai, seolah pembaca melihatnya
dengan mata telanjang kejadiannya. Sedangkan sisi diksi (atau kosa
kata) dan kalimat yang digunakan novel ini tidak begitu kuat dan
dialog-dilaognya pun terasa hambar.

Secara umum novel Sang Pemusar Gelombang ini berisi intrik kehidupan
dakwah yang dibumbui konspirasi, pergolakan batin hingga asmara dan
perjuangan para aktivis kampus. Tokoh-tokoh yang terdapat di dalamnya
mengambil inspirasi dari tokoh Ikhwanul Muslimin: Syaikh Hasan
Al-Bana. Karena itu, nuansa tarbiyah islamiyah dan pergerakan dunia
kampus cukup dominan.

Sayangnya novel ini, segmen pembacanya saya kira khusus buat aktivis
dakwah kampus dan penyuka demonstrasi atau pergerakan Islam. Kalau ini
yang dibidiknya segelintir orang, saya kira sangat kecil animonya.
Apalagi tokoh yang diangkat adalah salah seorang wakil fundamentalis
Islam yang tidak semua orang mengenalnya.

Kemudian dari segi teks kurang enak dibaca karena masih menyisakan
kesalahan mechanical editing. Mungkin itu karena sikap buru-buru dari
para penyunting. Misalnya pada halaman xviii, paragraph kedua ada
huruf  “v” yang tidak bermakna dan sangat mengganggu. Mungkin tidak
dicek ulang. Tapi itu bagian awal yang menjadi etalase penerbit.

Pada setiap penggalan cerita atau bab yang memisahkan yang diberi
nomor ternyata tidak dimunculkan pada daftar isi. Jadi, kalau membuka
bagian-bagian buku maka akan terdapat nomor yang tidak terdapat pada
daftar isi.

Halaman 79, 8 Maryam, tertulis …”Menara masjid itu dilatari
pemandangan langit oranye yang turut mengantar rombongan burung pipit
pulang ke rumahnya”.  Saya merasa janggal dengan akhir kalimat
tersebut: “rumahnya”. Bukankah yang lebih pas itu “sangkarnya”? Sebab
rumah lebih pas buat orang atau manusia. Saya mengira kata tersebut
mungkin kiasan dari sangkar.

Dalam dialog tidak konsisten dalam menggunakan saya dan ana. Randy
kadang menggunakan ana kadang saya. Seingat saya, biasanya aktivis itu
konsisten dalam menggunakan kata ana.

Terus pada halaman 102, paragraph lima, tertulis … “Rapat ini ternyata
begitu serius. Awalnya Randy berharap ana dapat mencairkan suasana,
tapi ternyata dirinya sendiri telanjur tegang sejak awal”. Kalimat
yang saya kutip tersebut bukan termasuk dialog, tetapi anehnya masih
menyisakan kata ‘ana’ yang tidak berfungsi apa-apa dalam kalimat
tersebut. Coba baca dengan tanpa kata ‘ana’, saya kira lebih pas.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangan, saya kira novel dapat disebut
sebuah pencerahan awal buat para kader dakwah dan mahasiswa Muslim
yang merindukan perubahan. Selamat membaca dan menemukan inspirasi!


------------------------------------

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/kisunda/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/kisunda/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    kisunda-dig...@yahoogroups.com 
    kisunda-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    kisunda-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke