Peringatan: Awas, e-mail ini panjang, 12 ribu karakter! Matikan akses Internet dial-up Anda bila membaca e-mail ini.
Mungkin di antara kita ada yang pernah atau sering bertanya-tanya mengenai hal di bawah ini: Mengapa ada jabatan Public Relation (PR) dalam suatu perusahaan? Benarkah orang yang dekat dengan wartawan pasti ada maksud tertentu? Apakah benar mengutip berita di mailing-list (milis) untuk konsumsi media massa atau diteruskan ke milis lain? Tepatkah berpolemik di milis? Apa beda milis dengan media online? Kebetulan, saya mencoba mengamati kejadian sehari-hari di sekeliling saya. Saya coba rangkai pengalaman saya yang tidak seberapa ini dari kesehari-harian di otak saya (komunikasi intrapersonal), diskusi dengan teman (komunikasi interpersonal), mailing-list (komunikasi kelompok), pernah di sebuah perusahaan (komunikasiperusahaan) dan di sebuah media massa (komunikasi massa). pengalaman2 tersebut saya coba kaitkan dengan beberapa pemahaman dasar tentang ilmu komunikasi bermediasi komputer (computer-mediated communication / CMC) yang saya geluti. Btw, thesis yang tengah saya garap saat ini adalah mengenai pola interaksi hacker indonesia. Mudah-mudahan lancar, he...he...he.... :) Kalau ada yang membutuhkan URL/Link/informasi tentang CMC, silakan hubungi saya. Jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas akan saya uraikan setelah latar belakang berikut ini. =========== Latar Belakang: =========== Dalam ilmu komunikasi, komunikasi tersebut dibagi atas beberapa jenis. Beberapa di antaranya adalah komunikasi intrapersonal, interpersonal, kelompok, perusahaan dan massa. Komunikasi Intrapersonal: Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang ada di dalam diri kita sendiri. Contohnya seperti merenung, berpikir, berkhayal dan berfantasi. Saat Anda di dalam kelas atau sedang rapat, lalu terbersit dalam pikiran Anda bahwa guru atau pimpinan rapat Anda cantik, maka Anda sedang melakukan komunikasi intrapersonal. Komunikasi Interpersonal: Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar dua individu. Contohnya Anda mengobrol dengan rekan sebelah Anda, tidak menyimak rapat atau pelajaran, asyik berdiskusi sendiri tentang film Harry Potter. Salah satu media yang mendukung komunikasi interpersonal adalah telepon, e-mail (jalur pribadi) dan private chat (IRC). Komunikasi Kelompok/Komunitas: Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan oleh lebih dari dua orang, tetapi dalam jumlah terbatas dan materi komunikasi tersebut juga kalangan terbatas, khusus bagi anggota kelompok tersebut. Contohnya apabila ada tugas kelompok dalam kelas atau perusahaan Anda untuk membahas masalah-masalah tertentu, maka kelompok Anda tersebut akan melakukan apa yang disebut dengan komunikasi kelompok. Salah satu media elektronis yang mendukung komunikasi kelompok adalah telepon party line, milis dan public chat (IRC) terbatas. Komunikasi Perusahaan: Komunikasi perusahaan adalah komunikasi yang berkaitan dengan segala sesuatu dengan kebijakan perusahaan, baik internal maupun eksternal. Jika komunikasi kebijakan perusahaan tersebut berkaitan dengan internal perusahaan, misalnya kenaikan gaji, pemberian bonus, keputusan PHK dan pembenahan manajemen, maka disebut sebagai komunikasi internal perusahaan. Tetapi jika komunikasi kebijakan perusahan tersebut berkaitan dengan eksternal perusahaan dan yang berkaitan dengan publik, misalnya rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) oleh PLN dan penjelasan tentang sebab-musabab kecelakaan Kereta Api oleh PT KAI, maka disebut sebagai komunikasi eksternal. Salah satu media yang mendukung komunikasi perusahaan adalah rapat berkala dan milis (untuk internal) serta siaran pers dan iklan layanan masyarakat (untuk eksternal). Untuk menangani komunikasi perusahaan, diperlukan sebuah bagian yang disebut bagian komunikasi perusahaan (kompers). Bagian kompers ini tugasnya beragam, dari meredam konflik internal hingga menjelaskan sesuatu ke publik, melalui perantara media massa. Komunikasi Massa: Komunikasi massa adalah komunikasi yang berkaitan dengan publik luas (massif), bersifat satu arah (tidak ada komunikasi antara para peserta-peserta komunikasi), bersifat tidak langsung (harus melewati media teknis), bersifat terbuka (ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim), serta mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Contoh media massa tersebut adalah media cetak, radio dan TV. Dengan adanya perkembangan teknologi, maka konsep tentang komunikasi massa mengalami revisi, khususnya dalam hal bersifat massif dan bersifat tidak langsung. Kini banyak media yang melakukan segmentasi, misalnya majalah khusus pria, majalah khusus wanita dan majalah khusus penggemar TI, itulah yang kini disebut sebagai demassifikasi (lawannya massif). Kemudian media online Internet, misalnya CNN.com, yang kita bisa atur sendiri ingin berita apa yang tampil di halaman depan, itu juga termasuk demassifikasi. Proses pengaturan berita yang akan ditampilkan tersebut sering disebut sebagai proses personalisasi. Internet pun merevisi tentang sebuah media yang bersifat satu arah. Kalau dahulu yang namanya satu arah adalah benar-benar satu arah (dari redaksi ke publik), pun kalau ada yang namanya suara pembaca (feed back), maka hal tersebut tidak terjadi secara berkesinambungan (asynchronous). Feed back tersebut baru akan muncul pada terbitan berikutnya, entah esok harinya untuk koran harian atau minggu depannya untuk majalah mingguan. Dengan adanya internet, maka begitu berita ditayangkan, maka akan langsung bisa diberikan komentar oleh pembacanya. Antar para pembacanya pun bisa saling berinteraksi dalam sebuah chatroom situs tersebut. Tetapi itu tidak mengubah konsep satu arah tersebut. Tetap, yang namanya komunikasi massa adalah satu arah, dari pemilik/penyedia informasi ke publik. Yang berubah adalah kecepatan menyampaian feed backnya saja, dari publik ke pemilik/penyedia informasi, yang bisa langsung detik itu juga. Bila langsung ditanggapi redaksi, maka terjadilah komunikasi synchronous, bila tidak ya tetap saja asynchronous. ================================================ Berikut ini adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di awal tulisan ini: ================================================ Mengapa ada jabatan Public Relation (PR) dalam suatu perusahaan? Fungsi PR adalah mengkontrol informasi apa yang boleh dan tidak boleh disampaikan kepada publik. Konotasi mengkontrol tersebut bukanlah mensensor, tetapi mengupayakan hal yang terbaik. Fungsi kontrol ini adalah disetiap lini komunikasi. Contohnya, kita pasti mengkontrol setiap informasi dalam intrapersonal ke interpersonal. Apakah kita akan ceritakan semua pikiran kita, hasrat kita atau fantasi kita ke orang lain, bahkan ke sahabat dekat Anda sendiri? Kontrol pun ada dari interpersonal ke kelompok. Apakah perselisihan Anda dengan kekasih Anda akan dibahas dalam diskusi kelompok karang taruna di daerah Anda? Dari kelompok ke perusahaan ada pula kontrolnya. Apakah sekelompok pegawai yang kompak melakukan korupsi akan bercerita tentangh kelakukan mereka kepada perusahaan? Dari perusahaan ke media massa pun demikian. Tidak semua informasi perusahaan bisa disampaikan ke media massa. Fungsi PR adalah mengkontrol informasi tersebut. Fungsi kontrol tersebutlah yang akhirnya melahirkan istilah off the record, alias tidak untuk publik. Benarkah orang yang dekat dengan wartawan pasti ada maksud tertentu? Ya dan Tidak. Wartawan adalah mahluk sosial, yang butuh berinteraksi. Saat membawa nama wartawan, dia berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi massa. Tetapi sebagai seorang individu, wartawan tersebut juga melakukan komunikasi intrapersonal. interpersonal, kelompok dan perusahaan. Sering terjadi pikiran-pikiran tentang kedekatan seseorang dengan wartawan, yang dianggap untuk mendapatkan akses informasi (bagi wartawan) atau untuk mendapatkan popularitas (bagi orang yang dekat dengan wartawan). Hal tersebut bukan tidak mungkin. Tetapi tidak melulu harus begitu. Ada kalanya nara sumber dekat dengan wartawan atau wartawan dekat dengan nara sumber, lantaran memang ada kecocokan dalam berkomunikasi interpersonal maupun kelompok. Jadi tidak melulu berkaitan dengan pemberitaan. Hal inilah yang memang samar bagi masyarakat, lantaran komunikasi intrapersonal tidak mudah ditangkap oleh orang lain, interpersonal tidak mudah ditangkap oleh kelompok, dan seterusnya sampai massa. Selalu ada saringannya, selalu ada kontrolnya. Tetapi ada pula pihak yang tidak nyaman apabila berbicara kepada wartawan. Ya itu wajar saja. Apakah Anda akan nyaman berbicara dengan orang lain yang bisa membaca pikiran Anda? Anda pasti akan sedikit terganggu apabila intrapersonal Anda bisa terbaca oleh interpersonal. Demikian pula, orang atau sebuah institusi takut berbicara dengan wartawan karena kuatir komunikasi interpersonal bisa bocor ke, kelompok bisa bocor ke perusahaan, atau perusahaan bisa bocor ke massa. Apakah benar mengutip berita di mailing-list (milis) untuk konsumsi media massa? Kalau Anda sudah diberi ijin oleh pemilik milis dan dari orang yang akan Anda kutip, maka Anda dibernarkan mengutip isi milis untuk pemberitaan, Anda sebarkan ke milis lain atau Anda pajang di situs Anda. Alasannya adalah, milis merupakan komunikasi kelompok, bukan komunikasi massa. Komunikasi kelompok tersebut pun untuk kelompok tertentu, bukan segala kelompok. Sekali lagi, apakah Anda akan nyaman apabila rahasia pikiran Anda dibaca oleh orang lain? Apakah Anda nyaman apabila perselisihan Anda dengan rekan kerja Anda diketahui oleh seluruh anggota kelompok? Demikian pula dalam komunikasi kelompok, tidak semua apa yang didiskusikan dalam kelompok bisa serta merta beralih menjadi materi komunikasi massa atau materi komunikasi kelompok lain. Tepatkah berpolemik di milis? Berdiskusi tepat dilakukan di milis. Berpolemik tidak tepat. Polemik hanyalah suatu 'debat kusir' yang sudah tidak jelas ujung-pangkalnya dan tidak lagi bermaksud untuk mencari satu titik penyelesaian. Pada awalnya, polemik kerap dilakukan dalam media massa. Jika Anda berselisih paham dalam kelompok Anda saja, dan tidak sampai diketahui oleh kelompok lain, maka hal tersebut bukanlah sebuah polemik. Tetapi jika sampai diketahui oleh kelompok lain, sampai menggunakan milis atau media massa, maka jadilah perselisihan tersebut sebagai sebuah polemik. Dahulu dalam media massa, ada suatu kontrol untuk menghindari polemik, yaitu keredaksian. Dalam milis, fungsi kontrol tersebut berada di tangan moderator. Sangatlah tidak bijak membawa segala urusan intrapersonal ke interpersonal, interpersonal ke dalam urusan kelompok, urusan kelompok ke perusahaan, perusahaan ke massa. Harus ada kontrol. Dan kontrol tersebut lebih banyak pada diri kita sendiri, mengacu kepada etika dan norma yang kita pakai sendiri. Perselisihan pada dasarnya adalah urusan antar Anda dengan orang lain saja, tidak perlu melibatkan tingkat yang lebih tinggi lagi dengan jumlah massa yang lebih banyak. Jangan berharap menuai simpati setelah Anda berpolemik di milis, karena selain Anda akan dianggap tidak memiliki etika, kredibilitas Anda pun akan pudar. Apa beda milis dengan media online? Berbeda! Milis adalah media komunikasi kelompok, sedangkan media online adalah media komunikasi massa. Masing-masing mempunyai karakteristik sendiri. Kredibilitas informasi, pengaturan alur informasi, mekanisme pertanggung-jawaban materi dan umpan balik berbeda-beda antara masing-masing konsep komunikasi. Sebuah informasi di media massa banyak yang dikutip oleh milis. Ini berarti dari komunikasi massa untuk turun ke komunikasi kelompok atau langsung dari ke interpersonal tidaklah banyak mengalami kontrol. Kecenderungan orang adalah percaya dengan materi yang disampaikan pada jenis komunikasi di atasnya. Contohnya, pemberitaan Wulan Guritno berselingkuh dengan Nugi di media massa, segera menjadi topik diskusi interpersonal (gossip antar ibu-ibu) atau diskusi kelompok (penggemar Wulan Guritno). Atau dalam suatu komunikasi kelompok karyawan yang kasak-kusuk bahwa perusahaannya akan mengadakan PHK, maka secara intrapersonal kita akan was-was. Lalu menyebarkan ke was-wasan kita tersebut secara interpersonal ke teman kita yang lain. Jadi, kalau informasi tersebut "diturunkan" tingkatnya, maka akan mudah diserap oleh para pelaku komunikasi. Kalau "dinaikkan" tingkatnya, maka akan ada fungsi kontrol dll. Yang jadi masalah adalah, tidak sedikit media massa yang main hatam kromo mengutip informasi di milis tanpa cek-ricek dan tanpa persetujuan pemilik milis dan pihak yang dikutip. Tidak semua informasi yang sensasional di milis (komunikasi kelompok) dapat dinaikkan ke media massa (komunikasi massa). Contohnya, pernah ada dalam milis Gerakan Nasional Telematika (Genetika), e-mail dari seorang ibu/istri yang mengeluh dan meratap lantaran suaminya dipecat lantaran perusahaannya ditutup. Tanpa melakukan cek-ricek, beberapa anggota milis tersebut ada yang langsung memforward e-mail tersebut ke milis lain dan ada pula yang dengan gegap gempita memberikan komentar, bersimpati dan menghujat pihak-pihak lain. Yang memprihatinkan, ada sebuah media massa yang kemudian mengutip e-mail dari ibu/istri tersebut dan sekaligus mengutip komentar salah seorang anggota milis. Sampai sekarang, tidak jelas siapakah ibu tersebut, perusahaan apa yang ditutup. Pertanyaan mendasar, apakah eksistensi/keberadaan si ibu/istri tersebut bisa dibuktikan? Siapa yang bertanggung-jawab dengan kebenaran informasi yang sudah diforward kesana-kemari, ditanggapi A sampai Z hingga dikutip oleh sebuah media massa? Anggaplah bahwa ibu/istri tersebut memang ada, harusnya ada mekanisme dasar untuk menaikkan level materi komunikasi kelompok menjadi komunikasi massa. Nah kalau figur ibu/istri tersebut hanyalah fiktif belaka, siapakah yang telah melakukan kebohongan publik? Apakah orang-orang yang memforward e-mail tersebut ke milis-milis lain ataukah media massa yang mengutipnya tanpa cek-ricek? Hal tersebutlah antara lain yang membedakan milis dengan media online. Demikian sekedar pemikiran dari saya. Mohon agar dikoreksi atau dikritik apabila memang terdapat hal-hal yang kurang tepat. Terimakasih. nb: Saya mengucapkan selamat hari Idul Fitri bagi umat Muslim, selamat hari Natal bagi umat Kristiani dan selamat Tahun Baru bagi umat manusia. Mohon maaf lahir-bathin, mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan saya, baik yang disengaja maupun tidak, lisan maupun tulisan. Mudah-mudahan kita bisa makin merasakan damai di hati, damai di bumi dan damai di kantong :) -dbu- Pekerja TI Biasa _______________________________________________ Milis Komunitas Sekolah2000 (A.K.A [EMAIL PROTECTED]) Untuk posting kirim email ke : [EMAIL PROTECTED] Untuk mengubah mode langganan anda, berhenti langganan kunjungi: http://milis.sekolah2000.org/mailman/listinfo/komunitas